Populasi dan Kerangka Sampling Pemilihan Responden

27 bermatapencaharian sebagai nelayan tangkap, dan terjadi konflik di wilayah tersebut. Penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan Tabel 2. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011 Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus Sept 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Pengambilan data lapangan Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Sidang skripsi Perbaikan laporan penelitian

3.3 Populasi dan Kerangka Sampling

Mayoritas masyarakat di wilayah penelitian memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Dalam penelitian ini difokuskan kepada nelayan tradisional yang berstatus sebagai nahkoda dengan jarak tangkap pada jalur satu, yaitu sejauh enam mil. Maka populasi untuk penelitian ini adalah nelayan yang berstatus sebagai nahkoda dengan jarak tempuh pada jalur satu. Namun karena kelurahan ini memiliki RW dan jumlah nelayan yang juga sangat banyak maka peneliti melakukan penyempitan wilayah penelitian. Kelurahan ini tidak memiliki dusun sehingga secara adminsitrasi wilayah yang lebih kecil dalam kelurahan ini adalah Rukun Warga RW. Maka peneliti memilih satu dari 18 RW secara sengaja berdasarkan informasi dari informan yang terpercaya setelah melakukan wawancara dan diskusi sebagai wilayah penelitian. Pemilihan ini didasarkan pada 28 aspek jumlah nelayan tradisional berstatus nahkoda terbanyak sehingga dipilih RW X dengan jumlah nahkoda sebanyak 74 orang. Maka populasi penelitian ini adalah nelayan yang berstatus sebagai nahkoda serta berdomisili di RW X. Rukun Warga RW X ini memiliki delapan RT dimana terdapat 9 nelayan di RT 01, 10 nelayan di RT. 02, 8 nelayan di RT 03, 10 nelayan di RT 04, 13 nelayan di RT 05, 5 nelayan di RT 06, 10 nelayan di RT 07, dan 9 nelayan di RT 08. Selanjutnya dari semua RT tersebut diambil secara acak nelayan yang dijadikan responden penelitian.

3.4 Pemilihan Responden

Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat setempat dan aparat pemerintah untuk mengetahui proses terjadinya konflik. Sedangkan untuk mengetahui karakteristik nelayan, akses politik, skala usaha nelayan, dan akses sumberdaya alam nelayan dilakukan melalui survey dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara. Untuk mendapatkan responden yang akan diwawancarai sesuai dengan kuesioner maka peneliti membuat seluruh daftar nama nelayan terlebih dahulu. Setelah itu ditentukan 37 orang nelayan yang dijadikan sebagai responden Lampiran 1. Angka ini diperoleh dari setengah atau 50 persen dari jumlah populasi yang ada di wilayah penelitian. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan data yang lebih akurat dan valid. Penentuan responden dilakukan secara acak simple random sampling dengan menggunakan kertas undian. Gambar 2 Teknik Sampling dalam Pengambilan Responden Kelurahan Cilacap Total RW di Kelurahan Cilacap sebanyak 18 RW Dipilih RW X Penentuan RW: purposif Total RT: 8 RT Penentuan: purposif Jumlah nelayan nahkoda: 74 orang Secara acak dipilih 37 orang 50 persen dengan 3 responden cadangan 10 persen dari 37 29 Selain mendapatkan data dari responden, penelitian ini juga mendapatkan informasi dari informan. Beberapa pihak terkait diwawancara secara mendalam untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah gambar proses teknik bola salju dalam mendapatkan informan. Gambar 3. Teknik Bola Salju Informan Ketua RW X memberikan informasi kemana peneliti harus pergi untuk wawancara agar mendapatkan data yang dibutuhkan. Pak Skr memberitahu peneliti untuk pergi ke ketua RT. 310. Selain mendapatkan informasi mengenai calon informan selanjutnya, Bapak Skr juga memberikan informasi mengenai cara kerja kapal tanker karena beliau pernah menjadi nahkoda kapal non nelayan. Informasi yang peneliti dapat dari Pak Jhr mengenai jenis kapal atau perahu yang digunakan oleh nelayan di perairan Cilacap, kejadian kecelakaan kapal tanker, serta proses yang terjadi.pak Msb menguatkan informasi dari Pak Jhr. Sedangkan Pak Yg memberikan tambahan informasi mengenai kegiatan rutin kelompok nelayan. Informasi selanjutnya didapatkan dari Dinas Perhubungan mengenai peta alur pelayaran dan nara sumber yang lebih tepat untuk menjawab kejadian mengenai kecelakaan kapal tanker. Pak Jsn memberi tahu bahwa data mengenai pelabuhan dan kecelakaan lebih lengkap di Kantor Penjagaan Laut dan Pelabuhan. Di dinas tersebut peneliti bertemu dengan Pak Knf yang memberikan data Ketua RW. X Pak Skr Ketua RT. 310 Pak Jhr Ketua Kel. Nelayan Padanarang: Pak Msb Ketua Kel. Nelayan Kebon Baru: Pak Yg Dinas Perhubungan: Pak Jsn KPLP: Pak Knf DKP: Pak Sfl dan Pak Ars 30 kecelakaan serta jumlah dan jenis kapal non nelayan. Pengambilan informasi dilanjutkan di Dinas Kelautan dan Perairan dan peneliti bertemu dengan Pak Sfl. Beliau memberikan data berupa kronologis kejadian kecelakaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Prospek Peranan Sukun dalam Food Security (Keamanan Pangan), dan Tataniaga Sukun Studi Kasus di Kelurahan Tritih Kulon, Kecamatan Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

1 11 126

Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang (PENAEID) di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap)

0 11 154

Asset-Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan (Studi Kasus Proses Mobilisasi Asset Sosial Pada Komunitas Nelayan Di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap, Jawa Tengah)

0 17 188

Rancang-bangun Jaring Sirang (Bottom Gillnet) di Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

0 18 62

Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

0 6 172

Model Pengelolaan Sumberdaya Udang Penaeidae spp di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

2 21 93

Pengaruh Perikanan Apong terhadap Keberadaan Sumberdaya Udang (PENAEID) di Perairan Karang Anyar, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap)

0 2 72

Analisis pemasaran ikan laut segar di Kabupaten Cilacap (Studi Kasus di Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap)

3 37 159

STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN SEBAGAI OBAT DI KELURAHAN KUTAWARU KECAMATAN CILACAP TENGAH KABUPATEN CILACAP

0 0 16

PENERAPAN SISTEM EVAKUASI TSUNAMI DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN CILACAP, KASUS : KECAMATAN CILACAP SELATAN Tsunami Evacuation System Application In Cilacap Regency Urban Area, Case : Southern Cilacap District

0 0 12