11
4. Akses terbuka open access, yaitu sumberdaya dapat dimiliki oleh semua
orang.
2.1.2 Konflik 2.1.2.1 Definisi Konflik
Konflik atau pertentangan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan
dengan ancaman atau kekerasan Soekanto 2002. Sementara itu, Daniel Webster
dalam Pickering mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok
satu sama lain; 2.
Keadaan atau prilaku yang bertentangan misalnya: pertentangan pendapat, kepentingan, atau antar individu;
3. Perselisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan
yang bertentangan; dan 4.
Perseteruan.
2.1.2.2 Jenis Konflik
Konflik memiliki dua macam jenis, yaitu konflik vertikal dan horizontal. Konflik vertikal melibatkan dua atau lebih kelompok yang memiliki stratifikasi
sosial yang berbeda, seperti kaum elit dengan masyarakat biasa. Salah satu contonya adalah konflik antara masyarakat penambang emas dengan pihak taman
nasional di Sulawesi Utara. Konflik ini disebabkan karena aparat menghentikan aktivitas PETI. Hal ini menyebabkan PETI melakukan pemberian upeti pada
aparat agar mereka diizinkan menambang di lokasi taman nasional Ginting 2005. Sedangkan konflik horizintal adalah konflik yang terjadi antara dua
kelompok atau lebih yang memiliki stratifikasi sosial yang sama, seperti antar masyarakat atau antar pemerintah Maskanah et al. 2000 dalam Susan 2010.
Salah satu contohnya adalah konflik antar kelompok penambang emas yang menyebabkan pertarungan antar kampung Lintong 2005.
12
Selain jenis, konflik juga memiliki tipe yang berbeda. Seperti dalam Susan 2010 yang mengacu pada Fisher 2001, tipe konflik dibagi menjadi empat,
yaitu: 1.
Konflik tanpa konflik adalah konflik yang memiliki situasi stabil. Dalam hal ini bukan berarti tidak terjadi konflik, melainkan terdapat
situasi-situasi yang menjadikan keadaan menjadi stabil, yaitu masyarakat mampu menciptakan struktur sosial yanng bersifat
mencegah ke arah konflik kekerasan serta sifat budaya yang memungkinkan anggota masyarakat menjauhi permusuhan dan
kekerasan.
2. Konflik laten adalah suatu keadaan yang di dalamnya terdapat banyak
permasalahan, sifatnya tersembunyi, dan perlu diangkat ke permukaan
agar bisa ditangani.
3. Konflik terbuka adalah situasi ketika konflik sosial telah muncul ke
permukaan yang berakar dalam dan sangat nyata serta memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai
efeknya. Konflik ini menimbulkan tindakan anarki dan korban jiwa seperti yang terjadi di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
Lintong 2005.
4. Konflik di permukaan yaitu konflik yang memiliki akar dangkal atau
tidak berakar dan terjadi hanya karena kesalahpahaman mengenai
sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi.
Sedangkan dalam Satria 2009 mengacu pada Satria 2006, terdapat tujuh macam konflik nelayan, yaitu:
1. Konflik kelas, yaitu konflik yang terjadi akibat perbedaan kelas sosial
nelayan dalam memperebutkan wilayah penangkapan. Akibatnya ada satu pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi, sementara itu ada
pihak lainnya yang didominasi Adhuri 2005. 2.
Konflik kepemilikan sumberdaya, merupakan konflik yang terjadi dalam isu “ikan milik siapa” atau “laut milik siapa”.
3. Konflik pengelolaan sumberdaya, merupakan konflik yang disebabkan
oleh pelanggaran aturan pengelolaan baik yang terjadi antar nelayan
13
maupun antara nelayan dengan pemerintah. Dalam Hikmah 2008, akibat dari konflik jenis ini, yaitu:
a. Terancamnya keberlanjutan sumberdaya perairan.
b. Rusaknya kelestarian lingkungan perairan.
4. Konflik cara produksi atau alat tangkap, merupakan konflik yang
terjadi karena perbedaan alat tangkap. Konflik ini mengakibatkan rusaknya lingkungan perairan Hikmah 2008 dan adanya dominasi
dari nelayan dengan alat tanggap modern pada nelayan tradisional Kinseng 2007.
5. Konflik lingkungan, merupakan konflik yang terjadi akibat kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh praktik salah satu pihak yang merugikan nelayan.
6. Konflik usaha, merupakan konflik yang terjadi di darat akibat
mekanisme harga ataupun sistem bagi hasil yang merugikan sekelompok nelayan. Menurut Hikamah 2008 akibat dari konflik ini,
yaitu: a.
Kerugian materi. b.
Nelayan menjual hasil tangkapan ke pemilik modal dengan harga jauh di bawah harga pasar.
c. Nelayan didesak untuk menggunakan Trawl.
7. Konflik primordinal, merupakan konflik yang terjadi akibat perbedaan
identitas, secara etnik, asal daerah, dan seterusnya. Akan tetapi konflik primordinal tidak pernah berdiri sendiri atau menjadi penyebab utama
dalam suatu konflik. Konflik ini mengakibatkan terganggunya akses suatu pihak terhadap sumberdaya Adhuri 2005.
2.1.2.3 Penyebab Konflik