danTaman Raya seluas 5 789 ha. Sementara RTH alami pada kawasan budidaya adalah berupa Hutan Produksi Terbatas seluas 4 376 ha. Sebaran jenis RTH alami
di Kota Palu dibuat berdasarkan per kecamatan pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas RTH di Kota Palu menurut kecamatan tahun 2009
Sumber : BPS Kota Palu, 2010 Kebutuhan RTH di suatu wilayah bila didasarkan pada jumlah
penduduknya, maka dapat diketahui rasionya Tabel 3.
Kecamatan Hutan
Lindung Ha
Taman Hutan Raya
Ha Hutan
Produksi Terbatas Ha
Jumlah Total Ha
Palu Barat 2 512,91
- -
2 512,91 Palu Selatan
899,88 1 535,24
- 2 435,12
Palu Timur 3 728,19
4 235,76 2 358,22
10 322,17 Palu Utara
- -
2 017,77 2 017,77
Jumlah 7 141,00
5 789,00 4 376,00
17 306,00
Tabel 3. Luas RTH kota Palu berdasarkan jumlah penduduk
Sumber: BPS Kota Palu, 2010
Nurisjah et al 2005, menggunakan istilah urban green space atau Ruang Terbuka Hijau Perkotaan, yang diartikan sebagai bagian dari ruang-ruang terbuka
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi endemik, introduksi guna mendukung manfaat langsung dan atau tidak langsung
yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah perkotaan. Fungsi RTH perkotaan adalah:
fungsi ekologis, fungsi arsitektural, fungsi sosial dan fungsi ekonomi Gambar 2.
No Jumlah Penduduk Jiwa
Luas RTH Ha
1 10 000
0,7 2
50 000 0,85
3 100 000
0,90 4
250 000 1,00
5 500 000
1,10 6
1 000 000 1,15
Sumber: Nurisjah et al 2005 Gambar 2. Fungsi RTH perkotaan
RTH berkaitan dengan kenyamanan di mana pengaruh langsung RTH dalam meredam radiasi matahari melalui efek penaungan. Secara bersamaan
meredam penggunaan radiasi netto untuk memanaskan udara akibat proses transpirasi, sehingga dengan adanya RTH membawa rasa nyaman dari segi suhu
udara yang lebih rendah, juga suplai oksigen bagi makhluk hidup di sekitar RTH Effendy, 2007.
Wilayah Perkotaan
Ruang Terbangun
Ruang Terbuka
Ruang Terbuka Hijau RTH
Ruang Terbuka Non-Hijau
Fungsi Intrinsik Fungsi Ekstrinsik
Fungsi Ekologis
Fungsi Arsitektura
Fungsi Sosial Fungsi
Ekonomi
2.2 Hutan Kota
Definisi hutan kota menurut hasil rumusan Rapat Teknis Hutan Kota di Jakarta pada bulan Februari 1991 bahwa hutan kota adalah suatu lahan yang
bertumbuhan pepohonan di wilayah perkotaan, baik di tanah negara maupun di tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal pengaturan
tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan ruang terbuka hijau RTH pepohonan serta areal
tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota Dahlan, 2004. Menurut Fakuara 1987 hutan kota diartikan sebagai suatu tumbuhan atau
vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya seperti proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus
lainnya. Hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi pohon yang mampu menciptakan iklim mikro dan lokasinya di perkotaan atau dekat kota. Hutan di
perkotaan ini tidak memungkinkan berada dalam areal yang luas. Bentuknya juga tidak harus dalam bentuk blok, akan tetapi hutan kota dapat dibangun pada
berbagai penggunaan lahan. Oleh karena itu diperlukan kriteria untuk menetapkan bentuk dan luasan hutan kota. Kriteria penting yang dapat dipergunakan adalah
kriteria lingkungan. Hal ini berkaitan dengan manfaat penting hutan kota berupa manfaat lingkungan yang terdiri atas konservasi mikroklimat, keindahan, serta
konservasi flora dan kehidupan liar Fandeli, 2004. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota, Pasal 1 ayat 2 hutan kota
adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang
ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Departemen Kehutanan 2002, mengungkapkan ada dua pendekatan yang
dipakai dalam menerapkan luas hutan kota yaitu : 4.
Pendekatan Pertama yaitu hutan kota dibangun pada lokasi-lokasi tertentu saja. Pada pendekatan ini hutan kota merupakan bagian dari suatu kota.
Penentuan luasannya pun dapat berdasarkan: 1 prosentase dari luasan kota;
2 perhitungan per kapita berdasarkan jumlah penduduk; atau 3 berdasarkan isu utama yang muncul.
5. Pendekatan kedua yaitu semua area yang ada di suatu kota pada dasarnya
adalah area untuk hutan kota. Pada pendekatan ini komponen yang ada di kota seperti pemukiman, perkantoran dan industri dipandang sebagai suatu
enklave bagian yang ada dalam suatu hutan kota. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi
lingkungan perkotaan yang rusak adalah dengan pembangunan hutan kota yang memiliki beraneka ragam manfaat diantaranya adalah sebagai ameliorasi iklim
mikro yang diharapkan dapat menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon dapat menahan
radiasi balik reradiasi dari bumi. Kehadiran pohon dalam lingkungan kehidupan manusia, khususnya di perkotaan memberikan nuansa kelembutan tersendiri.
Perkembangan kota yang lazimnya diwarnai dengan aneka rona kekerasan, dalam arti harfiah ataupun kiasan, sedikit banyak dapat dilunakkan dengan elemen
alamiah seperti air baik yang diam-tenang maupun yang bergerak-mengalir dan aneka tanaman mulai dari rumput, semak hingga pohon Budihardjo, 1993.
Berdasarkan letaknya, hutan kota dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu hutan kota permukiman, hutan kota industri, hutan kota wisata rekreasi, hutan
kota konservasi dan hutan kota pusat kegiatan Irwan, 2005. Menurut bentuknya, Dahlan 2004 membagi dalam lima bentuk, yaitu: jalur hijau, taman kota, kebun
dan halaman, kebun raya hutan raya kebun binatang dan hutan lindung. Sedangkan fungsi dari hutan kota, menurut Fandeli 2004 antara lain adalah: a
identitas kota; b nilai estetika; c penyerap karbondioksida CO
2
; d pelestarian air tanah; e penahan angin; f ameliorasi iklim; g habitat hidupan liar; dan h
produksi terbatas manfaat ekonomi. Sedangkankan Departemen Kehutanan 2002, mengemukakan tipe hutan kota, yaitu: 1 Tipe Pemukiman, yaitu hutan
kota yang berupa taman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan. Sedangkan taman sendiri
didefinisikan sebagai sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak, dan rerumputan yang dapat dikombinasikan
dengan kreasi dari bahan lainnya; 2 Tipe kawasan Industri, dimana suatu