Keringnya Kota Palu nampak juga pada kondisi angin yang mendatangkan hujan sepanjang tahun bertiup dari arah Utara  dengan kecepatan rendah 3-5 knot.
Hal  ini  membuat  hujan  yang  datang  merupakan  hujan  ringan  hingga  sedang, jarang  sekali  hujan  deras.  Tipe  angin  yang  bertiup  dari  utara  ini  seperti  angin
bayangan hujan,  di  mana  angin  yang  membawa  hujan  telah  jatuh  di  sisi  gunung yang lain berlawanan sisi dengan kota Palu.  Hal inilah  yang menyebabkan Palu
seperti  kota  tropis  kering  semi  gurun.    Kota  seperti  ini  hanya  cocok  bagi pengembangan  tanaman  keras  hutan  yang  juga  tahan  kondisi  sedikit  air  dan
bersuhu  panas. Kondisi  kecepatan  angin  dan  arah  angin dapat  dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kondisi Angin di Kota Palu Bulan
Kecepatan angin Knot
Arah Angin Januari
4 Utara
Februari 4
Utara Maret
5 Utara
April 4
Utara Mei
4 Utara
Juni 3
Utara Juli
3 Utara
Agustus 4
Utara September
4 Utara
Oktober 4
Utara November
4 Utara
Desember 4
Utara Sumber : BMKG, Stasiun Mutiara Palu 2011
Suhu maksimum bulanan yang terjadi bervariasi antara 35,1
o
C dan 36,2
o
C. sedang  suhu  minimum  yang  terjadi  pada  setiap  bulannya  adalah  antara  20,5
o
C dan  21,8
o
C. Suhu  rata-rata  bulanan  Kota  Palu  juga bervariasi  antara  26,8
o
C  dan 27,8
o
C.  Suhu  rata-rata  tertinggi  terjadi  pada  bulan  Oktober  dan  Desember. Sedang  suhu  rata-rata  minimum  terjadi  pada  bulan  Juli.
Keadaan suhu maksimum, rata-rata, dan minimum bulanan dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Suhu maksimum,  rata-rata,  dan  minimum bulanan  Kota  Palu  antara tahun 2005 – 2010
Data  pada  tahun  2009  menunjukkan  bahwa  kelembaban  udara  yang  terjadi di  Kota  Palu  tertinggi  terjadi  pada  bulan  Agustus  dengan  kelembaban  83
kemudian  bulan  Juli  dengan  kelembaban  82,  bulan  April  kelembaban  udara 81,    dan  kelembaban  udara  terendah  terjadi  pada  bulan  Februari  yaitu  75
kemudian  disusul  bulan  Mei  dengan  kelembaban  udara  77.  Rata-rata kelembaban udara untuk Kota Palu pada tahun 2009 adalah 79.
Radiasi  matahari  atau  penyinaran  matahari  tertinggi  terjadi  pada  bulan November  yaitu  sebesar  67,  kemudian  pada  bulan  Oktober  dan  Mei  masing-
masing  62  dan  61.  Radiasi  matahari  terendah  untuk  Kota  Palu  terjadi  pada bulan  Februari  yaitu  sebanyak  39.  Rata-rata  penyinaran  matahari  atau  radiasi
matahari  untuk  Kota  Palu  pada  tahun  2009  adalah  54,25.    Tekanan  udara tertinggi  terjadi  Kota  Palu  pada  tahun  2009  yaitu  sebesar  1  011  mb  terjadi  pada
bulan Januari, dan tekanan udara terendah terjadi pada bulan April dan November yaitu 1 009,6 mb.
4.5. Kondisi Penggunaan Lahan di Kota Palu
Penggunaan lahan  di Kota Palu pada umumnya terbagi atas enam jenis yaitu pemukiman, lahan basah, hutan produksi terbatas,  hutan lindung, suaka alam dan
sarana prasarana. Penggunaan lahan didominasi oleh suaka alam sebesar 30  dan terkecil  adalah  lahan  untuk  sarana-prasarana  sebesar  5.  Distribusi  penggunaan
lahan di Kota Palu di sajikan pada Gambar 15.
Sumber: BPS Kota Palu, 2010 Gambar 15. Distribusi penggunaan lahan di Kota Palu
Penggunaan Penggunaan  lahan  untuk  permukiman yang  ada  di  Kota  Palu berpola  linier  yaitu  mengikuti  jaringan  jalan  yang  ada.  Luas  lahan  untuk
permukiman  mencapai  2  505,05  ha.  Apabila  diperinci  per  kecamatan  diketahui luas lahan untuk permukiman terluas  di Kecamatan Palu Selatan yakni 854,32 ha,
diikuti oleh Kecamatan Palu Barat seluas 593.50 ha, Kecamatan Palu Utara seluas 538,76 ha dan terakhir Kecamatan Palu Timur dengan luas 518,47 ha. Penyediaan
sarana  prasarana  di  Kota  Palu  berupa  sarana  pendidikan,  pariwisata,  industri, olahraga,  dan  lain-lain.  Penggunaan  lahan  untuk  kawasan  perdagangan  yang  ada
di Kota Palu luasnya 63,13 ha. Pola penggunaan lahan untuk perdagangan terluas pada beberapa kelurahan yang merupakan pusat kegiatan perdagangan skala kota
seperti  di  Kelurahan;  Ujuna,  Baru,  Lolu  Utara,  Lolu  Selatan,  Besusu,  Tatura Utara, Siranindi. Penggunaan lahan untuk pariwisata terdiri dari penggunaan lahan
untuk kegiatanobyek wisata dan pengunaan untuk sarana akomodasi wisata. Luas penggunaan lahan untuk obyek dan kegiatan wisata di Kota Palu seluas 64.81 ha
sedangkan  luas  penggunaan  akomodasi  wisata  22,36  ha.  Pola  penggunaan  lahan untuk kegiatan dan obyek wisata dominan tersebar disepanjang pesisir teluk Palu
memanfaatkan  obyek  pantai  teluk  Palu  dengan  fokus  utama  di  bagian  selatan teluk.  Lahan  untuk kegiatan  industri    di  Kota  Palu  saat  ini  luasnya  94,56  ha,
terluas terdapat di kecamatan Palu Utara seluas  69,15 ha. Kawasan perkantoran yang ada di Kota Palu terdiri dari perkantoran
pemerintah seluas 96,75 ha, perkantoran militer  polisi dengan luas 27,04 ha dan perkantoran niaga luasnya 11.88 ha yang tersebar di tiap kecamatan. Penyediaan
sarana olahraga di Kota Palu seluas 15,66 ha. Lapangan olahraga ini tersebar di dua kecamatan yaitu Kecamatan Palu Timur dan Kecamatan Palu Utara.
Luas  kawasan  lahan  basah  yang  terdapat  di  Kota  Palu  saat  ini yang  di delineasi dari citra ikonos serta dikoreksi di lapangan adalah 1 314,84 ha, dengan
perincian  per  kecamatan  adalah Kecamatan  Palu  Utara  seluas  537,01  ha, Kecamatan Palu Selatan  seluas 524,38 ha, Kecamatan Palu Barat  seluas 171.88
ha danKecamatan Palu Timur seluas 81,58 ha.
Kawasan  hutan  produksi  terbatas  yang  ada  di  Kota  Palu  luasnya 4  189,42 ha.  Hutan  produksi  terbatas  hanya  terdapat  di  Kecamatan  Palu  Timur  dan  Palu
Utara. Sarana  pendidikan  di  Kota  Palu  tersebar  hampir  di  semua  wilayah kecamatan.  Sarana  pendidikan  yang  ada  terdiri  dari  sarana  pendidikan  dasar,
menengah, atas dan perguruan tinggi dengan luas total 280,60 ha RTRWK,2010. Dari  perencanaan  Pemda  Kota  Palu  telah  mengalokasikan  lahan  seluas  300  ha
untuk peruntukan ruang terbuka hijau untuk memenuhi minimal 20 ruang publik dan 10 ruang privat, rencana tersebut dapat dilihat pada Peta Rencana RTH pada
Lampiran 2.
4.6 Jenis Tanaman
Dari  hasil  survei  lapangan,  pada  titik  lokasi pengambilan  sampel berdasarkan hasil inventarisasi dijumpai jenis vegetasi seperti pada Tabel 9:
Tabel 9.  Jenis-jenis tanaman di lokasi titik pengambilan sampel
No. Lokasi
Jenis Tanaman Nama Latin
a. TAHURA
Ngatabaru 1. Johar
2. Gamal 3. Asam
4. Angsana 5. Akasia
6. Kayu putih 7. Lamtoro
8. Karui 9. Eboni
10. Palaquium obovatum Cassia seamea
Gliricidae maculata Tamarindus indica
Pterocarpus indicus Acacia auriculiformis
Melaleuca leucadendron Leucaena glauca
Acacia nilotica Diospyros celebica
Griff. Engl. Sapotaceae