Peran dan Kebutuhan Hutan Kota dalam Perbaikan Iklim Mikro di Kota Palu

Model ini dibangun dengan asumsi bahwa peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan luas ruang terbangun, dan sebaliknya menurunkan luas RTH. Hal ini berdampak pada penurunan luas hutan kota, dan menyebabkan meningkatnya suhu maksimum Kota Palu. Pada tahap analisis kecenderungan sistem dilakukan untuk mengeksplorasi perilaku sistem dalam jangka panjang ke depan 2010-2040 melalui simulasi model. Perilaku sistem ditetapkan selama 30 tahun, dalam kurun waktu simulasi yang disajikan dengan melihat perkembangan yang mungkin terjadi pada variabel-variabel yang akan dikaji.

5.5.1 Analisis Trend Sistem

Tahap analisis kecenderungan sistem dilakukan untuk mengeksplorasi perilaku sistem dalam jangka panjang ke depan 2010-2040 melalui simulasi model. Perilaku simulasi ditetapkan selama 30 tahun, dalam kurun waktu simulasi yang disajikan perkembangan yang mungkin terjadi pada variabel-variabel yang akan dikaji, variabel-variabel yang akan disimulasikan adalah trend penutupan lahan. Dari variabel trend luas tutupan lahan pada hasil simulasi model menunjukkan bahwa luas hutan menurun dari tahun ke tahun dan bahkan pada tahun 2040, luas hutan kota diprediksi akan sangat sedikit Gambar 28. Berdasarkan data dari tahun 1997 luas lahan terbangun adalah sebesar 2937,59 ha dan luas lahan RTH 31 775,61 ha hingga tahun 2010 meningkat menjadi 5 596,42 ha dan RTH turun menjadi 31 144,36 ha yang berarti lahan RTH semakin berkurang. Gambar 28. Hasil simulasi untuk trend luas tutupan lahan Berdasarkan hasil simulasi model atas prediksi suhu maksimum, maka penurunan luas hutan kota akan berdampak pada peningkatan suhu maksimum. Gambar 29. Gambar 29. Hasil simulasi untuk trend suhu maksimum Jika tidak dilakukan penataan hutan kota di Kota Palu, maka akan terjadi peningkatan suhu maksimum. Adapun prosentase luas ideal hutan kota dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan hubungan antara prosentase luas hutan dengan suhu udara maksimum. Prosentase luas ideal hutan kota adalah prosentase yang bersesuaian dengan suhu maksimum terendah antara tahun 1997- 2010 yaitu sebesar 33,8 o C. Dengan menggunakan persamaan linier hubungan antara dua variabel, maka diperoleh luas ideal RTH hutan kota sebesar 47. Sebagai upaya untuk ameliorasi iklim mikro, maka perlu adanya kajian kebijakan pengendalian alih fungsi lahan dalam penataan ruang, dan penambahan RTH hutan kota. Berdasarkan hasil simulasi model atas prediksi jumlah penduduk ditunjukkan pada gambar dibawah ini Gambar 30. Variabel trend populasi penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk secara alami diantaranya karena adanya kelahiran. Pada Gambar 30 menunjukkan kurva trend pertumbuhan penduduk yang positif naik mengikuti kurva sigmoid pada tahun simulasi 2010- 2040. Hal tersebut disebabkan meningkatnya laju kelahiran dibanding laju tingkat kematian. Akan tetapi laju pertambahan peduduk dapat diimbangi oleh adanya kematian dan migrasi yang dapat menurunkan pertumbuhan yang negatif. Pertumbuhan jumlah penduduk akan berimplikasi pada kebutuhan penggunaan lahan yang dapat kita lihat pada trend penutupan lahan terutama meningkatnya luas lahan terbangun. Akan tetapi dengan keterbatasan luas lahan maka menyebabkan ketersediaan lahan untuk kebutuhan penduduk suatu waktu tertentu tidak dapat lagi mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, maka berdampak pada terjadinya alih fungsi lahan. Hasil simulasi trend lahan terbangun yang menggambarkan meningkatnya kebutuhan lahan terbangun seiring meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang tentunya berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan dan makin maraknya alih fungsi lahan yang sulit dikendalikan Gambar 31. Gambar 30. Hasil simulasi untuk trend jumlah penduduk Gambar 31. Hasil simulasi untuk trend lahan terbangun Hasil simulasi trend penggunaan listrik juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pertambahan penduduk Gambar 32. Peningkatan penggunaan listrik memberikan dampak 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 1 5 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 2 5 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 3 5 0 1 Ja n 2 0 4 0 1 0 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 3 0 0 . 0 0 0 4 0 0 . 0 0 0 5 0 0 . 0 0 0 Ta hun P e n d u d u k P e n d u d u k ji w a 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 1 5 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 2 5 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 3 5 0 1 Ja n 2 0 4 0 3 . 0 0 0 6 . 0 0 0 Ta hun L a h a n T e rb a n g u n L a h a n T e rb a n g u n h a tekanan terhadap lingkungan yaitu secara tidak langsung berkontribusi terhadap emisi CO 2 , karena berperan dalam menghasilkan emisi dari pembakaran untuk pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan bakar fosil. Gambar 32. Hasil simulasi untuk trend pemakaian listrik

5.5.2 Hasil Analisis Validasi

Ada dua jenis validitas struktur, yaitu validitas konstruksi dan kestabilan struktur Muhammadi et al, 2001. Validitas konstruksi yaitu keyakinan terhadap konstruksi model valid secara ilmiah atau didukungditerima secara akademis. Kestabilan struktur yaitu keberlakuan atau kekuatan struktur dalam dimensi waktu. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata. Dari hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel jumlah penduduk dapat dilihat pada Gambar 34 perbandingan perkembangan jumlah penduduk kondisi aktual dan hasil simulasi , untuk mengetahui bahwa total jumlah penduduk sebagi sumber utama penyebab terjadinyanya peningkatan pemakaian listrik dan penggunaan lahan terbangun yang mengakibatkan penurunan lahan RTH hutan sehingga terjadi peningkatan suhu udara. Simulasi perbandingan jumlah penduduk aktual dan hasil simulasi periode tahun 2005 hingga tahun 2009 menunjukkan perilaku kurva yang sama antara nilai faktual dan nilai simulasi Gambar 33. Hasil validasi kinerja output model Hutan Kota untuk variabel jumlah penduduk dengan menggunakan rumus AME, AVE, masing-masing adalah 0,658, 0.1 dengan demikian nilai –nilai tersebut berada pada batas kriteria pengujian 10 nilai AME dan AVE Gambar 34. Hal tersebut menggambarkan bahwa dinamika pertumbuhan penduduk di kondisi nyata dan model berdasarkan validasi kinerja dikatakan valid. Gambar 33. Grafik perbandingan perkembangan jumlah penduduk hasil simulasi dengan kondisi aktual. Gambar 34. AME dari hasil validasi jumlah penduduk aktual dan simulasi.

5.5.3 Model Baseline Kota Palu

Kondisi riil saat ini di Kota Palu dengan masing-masing nilai variabel model sistem dinamik dalam kondisi seperti yang ada sekarang ini tanpa ada pengelolaan, maka diperkirakan luas ruang terbuka hijau akan mengalami penurunan terus menerus. Penurunan yang terjadi selama 13 tahun sejak tahun