Analisis Trend Sistem Model Hutan Kota untuk Ameliorasi Iklim Mikro

1997 sampai tahun 2010 bahwa RTH hutan mengalami penurunan dari 48,9 menjadi 29,5. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan telah terjadi alih fungsi lahan dari RTH menjadi lahan terbangun yang berdampak pada penurunan prosentase luas RTH hutan di kota palu. Pada tahun 2040 RTH kota Palu yang tersisa hanya pada kawasan Lindung saja dan kemungkinan pula ini akan habis karena telah bealih fungsi. Sebaliknya lahan terbangun akan terus bertambah hingga tahun akhir simulasi thn 2040. Penduduk akan terus bertambah dan seiring meningkatnya sarana transportasi dan terutama peningkatan komsumsi listrik yang memacu meningkatnya suhu udara. Jika semua variabel-variabel ini tidak dikendalikan dengan baik maka diperkirakan suhu kota Palu akan mencapai ≥36 o C Gambar 35. Berdasarkan rencana RTRWK Palu bahwa pengembangan hutan kota akan diarahkan ke dua Kecamatan yaitu Kecamatan Palu Selatan seluas ± 100 ha dan Kecamatan Palu Utara seluas 200 ha untuk kebun raya. Jika hanya dilakukan penambahan 300 ha sementara saat ini Hutan Kota baru mencapai seluas 122,53 ha, artinya total luas hutan kota baru mencapai 322,53 ha 0,81 dari luas kota palu belum cukup 1. Undang-undang No. 63 tahun 2002 mensyaratkan bahwa luas hutan kota minimal 10 dari luas total suatu wilayah kota. Oleh karena itu masih perlu penambahan ±9 dari luas kota untuk mencapai 3 950,55 ha luas hutan kota Gambar 21. Gambar 35. Grafik model base line Kota Palu 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 3 5 0 . 0 0 0 4 0 0 . 0 0 0 4 5 0 . 0 0 0 5 0 0 . 0 0 0 P e n d u d u k 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 3 6 3 7 3 8 3 9 S u h u M a k s im u n 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 2 0 0 . 0 0 0 3 0 0 . 0 0 0 4 0 0 . 0 0 0 5 0 0 . 0 0 0 6 0 0 . 0 0 0 7 0 0 . 0 0 0 L is t r ik 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 3 1 . 0 0 0 3 2 . 0 0 0 3 3 . 0 0 0 3 4 . 0 0 0 R T H 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 5 . 0 0 0 1 0 . 0 0 0 L H u t a n 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 5 . 0 0 0 6 . 0 0 0 7 . 0 0 0 8 . 0 0 0 L a h a n T e r b a n g u n

5.5.4 Penyusunan Skenario Model Hutan Kota untuk Ameliorasi Iklim Mikro

Dalam hubungannya penyusunan konsep model hutan kota untuk ameliorasi iklim mikro perlu dilakukan analisa untuk mengetahui alternatif langkah strategis dalam pemodelan yang dibangun dengan prakiraan kecenderungan lingkungan sistem ke depan. Untuk itu diperlukan beberapa skenario yang diterapkan pada model sebagai dampak adanya intervensi terhadap parameter model untuk merumuskan arahan kebijakan tentang besaran luas hutan kota dan sebarannya yang berfungsi sebagai pengameliorasi iklim mikro di Kota Palu. Skenario yang disusun dihubungkan dengan model, dilakukan interpretasi kondisi faktor kedalam variabel model. Dalam hal ini dilakukan beberapa perubahan pada variabel tertentu dalam model sehingga skenario dapat disimulasikan. Skenario pesimis, skenario moderat dan skenario optimis dapat dibangun pada model atas dasar pertimbangan kondisi dan intervensi yang akan kita lakukan terhadap variabel-variabel yang akan menghasilkan suatu rumusan kebijakan Tabel 13. Tabel 13. Skenario Intervensi Parameter Model Simulasi model dilakukan terhadap skenario di atas Tabel 13, untuk mengetahui perilakunya masing-masing. Kajian dilakukan terhadap peubah yang dianggap menentukan arah kebijakan dalam pembangunan hutan kota pada masa yang akan datang yaitu hasil simulasi jumlah penduduk dari tiga skenario. Ke tiga skenario memberikan hasil yang berbeda terhadap peubah yang dikaji, secara umum perbedaan antar skenario terlihat sejak awal sampai akhir simulasi Gambar 36. Berdasarkan hasil simulasi model untuk variabel suhu maksimum di kota palu pada setiap skenario bahwa terjadi perbedaan dari ketiga skenario yang digunakan. Jika dibandingkan dengan kondisi suhu maksimum eksisting dengan Kondisi Eksisting Skenario Pesimis Skenario Moderat Skenario Optimis • Laju Pertumbuhan Penduduk 1,7 2,0 1,5 1,0 • Pertumbuhan Hutan -9,6 -10,0 Tidak ada penambahan +2,0 • Suhu Udara - Tahun 2010 - Tahun 2015 - Tahun 2020 - Tahun 2025 - Tahun 2030 - Tahun 2035 - Tahun 2040 35,78 o C 37,09 o C 38,36 o C 39,51 o C 39,51 o C 39,51 o C 39,51 o C 35,78 o C 37,33 o C 38,83 o C 39,51 o C 39,51 o C 39,51 o C 39,51 o C 35,78 o C 36,59 o C 37,48 o C 38,43 o C 39,46 o C 39,51 o C 39,51 o C 35,78 o C 36,11 o C 36,41 o C 36,66 o C 36,84 o C 36,92 o C 36,86 o C 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 1 0 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 3 0 0 . 0 0 0 4 0 0 . 0 0 0 5 0 0 . 0 0 0 O p t _Pe n d u d u k Mo d _Pe n d u d u k Pe n d u d u k Pe s _Pe n d u d u k Ta hun J u m la h P e n d u d u k ji w a kondisi skenario pesimis maka tingkat suhu yang lebih tinggi pada kondisi pesimis. Sedangkan jika dibandingkan antara skenario moderat dan skenario optimis proyeksi suhu berada lebih rendah dari kondisi eksisting Gambar 37. Gambar 36. Prediksi jumlah penduduk hasil simulasi skenario sampai tahun 2040. Gambar 37. Prediksi suhu maksimum hasil simulasi skenario sampai tahun 2040. Berdasarkan hasil simulasi model tingkat penggunaan listrik di Kota Palu untuk setiap skenario bahwa terjadi perbedaan yang sangat jelas dari ketiga skenario yang digunakan, skenario pesimis dan skenario moderat tingkat penggunaan listrik cukup besar dibandingkan dengan skenario optimis. Skenario optimis memiliki proyeksi tingkat penggunaan listrik sangat rendah dan berada dibawah tingkat penggunaan listrik pada kondisi eksisting Gambar 38. Dari hasil simulasi model luas Hutan kota dari skenario yang digunakan terlihat perbedaan yang sangat jelas antara masing masing skenario dari ketiga 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 4 0 1 0 2 0 3 0 4 0 O p t _Su h u Ma k s im u n Mo d _Su h u Ma k s im u n Su h u Ma k s im u n Pe s _Su h u Ma k s im u n Ta hun S u h u M a k s im u m o C