Cuplikan cerita halaman 51-52

atas tidak hanya masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Indonesia namun juga masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Jepang.

3. Cuplikan cerita halaman 51-52

[…“Yang kulakukan hanya mengikuti jejak Kosuke. Justru kepandaianmu dalam pelajaran yang memotivasiku untuk belajar rajin.” Perkataannya membuatku geli. “Kau salah. Sudahlah, cukup sampai disitu saja. Omong-omong, kenapa memilih universitas wanita?” “Karena aku gagal diterima di Toudai” “Tou…” Aku kehilangan kata-kata. Toudai, katanya? Sampai sejauh mana sih perkembangan pikirannya? Rupanya niatnya mengikuti jejakku sudah mengarah ke tujuan yang salah. “Mengapa kau ingin sekali pergi ke Tokyo?” Mao mengangkat bahu. “Selama di SMP, kosuke kan sering bilang ‘aku akan pergi ke universitas di Tokyo’ , jadi akupun berniat melakukan hal yang serupa. Bisa masuk ke universitas wanita ini saja sudah ku anggap menjungkirbalikkan rencana awal.” Andai saja ini adalah kamarku dan bukannya taman, aku pasti sudah memeluk Mao. Bukan hanya tubuhnya, melainkan juga kepolosannya, antusianismenya, kemurahan hatinya, semuanya. Perasaan senang dan malu bercampur-baur dalam diriku. Ternyata perkataa n Mao dulu tentang ’aku juga pergi ke universitas di tokyo’ bukan hanya sekedar ikut-ikutan, melainkan sebuah janji...] Analisis : Universitas Sumatera Utara Pada cuplikan teks di atas, terdapat indeksikal nilai pragmatik tentang kesetiaan. Hal ini terlihat dari sikap Mao yang mengatakan. “Selama di SMP, kosuke kan sering bilang ‘aku akan pergi ke universitas di Tokyo’ , jadi akupun berniat melakukan hal yang serupa”. Mao ingin masuk ke Toudai yaitu universitas yang ingin dimasuki oleh Kosuke. Mao yang polos terus mengikuti kemana pun Kosuke akan pergi. Ketika lulus dari SMP kosuke pergi ke Tokyo dan Mao pun terus berusaha agar bisa masuk ke universitas yang sama dengan Kosuke. Sampai akhinya mereka bertemu kembali pun merupakan rencana yang dibuat oleh Mao, karena tidak dapat masuk ke universitas yang sama dengan Kosuke, Mao terus mencari keberadaan Kosuke. Ini sesuai dengan ajaran konfusianisme tentang “Zhong” Saputra:2002, artinya perilaku yang tepat, berlandaskan suara hati nurani dengan mewujudkan dalam segala tindakan. Zhong bertindak sesuai dengan cinta dan kebaikan, tanpa pamrih dan dengan tulus. Jika dilihat dari arti kata Setia menurut kamus lengkap bahasa Indonesia modern KLBIM : 436 setia adalah tetap dan teguh hati dalam persahabatan, perhambaan, perkawinan dsb.; patuh, taat; tulus tanpa pamrih; berpegang teguh pada pendirian, janji; setia kawan, perasaan bersatu. Maka cuplikan teks di atas menunjukkan bahwa kesetiaan yang terdapat di Jepang menurut Konfusius hampir sama dengan pengertian kesetiaan yang ada di Indonesia yaitu nilai kesetiaan yang ditunjukkan oleh Mao terhadap Kosuke yaitu mengikuti kemanapun Kosuke pergi karena Mao hanya ingin terus bersama dengan Kosuke. Ketika SMP Mao pernah berjanji untuk masuk ke Toudai juga bersama Kosuke, Mao mulai rajin belajar untuk bisa mengikuti Kosuke, namun takdir berkata lain. Mao dan Kosuke Universitas Sumatera Utara berpisah setelah lulus dari SMP dan tidak pernah bertemu lagi. Nilai pragmatik yang pembaca dapat jadikan acuan dalam novel ini adalah bahwa jika kita mencintai seseorang maka kita akan berusaha dengan gigih untuk dapat bersama dengan orang tersebut sampai kapan pun, mengikuti kemana orang tersebut pergi dan ingin berada disisinya. Berdasarkan analisis di atas, terdapat kesamaan antara pengertian kesetiaan di Jepang dan pengertian kesetiaan di Indonesia. Jadi, cuplikan teks di atas tidak hanya masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Indonesia namun juga masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Jepang. .

3.2.2 Nilai Kesetiaan dan Kasih Sayang setelah menjalani hubungan percintaan.