BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya sastra merupakan sebuah karya seni. Kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta “śāstra”, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”. Manfaat sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya
sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisah-kisah dan amanat yang dikomunikasikan kepada para pembaca.
Sejarah Jepang zaman modern menunjukkan adanya perubahan besar- besaran yang dilakukan rakyat Jepang setelah restorasi Meiji. Berakhirnya masa
restorasi Meiji membuat rakyat Jepang lega dan ingin melakukan berbagai pembaruan dalam bidang apapun. Masyarakat Jepang juga mulai membuka diri
terhadap pengaruh budaya barat yang menyebabkan Jepang semakin maju. Pembaharuan terjadi hampir diseluruh aspek, termasuk pada bidang kesusastraan.
Karya sastra merupakan hasil imajinasi dan kreativitas seorang pengarang. Pengarang menulis tentang apa saja yang menimbulkan keharuan batinnya, dan
mendorong untuk berpikir, mencernakan dan mensublimasikan apa yang dilihat, didengar, dirasakannya, dialaminya, dan akhirnya dia menciptakannya
Lubis,1996:37. Sastra mencoba mengarah kepada persoalan budaya, mencoba memahami kehidupan, melihat persoalan kehidupan, memberikan makna dan
mencari dasar persoalan. Karya sastra secara objektif dapat didefinisikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
karya seni yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca Abrams, 1981:142. Karya sastra mengungkapkan yang tak
terungkapkan, karena karya sastra mampu menghadirkan aneka macam konotasi yang dalam bahasa sehari-hari jarang kita temukan. Teks-teks yang dipakai dalam
sebuah karya sastra tak lain untuk suatu tujuan komunikatif yang praktis dan hanya berlangsung untuk sementara waktu saja dalam situasi komunikasi antara
pengarang dengan pembaca. Karya sastra dibedakan atas puisi, drama, dan prosa. Prosa merupakan
karya sastra yang bersifat paparan, atau sering juga disebut dengan karangan bebas karena tidak diikat oleh aturan-aturan khusus misalnya ritme, seperti halnya
dalam puisi. Jenis prosa terdiri dari 2 dua macam, prosa lama dan prosa baru. Prosa lama cenderung bersifat statis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama
yang mengalami perubahan secara lambat contohnya hikayat, dongeng, mitos, legenda, dan fable. Sebaliknya, prosa baru bersifat dinamis, yang senantiasa
berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Yang termasuk prosa baru adalah cerita pendek, roman, dan novel.
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisikan cerita-cerita fiksi yang biasanya menceritakan atau menggambarkan tentang realita kehidupan
dan interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungan sekitarnya. Purba 2001 : 63 menyatakan, “Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur
tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang, dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan
dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan. Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya. Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra. Tak sedikit juga novel
memberikan pengaruh buruk kepada pembaca secara tidak langsung yang disebabkan oleh faktor tema ataupun pola pikir remaja itu sendiri. Novel menjadi
karya sastra yang paling banyak dicari karena selain menjadi media hiburan juga terdapat nilai-nilai kebaikan.
Berdasarkan konsep novel diatas, bahwa novel dapat menggambarkan realita kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dapat
memberikan nilai positif dan manfaat kepada pembaca. Dalam hal ini banyak novel Jepang yang memberikan pesan positif maupun moral, salah satunya adalah
Novel Hidamari no Kanojo karya Koshigaya Osamu. Dalam Novel Hidamari No Kanojo karya Koshigaya Osamu bercerita
tentang romansa percintaan kaula muda Jepang dengan sedikit menambahkan unsur fantasi yang membuat novel ini menjadi lebih menarik. Watarai Mao
seorang wanita ceria, penuh kasih sayang dan cerdas yang memiliki karir bagus di sebuah perusahaan ternama di Jepang bertemu kembali dengan Okuda Kosuke.
Okuda Kosuke adalah cinta pertamanya saat masih SMP 10 tahun yang lalu. Dulunya Mao gadis bodoh yang ceria dan penuh semangat sangat menyukai
Kosuke yang pendiam di sekolah. Saat semua murid mengintimidasi Mao, hanya Kosuke yang membela dan berada di sisi Mao. Ketika Kosuke mengatakan akan
masuk universitas Todai Tokyo Daigaku, Mao bersikeras untuk mengikuti Kosuke. Namun akhirnya Mao melanjutkan universitas khusus wanita dan Kosuke
tidak pernah muncul di hadapan Mao lagi. Pertemuan kembali ini membawa mereka kembali dekat dan menjalin hubungan serius namun dibalik pertemuan ini
Universitas Sumatera Utara
mereka memiliki kisah perjuangan hidup, dilema romansa percintaan dan rahasia besar yang dimiliki oleh Mao untuk mengejar keinginannya. Watarai Mao yang
merupakan seeokor kucing menjelma sebagai manusia remaja dan diangkat menjadi anak oleh seorang polisi saat berumur 13 tahun. Mao mulai kehilangan
satu per satu nyawanya. Seperti yang kita ketahui bahwa dahulu kala ada mitos yang mengatakan bahwa kucing memiliki 9 nyawa, dan masyarakat Jepang
banyak yang mempercayai hal itu. Kosuke mulai mencurigai sifat Mao yang lama-kelamaan menjadi aneh dan saat mengetahui kebenarannya, Kosuke tetap
mencintai Mao, setia, mencari dan menunggu Mao yang akan datang kembali kepadanya.
Berdasarkan cuplikan cerita diatas, pengarang novel Hidamari no Kanojo yaitu Koshigaya osamu ingin menyampaikan tentang nilai kesetian dan kasih
sayang pasangan melalui tokoh Kosuke dan Mao. Novel ini lebih menitik beratkan tentang masalah yang dihadapi oleh sepasang kekasih yang akhirnya
menjadi suami istri dan memiliki konflik-konflik kecil yang mengiringi kehidupan mereka. Nilai-nilai kesetiaan dan kasih sayang akan pasangan masing-masing
membuat novel ini memiliki cerita unik disetiap halamannya. Setelah penulis membaca, novel ini sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis dalam
memahami dan memaknai nilai kesetiaan dan kasih sayang yang diungkapkan oleh pengarang Koshigaya Osamu dalam novel “Hidamari no Kanojo”
Keistimewaan tentang kesetiaan dan kasih sayang inilah yang melatar belakangi penulis membahas cerita novel ini dengan maksud dapat memberikan
pesan dan kesan cerita kepada pembaca, disamping itu untuk memperkaya kajian terhadap karya sastra yang bermutu terutama dari segi nilai-nilai kesetian dan
Universitas Sumatera Utara
kasih sayang dalam kehidupan. Pembahasan sejauh mana karya sastra memberikan manfaat terhadap pembacanya bisa dikaji berdasarkan pendekatan
pragmatik. Oleh karena itu pada skripsi ini penulis merasa tertarik untuk membahas
kesetiaan dan kasih sayang yang diungkapkan dalam novel “Hidamari no Kanojo”, sehingga akhirnya penulis memilih judul dalam skripsi ini yaitu
“Analisis Pragmatik Terhadap Cerita Novel “HIDAMARI NO KANOJO” karya Koshigaya Osamu
1.2 Rumusan Masalah