Cuplikan cerita halaman 36-37

dengan pengertian kasih sayang yang ada di Indonesia yaitu nilai kasih sayang yang ditunjukkan oleh Kosuke terhadap Mao saat melihat perilaku Mao yang kelewat jujur dan membuat jengkel, namun Kosuke tetap tidak bisa membencinya. Nilai pragmatik yang pembaca dapat jadikan acuan dalam novel ini adalah bahwa kita tidak boleh membenci seseorang hanya dengan sikapnya yang aneh, terlalu jujur akan sesuatu hal ataupun hal yang membuat kita jengkel dan marah, karena setiap orang pasti akan berubah baik itu menjadi lebih bagus ataupun lebih buruk. Kita harus menerima seseorang apa adanya dan kita harus menyayangi seseorang dengan tulus. Berdasarkan analisis di atas, terdapat kesamaan antara pengertian kasih sayang di Jepang dan pengertian kasih sayang di Indonesia. Jadi, cuplikan teks di atas tidak hanya masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Indonesia namun juga masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Jepang.

2. Cuplikan cerita halaman 36-37

[… Tiba-tiba saja Mao yang selama ini ada disampingku sudah menaiki palang panjatan. Gerakannya ringan dan cepat. Dengan kedua kakinya berpijak di palang paling atas, dia kembali membuka lembar ujiannya. “HeiBahaya Awas jatuh” Mao mendongak kearah langit biru. Daun-daun pohon ginko berguguran terkena tiupan angin. Karena posisi kedua kakinya terbuka lebar, bagian dalam rok Mao terlihat jelas. Bahkan dengan celana pendek yang dikenakannya, aku masih dibuat malu oleh pemandangan langkahnya yang sembrono. Lebih dari itu, aku tak sanggup melihat kalau dia sampai jatuh. “Sudah Jangan berdiri lagi di Universitas Sumatera Utara sana Kenapa sih kau harus selalu melakukan hal-hal berbahaya? Cobalah bersikap normal” “Tenang, tidak berbahaya kok. Nih, lihat” Mao kembali berjalan-jalan diatas palang dengan ahli. Kakiku serasa beku. “Kubilang bahaya Cepat turun Kalau sampai jatuh dan mati mana bisa pergi ke Tokyo?” “Gawat dong.” Mao berhenti melangkah, lalu perlahan-lahan turun. “Terimakasih,” kata Mao tiba-tiba saat separuh tubuhnya sudah mencapai tanah. “Untuk apa?” “Karena tidak pernah mengabaikanku.” Mendadak serasa sensasi hangat dalam tubuh yang belum pernah kualami sebelumnya. Tahu-tahu aku sudah menempelkan bibirku ke bibir Mao…] Analisis: Pada cuplikan teks di atas, terdapat indeksikal nilai pragmatik tentang kasih sayang. Hal ini terlihat dari percakapan antara Kosuke dan Mao. Ketika Kosuke mengatakan “Hei Bahaya Awas jatuh” Terlihat bahwa Kosuke merasa khawatir dan takut Mao terjatuh. Saat mereka sedang berbincang Mao yang suka melakukan hal-hal sembrono pun mulai memanjat palang tiang yang tinggi. Kelakukan Mao tersebut membuat hati Kosuke gelisah karena takut Mao akan jatuh dan terluka. Kosuke yang khawatir Mao akan terjatuh menyuruh Mao untuk turun namun Mao tidak mengindahkannya dan bersikeras bahwa hal yang dilakukannya tidak berbahaya. Kosuke pun mulai mengatakan hal yang ditakutkan Mao, bahwa kalau ia jatuh dan sampai mati dia tidak akan bisa pergi ke Universitas Sumatera Utara universitas Tokyo. Hal itu membuat Mao menuruti kata Kosuke dan perlahan- lahan menuruni palang tersebut. Sikap kasih sayang yang ditunjukkan oleh Mao terlihat ketika Mao mengatakan “Terimakasih, untuk tidak pernah mengabaikanku”. Mao merasa bahwa Kosuke tidak pernah mengabaikannya sekalipun saat duka ataupun suka. Ini sesuai dengan ajaran Konfusianisme Saputra:2002 tentang etika moral manusia yaitu “Ren”Cinta kasih yang merupakan sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, halus budipekerti, dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh Kosuke yang tidak pernah mengabaikan Mao kapanpun itu. Kosuke merasa khawatir dan takut Mao akan terjatuh ataupun terluka. Jika dilihat dari kata Kasih menurut kamus lengkap bahasa Indonesia modern KLBIM : 166 kasih adalah perasaan sayang, cinta, suka dsb.; belas kasihan; mengasihi; merasa iba hati. Maka cuplikan teks di atas menunjukkan bahwa kasih sayang yang terdapat di Jepang menurut Konfusius hampir sama dengan pengertian kasih sayang yang ada di Indonesia yaitu nilai kasih sayang yang ditunjukkan oleh Kosuke yang tidak pernah mengabaikan Mao dan selalu perhatian. Nilai pragmatik yang pembaca dapat jadikan acuan dalam novel ini adalah bahwa kita tidak boleh mengabaikan seseorang terutama teman kita dalam suka maupun duka. Kita harus membantu dan perhatian terhadap teman saat teman dalam keadaan bahaya ataupun kesulitan. Berdasarkan analisis di atas, terdapat kesamaan antara pengertian kasih sayang di Jepang dan pengertian kasih sayang di Indonesia. Jadi, cuplikan teks di Universitas Sumatera Utara atas tidak hanya masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Indonesia namun juga masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Jepang.

3. Cuplikan cerita halaman 51-52