Latar Setting Penokohan Resensi Novel “ Hidamari no Kanojo”

pada masa kini dan masa lampau kemudian kembali menceritakan masa kini. 4. Alur erat yaitu hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya penting sekali. Tidak ada satu peristiwa pun yang dpat dihilangkan. 5. Alur tunggal yaitu hanya menceritakan satu episode kehidupan. Berdasarkan pengertian alur diatas, Alur yang terdapat dalam novel “Hidamari no Kanojo” adalah “alur campuran”. Hal ini terlihat bahwa cerita dalam novel ini tidak berurut dari awal cerita namun dimulai dari masa kini, kemudian kembali ke masa lalu dan kembali lagi menceritakan masa depan.

2.2.3. Latar Setting

Yang dimaksud dengan latar atau setting adalah penggambaran situasi tempat dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa. Sudah tentu latar yang dikemukakan, yang berhubungan dengan sang tokoh atau beberapa tokoh Suroto, 1989:94. Latar berfungsi sebagai pendukung alur atau perwatakan. Gambaran situasi yang tepat akan membantu memperjelas peristiwa yang sedang dikemukakan oleh pengarang. Leo Hamalian dan Frederick R. karel dalam Aminuddin 2000:68, menjelaskan bahwa latar setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup suatu masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Latar memberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Hal ini penting untuk memberi kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana pada dalam cerita Universitas Sumatera Utara seolah-olah sungguh-sungguh terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah dalam menggunakan daya imajinasinya. Latar yang terdapat dalam novel “Hidamari no Kanojo” ada beberapa tempat, yaitu sebuah Sekolah Menengah Pertama SMP yang berada di kota Chiba, yang merupakan awal pertemuan antara Kosuke dan Mao. Kemudian ada Taman Ichiyou yang merupakan tempat dimana Kosuke dan Mao sering menghabiskan waktu senggang disana. Tepi kolam kecil yang berada didekat kuil Igusa – Hachimangu yang menjadi tempat favorit mereka kencan. Apartemen di wilayah Saitama yang menjadi rumah Kosuke dan Mao saat berumah tangga. Kemudian yang menjadi latar sosial antara pria dan wanita dalam novel ini adalah saat berhubungan percintaan dalam sosial masyarakat modern di jepang yang menunjukkan nilai-nilai kesetian dan kasih sayang yang berhubungan dengan ajaran konfusianisme.

2.2.4. Penokohan

Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan. Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu. Seorang pengarang sering kali memberikan penjelasan kepada pembaca secara langsung tentang macam apa tokoh yang ditampilkannya itu Aminuddin, 2000: 79 Universitas Sumatera Utara Sayuti dalam Wiyatmi 2006:31, tokoh disebut tokoh utama sentral apabila memenuhi tiga syarat : 1. Paling terlibat dengan makna atau tema 2. Paling banyak berhubungan dengan tokoh lainnya. 3. Paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh utama merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan pengarangnya, sedangkan tokoh tambahan lainnya hanya dibicarakan ala kadarnya Aminuddin, 2000:80. Berikut beberapa penokohan yang terdapat dalam no vel “Hidamari no Kanojo” . 1. Watarai Mao, yang merupakan salah satu tokoh utama dalam novel “Hidamari no Kanojo”. Mao adalah seorang gadis ceria dan periang yang merupakan jelmaan dari seekor kucing. Mao berusaha mengejar impiannya yaitu ingin bersama dengan seorang lelaki yang dicintainya yang bernama Okuda Kosuke. 2. Okuda Kosuke, yang juga merupakan tokoh utama dalam novel “ Hidamari no Kanojo” adalah seorang lelaki biasa yang mulai mengejar cintanya kepada Mao. Kosuke selalu mendukung, memberi perhatian, dan kasih sayang kepada Mao dan rela melakukan apa saja untuk terus bersama dengan Mao. Saat Mao mulai sekarat dan kehilangan satu per satu nyawanya, Kosuke sangat takut untuk kehilangan Mao. 3. Takana-san merupakan tokoh pembantu dalam novel ini, seorang lelaki yang bekerja di perusahaan iklan terbesar di Tokyo dan merupakan atasan dari Mao. Tanaka seorang yang realistis, baik dan mahir dalam pekerjaannya Universitas Sumatera Utara selalu memberikan bantuan atau nasihat dan menjadi teman yang baik untuk Mao dan Kosuke. 4. Ayah Mao merupakan seorang mantan polisi di Jepang yang sangat mencintai dan menyayangi Mao. Seorang yang tegas dan disiplin yang menjaga Mao dan selalu menganggap Mao seperti anak perempuan kecil yang harus selalu dilindungi dan dimanja. 5. Ibu Mao merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga mencintai dan menyayangi anak angkat semata wayangnya Mao. Ibu yang tidak ingin merepotkan orang lain untuk kesusahan yang dilakukan oleh Mao. Ibu yang lembut tutur kata dan berbudi pekerti yang selalu memberi kehangatan kepada keluarganya. Dalam novel ini juga banyak tokoh lain seperti teman-teman sekolah Kosuke dan Mao, Direktur perusahaan, teman kantor, dan sepasang suami istri yang memiliki anak kecil berumur 5lima tahun yang menjadi tentangga di apartemen Kosuke dan Mao. Dan yang menjadi tokoh utama dalam novel ini adalah Kosuke dan Mao yang berhubungan percintaan.

2.2.5 Sudut Pandang