berpisah setelah lulus dari SMP dan tidak pernah bertemu lagi. Nilai pragmatik yang pembaca dapat jadikan acuan dalam novel ini adalah bahwa jika kita
mencintai seseorang maka kita akan berusaha dengan gigih untuk dapat bersama dengan orang tersebut sampai kapan pun, mengikuti kemana orang tersebut pergi
dan ingin berada disisinya. Berdasarkan analisis di atas, terdapat kesamaan antara pengertian
kesetiaan di Jepang dan pengertian kesetiaan di Indonesia. Jadi, cuplikan teks di atas tidak hanya masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Indonesia namun
juga masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Jepang. .
3.2.2 Nilai Kesetiaan dan Kasih Sayang setelah menjalani hubungan percintaan.
1. Cuplikan cerita halaman 57
[… “Baik di SMP maupun sekarang, aku tahu kosuke selalu memperhatikanku.” Tak terbayangkan bagaimana senangnya aku mendengar itu. Apalagi mengingat
betapa aku bersikap dingin kepadanya. “Maafkan sikapku. Dulu aku selalu mementingkan pandangan orang lain,
bukannya memperhatikanmu. Aku memang menyebalkan. “Tapi tetap saja kau selalu ada di sampingku, kan? Setiap pulang sekolah kau
tidak pernah marah karena aku memaksa mengikutimu. Bisa bersama Kosuke selama di sekolah bagiku yang waktu itu sangat membenci sekolah adalah suatu
kebahagiaan. Itu karena Kosuke memang orang baik” Suaranya hangat penuh cinta Mao bagaikan menyelimuti semua rasa penyesalanku selama sepuluh tahun.
Senyumnya meredakan rasa bersalahku. Dialah yang sebenarnya berhati baik.
Universitas Sumatera Utara
“Mulai sekarang, aku tidak akan membiarkanmu kesepian lagi. Pertama kali kita bertemu, memang aku masih anak-anak, namun di pertemuan kedua kali ini, aku
mulai mengerti betapa pentingnya arti dirimu.” ]
Analisis :
Pada cuplikan teks di atas, terdapat indeksikal nilai pragmatik tentang kasih sayang. Hal ini terlihat jelas dari sikap Kosuke yang mengatakan ”Mulai
sekarang, aku tidak akan membiarkanmu kesepian lagi”. Kosuke dan Mao yang saling mencintai dan berterimakasih karena pertemuan mereka yang kedua kali ini
membuat mereka dapat bersama dan mengakui perasaan masing-masing. Mao yang selalu senang akan sikap perhatian dari Kosuke dan juga terus ingin berada
di dekat Kosuke dan sebaliknya Kosuke yang awalnya tidak peduli pada Mao, dan ketika Kosuke mendalami perasaannya, dia mulai mengakui bahwa Mao
sangat berharga bagi dirinya. Kosuke tidak ingin membiarkan Mao merasa kesepian.
Ini sesuai dengan ajaran Konfusianisme Saputra:2002 tentang etika moral manusia yaitu
“Ren” Cinta kasih yang merupakan sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati
nurani, keadilan, halus budipekerti, dan kasih sayang. Jika dilihat dari kata Kasih menurut kamus lengkap bahasa Indonesia
modern KLBIM : 166 kasih adalah perasaan sayang, cinta, suka dsb.; belas kasihan; mengasihi; merasa iba hati. Maka cuplikan teks di atas menunjukkan
bahwa kasih sayang yang terdapat di Jepang menurut Konfusius hampir sama dengan pengertian kasih sayang yang ada di Indonesia yaitu nilai kasih sayang
Universitas Sumatera Utara
yang tunjukkan dari sikap perhatian Kosuke terhadap Mao, menghargai pendapat Mao dan merasa bahwa Mao adalah hal yang terpenting bagi Kosuke. Nilai
pragmatik yang pembaca dapat jadikan acuan dalam novel ini adalah bahwa kita tidak boleh bersikap dingin ataupun menjauhi seseorang, karena seiring
berjalannya waktu kita mungkin akan menyukai orang tersebut. Berdasarkan analisis di atas, terdapat kesamaan antara pengertian kasih
sayang di Jepang dan pengertian kasih sayang di Indonesia. Jadi, cuplikan teks di atas tidak hanya masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Indonesia namun
juga masuk dalam kategori kasih sayang yang ada di Jepang.
2. Cuplikan cerita halaman 60-67