atas tidak hanya masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Indonesia namun juga masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Jepang.
5. Cuplikan cerita halaman 202
[… Jelas sudah. Semua orang sudah melupakan Mao. Tidak bukan begitu. Lebih tepatnya sejak awal tidak pernah ada seorang Okuda Mao. Mulai dari atasan,
klien, tetangga, bahkan kedua mertuaku, sejak dulu tinggal di dunia tanpa Mao. Air mata mulai menetes dari sudut mataku yang masih menyunggingkan
senyuman palsu. Aku merasa perasaanku akan jauh lebih baik sekembalinya ke apartemen,
tetapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Didalam apartemen 2DK itu berserakan barang-barang milik Mao. Mulai dari sepatu pumps dan bot, sampai
bra dan pakaian dalam produk Lara Aurore kesayangannya yang terlipat rapi di lemari.
Sampai kemarin mereka masih digunakan oleh pemiliknya yang sekarang tidak ada. Rasanya masih begitu sulit untuk menerima kenyataan itu sampai aku
ingin berteriak. Aku ingin ke tempat Mao. Begitu pikirku. Tanpa dirinya, semua kegiatan bekerja, berbelanja, makan, tidur, juga semua amarah dan tawa itu
tidak ada artinya lagi...]
Analisis :
Pada cuplikan teks di atas, terdapat indeksikal nilai pragmatik tentang nilai kesetiaan. Hal ini terlihat jelas pada sikap Kosuke yang mengatakan “Rasanya
Universitas Sumatera Utara
masih begitu sulit untuk menerima kenyataan itu sampai aku ingin berteriak. Aku ingin ke tempat Mao. Begitu pikirku. Tanpa dirinya, semua kegiatan bekerja,
berbelanja, makan, tidur, juga semua amarah dan tawa itu tidak ada artinya lagi” Kosuke belum siap untuk kehilangan Mao selamanya. Apapun yang
dilakukannya tanpa Mao membuat hari-harinya tidak berarti. Ini sesuai dengan ajaran konfusianisme Saputra:2002 yaitu
“Zhong” Setia adalah sikap manusia yang memiliki solidaritas kepada sesama, memegang janji, lebih mementingkan
orang lain dari pada diri sendiri dan rela berkorban demi orang yang kita cintai. Jika dilihat dari arti kata Setia menurut kamus lengkap bahasa Indonesia
modern KLBIM : 436 setia adalah tetap dan teguh hati dalam persahabatan, perhambaan, perkawinan dsb.; patuh, taat; tulus tanpa pamrih; berpegang teguh
pada pendirian, janji; setia kawan, perasaan bersatu. Maka cuplikan teks di atas menunjukkan bahwa kesetiaan yang terdapat di Jepang menurut Konfusius hampir
sama dengan pengertian kesetiaan yang ada di Indonesia yaitu nilai kesetiaan yang ditunjukkan oleh Kosuke yang belum siap menerima Mao pergi dari sisinya. Nilai
pragmatik yang pembaca dapat jadikan acuan dalam novel ini adalah bahwa kita tidak boleh langsung melupakan orang yang kita cintai.
Berdasarkan analisis di atas, terdapat kesamaan antara pengertian kesetiaan di Jepang dan pengertian kesetiaan di Indonesia. Jadi, cuplikan teks di
atas tidak hanya masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Indonesia namun juga masuk dalam kategori kesetiaan yang ada di Jepang.
6. Cuplikan cerita halaman 206