commit to user
34
Widhiastuti, 2002 mendefinisikan stres kerja yaitu respon fisik dan emosi yang muncul ketika persyaratan-persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapabilitas,
sumber daya atau kebutuhan dari pekerja. Menurut Oentoro, Zamralita dan Lianawati 2006 stres kerja merupakan
suatu kondisi ketegangan yang terjadi karena adanya tekanan-tekanan dan kesulitan-kesulitan dalam pekerjaan yang melebihi ambang kewajaran dan disertai
kurangnya dukungan dari berbagai pihak. Keenan dan Newton 1987 mengemukakan bahwa terdapat empat cakupan kesulitan dalam pekerjaan, yaitu
kesulitan individu, kesulitan informasi, kesulitan teknik, dan kesulitan dalam melaporkan hasil kerja. Schuler dan Jackson 1979 berpendapat bahwa stres kerja
merupakan suatu keadaan dimana faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan saling mempengaruhi dan mengubah keadaan fisik dan psikis
karyawan. Dengan demikian stres kerja dinyatakan sebagai suatu akibat dari
ketegangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan fisik dan psikis dalam memenuhi persyaratan-persyaratan kerja dan mengatasi kesulitan-kesulitan
pekerjaan yang melebihi batas ambang kewajaran.
3. Sumber-sumber Stres Kerja
Niven 2000 menyatakan lima sumber stres kerja perawat, yaitu: a.
Kelebihan beban kerja. Masalah kekurangan staf dan menghadapi terlalu banyak pasien adalah pengalaman yang paling menimbulkan
stres bersamaan dengan waktu untuk mencoba mempertahankan standar tinggi.
commit to user
35
b. Kesulitan dalam berhubungan dengan staf lain. Argumentasi dan
konflik dengan sejawat ditemukan menjadi kejadian yang menimbulkan stres.
c. Masalah dengan perawatan pasien sakit kritis. Beberapa kesulitan
yang dilaporkan adalah keharusan berespon terhadap tuntutan untuk tindakan segera, mengoperasikan alat yang tidak dikenal, dan bekerja
dengan prosedur atau tindakan baru. d.
Ansietas, masalah dengan pengobatan pasien, dan dokter yang tidak memahami kebutuhan pasien.
e. Kondisi pasien. Pasien yang gagal untuk membaik, seperti pasien
dengan nyeri kronis dan sakit terminal. Handoko 2000 menguraikan sumber-sumber stres kerja sebagai berikut:
a. Beban kerja yang berlebihan.
b. Tekanan atau desakan waktu.
c. Kualitas atau supervisi yang buruk.
d. Iklim politis yang tidak aman.
e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai.
f. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung
jawab. g.
Kemenduaan peranan role ambiguity. h.
Frustasi. i.
Konflik antar pribadi dan antar kelompok. j.
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
commit to user
36
k. Berbagai bentuk perubahan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa stres kerja bersumber dari beban kerja kerja yang dirasa berlebihan oleh karyawan, tekanan-tekanan di
dalam pekerjaan termasuk waktu penyelesaian tugas, lingkungan yang tidak menyenangkan, dan adanya perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan
karyawan.
4. Faktor-faktor Stres Kerja
Menurut Wilson dan Corlett dalam Wulanyani dan Sudiajeng, 2006 secara umum ada tiga situasi yang dapat memicu timbulnya stres kerja yaitu
pekerja dihadapkan pada tuntutan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, pekerja yang mempunyai keterbatasan dalam mengatasi masalahnya, dan
dukungan yang kurang dari kolega, penyelia, teman atau keluarga. Dooley, Rook dan Catalano 1987 menyatakan dukungan sosial bersangkutan dengan kesehatan
psikis pekerja. Sigit 2003 menyatakan stressor dalam organisasi tempat orang bekerja
dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: a.
Stressor individu, antara lain: persepsi, nilai-nilai yang diyakini dan kepribadian, locus of control.
b. Stressor kelompok, antara lain: kurangnya kohesivitas tidak
tertarik, tidak cocok dengan pimpinan, konflik peran dan status dalam kelompoknya yang tidak seimbang.
commit to user
37
c. Stressor organisasi, antara lain: iklim organisasi yang tidak
menyenangkan, kondisi pekerjaan dan tempat kerja, beban kerja yang berlebihan, gaji yang tidak memuaskan, teknologi yang tidak sesuai
dan sulit diimplementasikan, gaya kepemimpinan yang otoriter dan sewenang-wenang, dan desain organisasi yang kacau.
d. Stressor dari luar pekerjaan, antara lain: masalah keluarga, masalah
ekonomi, masalah politik, dan gaya hidup. Hasil penelitian Fawzi 2001 menyatakan variabel usia, persepsi terhadap
kondisi kerja fisik, dan persepsi terhadap pekerjaan sebagai programmer memberikan sumbangan terbesar terhadap tinggi rendahnya tingkat stres kerja.
Wijono 2006 menyatakan bahwa kepribadian dan iklim organiasi secara bersamaan berpengaruh terhadap timbulnya stres kerja. Iklim organisasi berkaitan
dengan pemberian instruksi yang kurang jelas, tidak ada ganjaran dari atasan, dan hubungan interpersonal yang buruk.
DuBrin dalam Hartanti dan Rahaju, 2003 menyatakan stres kerja disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu yang apabila berlarut-larut akan
menimbulkan burnout. Menurut Schuler dan Jackson 2005 kelelahan kerja job burnout
adalah sejenis stres yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan terhadap manusia lainya seperti perawat
kesehatan. Hasil dari penelitian yang dilakukan Tang, dkk 2001 menunjukkan hasil bahwa stres bersumber dari self-efficacy dan sikap proaktif yang
berhubungan negatif dengan burnout yang mana pada gilirannya langsung berpengaruh negatif terhadap kesehatan mental.
commit to user
38
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh mengenai faktor-faktor stres kerja di atas dapat dsimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja terdiri
dari faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu.
5. Aspek-aspek Stres Kerja