Aspek-aspek Stres Kerja Stres Kerja

commit to user 38 Berdasarkan pendapat beberapa tokoh mengenai faktor-faktor stres kerja di atas dapat dsimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja terdiri dari faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu.

5. Aspek-aspek Stres Kerja

Menurut Widhiastuti 2002 menyebutkan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi stres kerja, yaitu: a. Individu, meliputi: usia, kondisi fisik, faktor kepribadian. b. Lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja, cita- cita atau ambisi. Salina dan Doelhadi 1995 menyebutkan indikator stres kerja sebagai berikut: a. Dampak subjektif yang berupa perasaan cemas dan gelisah bila berhadapan dengan banyak orang, mudah lelah, cepat bosan, lekas marah, mudah gugup, dan merasa tersisih dalam situasi kerja. b. Dampak terhadap perilaku yang berupa merokok berlebihan, perilaku impulsif atau mudah bersitegang, dan emosinya meledak-ledak dalam menghadapi situasi kerja. c. Dampak terhadap kognitif yang berupa tidak mampu mengambil keputusan cepat, kurang berkonsentrasi, peka terhadap kritik, dan kurang perhatian terhadap tugasnya. d. Dampak terhadap fisiologik yang berupa mudah terganggu kesehatan badannya, mudah terganggu pencernaannya, mudah berkeringat commit to user 39 dingin dalam menghadapi situasi kerja, mudah berdebar-debar dalam menghadapi pekerjaannya. Brecht 2000 membagi aspek-aspek stres kerja sebagai berikut: a. Perilaku atau tindakan yang meliputi menurunnya kegairahan kerja, meningkatnya konsumsi rokok atau kopi, pemakaian alkohol yang berlebihan, gangguan pada kebiasaan makan, gangguan tidur, kecenderungan menyendiri, dan absen di tempat kerja. b. Proses sikap atau pikiran yang meliputi kebiasaan menunda atau kelemahan dalam mengambil keputusan, kecenderungan lupa atau lemahnya daya ingat, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, perasaan tidak berdaya atau putus asa, bingung atau pikiran yang kacau. c. Emosi atau perasaan yang meliputi cepat marah dan murung. d. Cemas atau takut atau putus asa, bingung atau pikiran yang kacau. e. Fisik atau fisiologis yang meliputi sakit kepala dan rasa sakit lainnya kepala, leher, dada, punggung, dan lain-lain, jantung berdebar, diare atau gangguan buang air, sering buang air kecil, perubahan pola makan, dan badan berkeringat. Hartanti dan Rahaju 2003 menjabarkan indikator stres kerja sebagai berikut: a. Gejala fisik yang berupa munculnya keluhan sakit kepala, gangguan tidur, kelelahan atau energi terkuras, sembelit, diare, peningkatan tekanan darah, ketegangan otot, penurunan nafsu makan. commit to user 40 b. Gejala emosional yang berupa kecemasan, depresi, perubahan suasana hati, mudah marah, gugup, self-esteem yang rendah, ledakan kemarahan, agresi, apatis, frustasi. c. Gejala intelektual yang berupa kurang atau sulit berkonsentrasi, mudah lupa, bingung, mental block, kurang perhatian, keterpakuan pada satu ide, melamun yang berlebihan, produktivitas menurun, tidak mampu mengambil keputusan. d. Gejala interpersonal yang berupa pengasingan diri dari rekan sekerja, mendiamkan orang lain, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, sikap defensif yang berlebihan. Cox dalam Gibson, Ivancevich, dan Donelly, 1995 lima kategori dari stres kerja yang potensial: a. Subjektif adalah kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, frustasi, keletihan, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri yang rendah, gugup, kesepian. b. Perilaku adalah mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara berlebihan, perilaku impulsif, tertawa gugup. c. Kognitif adalah ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental. commit to user 41 d. Fisiologis, adalah kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas dan dingin. e. Organisasi adalah angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing dari mitra kerja, ketidakpuasasn kerja, komitmen organisasi dan loyalitas. Dari pernyataan-pernyataan mengenai stres kerja tersebut maka dapat dinyatakan aspek-aspek stres kerja antara lain: a. Aspek kognitif yang berupa kesulitan konsentrasi, kesulitan mengambil keputusan dengan cepat, sensitif dengan kritikan. b. Aspek fisiologis dan perilaku yang berupa merokok berlebihan, denyut jantung meningkat, berkeringat, mulut kering, emosional. c. Aspek organisasi yang berpengaruh terhadap absensi, produktivitas menurun, dan ketidakpuasan kerja.

D. Hubungan Komunikasi Interpersonal dan Stres Kerja dengan