Analisis Univariat Analisis Bivariat

56

3.6 MetodePengolahan Data

Dalam penelitian pengolahan data secara dilakukan dengan bebarapa tahapan sebagai berikut Hastono, S. 2006 : a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan data, kejelasan data dan kekonsistenan data sekunder yang telah ditetapkan dan ditentukan. b. Coding, ataupun pengkodean yangmerupakankegiatanmerubah data berbentukhurufmenjadi databerbentukangkabilangan. c. Procesing, yaitu memasukkan data ke komputer untuk selanjutnya dilakukan proses pengolahan data. d. Cleanning data, yaitu melakukan pemeriksaan data dan pembersihan data apakah ada kesalahan atau tidak. Dalam penelitian ini pengolahan data yang dilakaukan hanya mencakup Editing, Procesing, cleanning data.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk melihat adanya hubungan antara variasi iklim temperatur, kelembaban, curah hujan, hari hujan, da kecepatan angin dengan kejadian penyakit malaria adalah :

3.7.1 Analisis Univariat

Univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing – masing variabel dependen dan variabel independen, yaitu jumlah kasus malaria dan distribusi frekuensi faktor iklim temperature, kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2010-2014. Universitas Sumatera Utara 57

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variable dependen dalam hal ini data kasus malaria dengan variable independen yaitu variasi iklim. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan regresi linier dan uji korelasi untuk mengetahui derajatkeeratan hubungan, uji korelasi dapat juga untuk mengetahui arah hubungan duavariabel. Hubungan dua variable dapat berpola positif maupun negatif. Hubungan positif terjadi bila kenaikan suatu variable independen diikuti kenaikan variable dependen yang lain, sedangkan hubungan negatif dapat terjadi bila kenaikan suatu variable independen diikuti penurunan variable dependen yang lain. a. Hubungan temperatur suhu udara dengan kejadian kasus malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2010-2014. b. Hubungan kelembaban dengan kejadian kasus malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2010-2014. c. Hubungan curah hujan dengan kejadian kasus malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2010-2014. d. Hubungan jumlah hari hujan dengan kejadian kasus malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2010-2014. e. Hubungan kecepatan angin dengan kejadian kasus malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2010-2014. Dalam melakukan analisisi bivariat, yaitu hubungan dua variabel, terdapat nilai-nilai yang harus diperhatikan untuk melihat kekuatan hubungan dan kebermaknaan sebuah hubungan yang terjadi. Berikut tabel 3.2 mejelaskan Universitas Sumatera Utara 58 mengenai parameter yang digunakan dalam melihat sebuah hubungan dua variabel. Tabel 3.2 Panduan Analisis Bivariat untuk Melihat Kekuatan dan Kebermaknaan Hubungan Parameter Nilai Interpretasi Kekuatan Hubungan Korelasi 0,00-0,25 Hubungan sangat lemahtidak ada hubungan 0,26- 0,50 Hubungansedang 0,51-0,75 Hubungankuat 0,76-1,00 Hubungansangatkuat sempurna Nilai P 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji P 0,05 Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji Arah korelasi + Searah, semakin besar nilai sautu variabel, semakin besar pula nilai variabel lainnya _ Berlawanan arah, semakin besar nilai suatu variabel semakin kecil nilai variabel lainnya. Sumber : Hastono,S 2006 Selanjutnya untuk mengetahui bentuk korelasi dua variabel dilakukan analisis regresi. Analisis regresi yang kemudian dilakukan bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan dua variabel atau lebih. Tujuan analisis regresi adalah untuk membuat perkiraan prediksi nilai variabel kasus diare variabel dependen melalui variabel iklim variabel independen. Untuk melakukan prediksi digunakan persamaan garis yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil least square. Koefisien regresi variabel bebas bisa bertanda positif atau negatif. Jika bertanda positif, bermakna memberikan pengaruh yang searah antara perubahan Universitas Sumatera Utara 59 variabel dengan variabel terikat. Dengan kata lain jika besarnya nilai faktor curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin bertambah naik maka jumlah kasus diare pada balita variabel terikat mengalami kenaikan proporsional dengan besarnya nilai koefisien regresi variabel bebas tersebut. Demikian juga sebaliknya, apabila koefisien regeresi variabel bebas bernilai negatif maka perubahan yang terjadi berlawanan arah Sunyoto, 2011. Universitas Sumatera Utara 60

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografis Tapanuli Tengah merupakan merupakan wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada di 0-1266 m di atas permukaan laut serta terletak pada 1 11’00” – 2 22’00” Lintang Utara dan 98 07’ – 98 12’ Bujur Timur. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki luas 2.194,98 km 2 , dengan batas wilayah sebagai berikut : Batas Utara : Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Batas Selatan : Kabupaten Tapanuli selatan Batas Timur : Kabupaten Tapanuli Utara Batas Barat : Samutera Hindia Wilayah Tapanuli Tengah sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau-pulau kecil di sekitar wilayah kabupaten ini. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki 20 Kecamatan, 156 Desa dan 56 Kelurahan. Kecamatan Kolang merupakan kecamatan yang terluas, dengan luasnya sebesar 400,65 km 2 . Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

1 6 140

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 16

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 2

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 9

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 1 40

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 5

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 6

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 15

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 2

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 8