Analisis Normalitas Data HASIL PENELITIAN

80

4.8 Analisis Normalitas Data

Uji normalitas pada sebuah data dimaksudkan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat menentukan jenis uji statistik yang dapat digunakan dalam analisis bivariat. Suatu data berdistribusi normal apabila dalam uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukan Sunyoto, 2011 : a. Distribusi data normal apabila nilai signifikansi p 0,05 b. Distribusi data tidak normal apabila nilai signifikansi p 0,05 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Variabel-Variabel Penelitian Per Bulan Selama Periode Tahun 2010-2014 Variabel Hasil Uji Keterangan Kasus Malaria 0,080 Normal Temperatur Udara 0,066 Normal Kelembaban Udara 0,398 Normal Curah Hujan 0,097 Normal Hari Hujan 0,079 Normal Kecepatan angin 0,134 Normal Tabel 4.8 menunjukan bahwa semua variabel- penelitian dilihat perbulan dari tahun 2004 sampai tahun 2013 berdistribusi normal. Tabel 4.9 Hasil Normalitas Data Variabel-Variabel Penelitian Per Tahun Selama Periode Tahun 2010-2014 Variabel Hasil Uji Keterangan Kasus Malaria 0,609 Normal Temperatur Udara 0,159 Normal Kelembaban Udara 0,519 Normal Curah Hujan 0,204 Normal Hari Hujan 0,830 Normal Kecepatan angin 0,790 Normal Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 4.9 menunjukan bahwa semua variabel- penelitian dilihat pertahun dari tahun 2004 sampai tahun 2013 berdistribusi normal. 4.9 Analisis Korelasi Data Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Data Variabel-Variabel Penelitian Per Bulan Periode Tahun 2010-2014 Variabel Independen Kasus Malaria Keterangan Nilai p r Temperatur 0,729 -0,112 Tidak Signifikan Kelembaban 0,507 0,215 Tidak Signifikan Curah Hujan 0,299 0,328 Tidak Signifikan Hari Hujan 0,233 0,372 Tidak Signifikan Kecepatan Angin 0,433 0,250 Tidak Signifikan Hasil uji korelasi data Temperatur udara, kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin dengan kasus malaria perbulan di Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.10. Berdasarkan klasifikasi nilai hubungan dapat disimpulkan bahwa variabel Temperatur udara, kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin tidak berkorelasi signifikan dengan kasus malaria. Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Data Variabel-Variabel Penelitian Per Tahun Periode Tahun 2010-2014 Variabel Independen Kasus Malaria Keterangan Nilai p r Temperatur 0,045 -0,886 Hubungan sangat kuat, berpola negatif dan berkorelasi signifikan Kelembaban 0,978 -0,018 Tidak Signifikan Curah Hujan 0,322 0,564 Tidak Signifikan Hari Hujan 0,391 0,500 Tidak Signifikan Kecepatan Angin 0,053 0,874 Tidak Signifikan Hasil uji korelasi data Temperatur udara, kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin dengan kasus malaria perbulan di Kabupaten Universitas Sumatera Utara 82 Tapanuli Tengah dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.10. Berdasarkan klasifikasi nilai hubungan dapat disimpulkan bahwa variabel Temperatur udara, kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin tidak berkorelasi signifikan dengan kasus malaria. Hasil uji korelasi data bahwa kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin dengan kasus malaria pertahun di Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada tabel 4.11. Berdasarkan klasifikasi nilai hubungan dapat disimpulkan bahwa variabel kelembaban udara, curah hujan, hari hujan, dan kecepatan angin tidak berkorelasi signifikan dengan kasus malaria. Hanya variabel temperatur yang berkorelasi secara signifikan dengan kejadian malaria di daerah penelitian. 4.10 Gambaran Korelasi Rerata Kasus Malaria Pertahun dengan Temperatur Udara Pertahun di Kabupaten Tapanuli Tengan Tahun 2010-2014 100 200 300 400 500 600 700 26,1 26,15 26,2 26,25 26,3 26,35 26,4 K a su s M a la ri a Temperatur udara hubungan temperatur udara dengan kejadian malaria hubungan temperatur udara dengan kejadian malaria Linear hubungan temperatur udara dengan kejadian malaria Universitas Sumatera Utara 83 Grafik 4.16 Hubungan Temperatur Udara dengan Kejadian Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014 Berdasarkan grafik 4.16 dapat dilihat hubungan antara temperatur udara pertahun dengan kejadian malaria pertahunnya. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara temperatur udara dengan kejadian malaria dan berpola negatif yang artinya semakin tinggi temperatur udara maka kasus malaria semakin rendah atau sebaliknya.

4.10 Analisis Regresi Linier Sederhana

Dokumen yang terkait

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

1 6 140

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 16

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 2

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 9

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 1 40

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 5

Hubungan Iklim (Temperatur, Kelembaban, Curah Hujan, Hari Hujan dan Kecepatan Angin) dengan Kejadia Malaria di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2014

0 0 6

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 15

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 2

Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014

0 0 8