Membatalkan Puasa PUBLIKASI PENDIDIKAN: Pemerintah Kabupaten Pemkab Lombok Timur Gelar Sosialisasi Penyaluran Raskin

http:kampungsunnah.wordpress.com hendaknya ia berbuka. ,,95 3. Diriwayatkan dari Aisyah RA. berkata, Pada suatu hari Rasulullah SAW datang kepadaku, seraya berkata, Apakah kamu punya sesuatu untuk dimakan Saya katakan, Tidak. Lalu beliau bersabda, Kalau begitu, saya puasa. Kemudian setelah itu datang seseorang memberikan hadiah makanan kepadaku, maka saya sembunyikan sebagiannya untuk beliau, karena beliau sangat menyukai makanan yang telah diolah dengan berbagai macam bahan. Ia berkata, Ya Rasulullah ada hadiah makanan untuk kita, maka saya sembunyikan sebagiannya untuk anda. Beliau bersabda, Coba dekatkan makanan itu kepadaku Sesungguhnya saya 95 HR. An-NasaI dalam kitab Al-Kubra642 Al Hakim 1439, AlBaihaqi 4276 dari jalur Samak bin Harb, dari Abu Shalih, dari Ummu Hani, yang sanadnya bersambung kepada Rasulullah, Al Hakim berkata, Shahih isnadnya, Hal itu disetujui oleh Adz-Dzahabi, dimana keduanya berkata; karena Samak tidak meriwayatkan sendiri, dimana Syubah telah meriwayatkannya Judah telah memberitahukan kepada saya riwayat dari Ummu Hani dengan hadits itu. Syubah berkata, Saya katakan kepada Judah, Apakah kamu benar mendengar hadits itu dari Ummu Hani? Ia menjawab, Saya dikabarkan oleh keluarga kami dan Abu Shalih, mantan budak Ummu Hani dari Ummu Hani. Diriwayatkan oleh Imam Daruquthni dalam kitab AlIfrad Juz 2 30,31 dari buku saya, Al Baihaqi dan Ahmad 6341, dan Ibnu Adi dalam kitab Al Kamii 592. Ini adalah jalur lain yang menguatkan jalur pertama, dan hadits ini mempunyai jalur yang ketiga, yang ditakhrij oleh Abu Daud dari Yazid bin Abi Ziyad, dari Abdullah bin Harits, dan dari Ummu Hani seperti itu juga. Jalur ini isnadnya kuat dalam kitab AlMutabi at. dan Al Hafizh Al Iraqi berkata dalam kitab Takhrij AlIhya 2331; Isnadnya hasan. Syaikh Syuab Al Arnauthi menulis komentar atas hadits ini dalam kitab Syarah As-Sunnah 6371 dan dalam kitab Tahdzib Al Kamal 4569. Ia mengomentari penshahihan Al Hakim terhadap hadits itu bahwa Abu Shalih Badzam, bekas budak Ummu Hani perawi yang dhaif dan mudallis. Ia berkata, Perkara ini telah membuat Syaikh Nasir keliru dalam kitab Adab Az-Zafaaf dimana ia menyangka bahwa Abu Shaleh itu adalah Abu Shaleh As-Samman yang tsiqah, sehingga ia menyetujui Al Hakim dan Adz-Dzahabi dengan penshahihan keduanya Oleh karena itu, maka dalam hal ini ia telah salah. Kemudian ia dengan panjang lebar mentakhrij hadits itu tanpa membuahkan faidah yang dapat diambil, dan ia berpegang teguh dalam mendhaifkan hadits bukan karena Abu Shalih tapi karena perbedaan pendapat tentang Samak dalam sanadnya, dan kesalahannya dalam menyebutkan Yaumul Fath di dalamnya. serta karena kebodohan dan kelemahannya. Untuk menjawab perkataannya dan menerangkan yang hak, saya katakan: Pertama, sangkaan yang dinisbatkannya kepada saya, tidak lain hanya buruk sangka kepada saudaranya, dari usaha-usahanya yang sudah dikenal dalam menyingkap kesalahan dari kesalahan-kesalahannya Kalau tidak demikian, maka dalam konteks perkataan saya bahwa perawi itu adalah Abu Shalih, mantan budak Ummu Hani, dengan alasan seandainya tidak disebut, orang yang baru mempelajari haditspun tahu karena kemasyhurannya di kalangan ulama. Apakah mungkin ada seorang yang obyektif membayangkan bahwa hal itu tidak diketahui oleh orang yang menggeluti ilmu ini lebih dari setengah abad, padahal Syaikh Syuaib tahu tentang hal itu? 102 —Cincin Pinangan http:kampun Tadi pagi telah berp makanan itu, kemudian Puasa sunah baga shadaqah dari harta mengeluarkannya m menginginkan ia mena

32. Mengganti Puasa Suna

Orang yang membatalkan tidak wajib mengganti puasany 1. Dari Abu Said Al Khu untuk Rasulullah SA dihidangkan, salah seora Lalu Rasulullah SAW mengundangmu dan b Akan tetapi... saya menyetujui Al Ha yang telah disebutkan setelahnya, ma yang kedua menguatkan riwayat ya saya tentang tidak kuatnya riwayat kedhaifannya dalam kitab Shahih Ab Kedua, adapun pendhaifannya terha dan Yazid bin Abi Zayyad, dan itu d tetapi kenapa Asy-Syaikh Syuaib men jalur-jalurnya, selama jalurnya tidak lebih-lebih Al Hafizh Al Iraqi telah m memenangkan madzhab? Atau cint perkataannya oleh sebagian pengikutn sesungguhnya kebanyakan hukum-hu jika ia tidak merasa cukup dengan apa dalam melemahkan hadits itu, maka k syahid yang kuat dari hadits Aisyah, diterangkan setelahnya. Oleh kare memuaskannya dan mengembalikann 96 HR An-Nasai dengan isnad shahih, 636. ungsunnah.wordpress.com erpuasa. Beliau memakan sebagian dari ian bersabda, agaikan seseorang yang mengeluarkan rtanya. Jika ia menginginkan maka ia meneruskannya, tetapi jika maka ia enahannya batalkan. 96 unah Hukumnya Tidak Wajib an puasa sunah karena memenuhi undangan, anya, berdasarkan kedua hadits di bawah ini: hudri, ia berkata, Saya membuat makanan SAW dan para sahabat. Ketika makanan orang yang hadir berkata, Saya sedang puasa. W langsung menegurnya, Saudaramu telah n bersusah payah menjamu kamu. Lalu Hakim dalam menshahihkan hadits itu karena jalur-jalur maka saya katakan tentang riwayat yang kedua: Riwayat yang pertama. Pemyataan ini menjelaskan pemyataan yat yang pertama, dan saya dulu telah terangkan sisi Abu Daud 2120. hadap hadits tersebut dari tiga jalur: Abu Shalih, Judah u diterima jika dilihat dari saru persatu perawinya. Akan enolak kaidah Penguatan hadits dhaif dengan kumpulan ak terdapat perawi yang tertuduh, atau yang sangat dhaif, menghasankan salah satu dari jalur itu? Apakah ini untuk inta menampakkan yang beda, supaya disebarluaskan utnya? Mayoritas komentarnya telah menunjukkan bahwa hukumnya diambil dari kitab-kitab Al Albani? Kemudian, pa yang telah disebutkan dalam menerangkan kesalahannya a kami telah menyebutkan setelahnya dalam matan sebuah ah, dan juga dari hadits Abu Said Al Khudri yang akan arena itu, maka mudah-mudahan ada sesuatu yang annya kepada jalan kebenaran. InsyaAllah. ih, sebagaimana diterangkan dalam kitab Allrwaa 4135 Cincin Pinangan— 103 http:kampungsunnah.wordpress.com beliau bersabda lagi, Berbukalah dan puasalah di hari lain sebagai gantinya, jika kamu menginginkan ,91 2. Dari Abu Juhaifah, berkata, Rasulullah SAW telah mempersaudarakan Salman Al Farisi dengan Abu Darda. Suatu hari Salman bersilaturrahim ke rumahnya, dan melihat keadaan Ummu Darda yang kusam dan lusuh. 98 Dia bertanya, Apa yang telah terjadi, wahai Ummu Darda? Ummu Darda menjawab, Abu Darda, saudaramu itu, sudah tidak mengindahkan keadaan dunia lagi. Malam dia tidak ada henti mengerjakan shalat, siang selalu berpuasa. Tiba-tiba Abu Darda muncul lalu menyambut dan membawa tamunya itu ke dalam rumah. Dia suguhkan makanan dan berkata, Silahkan makan, wahai saudaraku Salman berkata, Kamu juga harus makan. Lalu ia menjawab, Saya sedang berpuasa. Salman berkata lagi, Saya mohon kamu berbuka. Abu Darda menjawab, Baiklah, tapi saya bersumpah tidak akan makan makanan kecuali bersamamu. Mereka makan bersama dan Salman bermalam di rumah saudaranya itu. Ketika malam harinya Abu Darda bangun hendak mengerjakan shalat malam, Salman mencegahnya. Ia berkata, Wahai saudaraku, Abu Darda tubuhmu mempunyai hak, Tuhanmu mempunyai hak, tamumu punya hak, dan istrimu juga mempunyai hak atas kamu. Puasalah dan berbukalalah, shalatlah dan gaulilah istrimu. Tunaikan segala tugasmu sesuai dengan hak dan kewajibanmu Ketika hari menjelang subuh, Salman berkata, Sekarang bangunlah Juhaifah berkata. Kemudian mereka berwudhu, melakukan shalat sunah lalu pergi ke masjid untuk menunaikan shalat subuh, selesai shalat Abu Darda menemui Rasulullah SAW dan menceritakan apa diperintahkan Salman. Lalu Rasulullah SAW menjawab, WahaiAbu Darda Tubuhmu punya hak atas dirimu. Dalam riwayat lain dikatakan, Benar apa yang dikatakan Salman: 99 97 HR. Al Baihaqi 4279 dengan isnad hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu hajar dalam kitab AlFath 4170. Saya katakan, Juga diriwayatkan oleh At Thabrani dalam kitab AlAwsath 11321, kemudian saya takhrij dalam kitab Al Irwa 1952 dengan takhrij yang mengukuhkan ketetapannya. 98 Tidak berpakaian yang bagus dan terhias. 99 HR. Bukhari 4170-171, At-Tirmidzi 3290, Al Baihaqi 4276, Ibnu Asakir 133712 dan At-Tirmidzi berkata, Hadits shahih. Tambahan serta riwayat yang terakhir adalah riwayat dua perawi yang pertama. 104 —Cincin Pinangan