Menurut Kemendiknas
2010:57, menyatakan
bahwa agar
pembelajaran yang terjadi itu efektif, maka pembelajaran kooperatif harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
1 Adanya saling ketergantungan positif antara semua anggota kelompok. 2 Adanya tanggung jawab pribadi yang terwujud dalam kontribusi aktif tiap
anggota kelompok. 3 Ada tagihan kerja kelompok dan tagihan kerja individual.
4 Komposisi anggota dalam kelompok heterogen meskipun kadang-kadang boleh menentukan kelompok sesuai pilihannya sendiri.
5 Bentuk pembelajaran kooperatif harus cocok dengan jenis tugas.
2.1.6 Teori-Teori Belajar dalam Pembelajaran Kooperatif
2.1.6.1 Teori Van Hiele
Teori Van Hiele mempelajari tahap-tahap perkembangan yang dilalui peserta didik dalam mempelajari geometri. Menurut Van Hiele, tiga unsur dalam
pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur tersebut ditata terpadu maka akan dapat
meningkatkan kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi. Dengan memiliki kemampuan berfikir tinggi maka aspek kognitif hasil
belajar dapat meningkat dan kemampuan anak dalam hal komunikasi matematik menjadi lebih baik.
Menurut Van Hiele, sebagaimana dikutip dalam Suherman 2003:551- 553, dalam mempelajari aspek geometri terdapat 5 tahap belajar anak yaitu
sebagai berikut.
1 Tahap Pengenalan Visualisasi Tahap ini anak belajar mengenai bentuk geometri secara keseluruhan, tetapi
belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. Contohnya bangun jajar genjang. Anak belum tau tentang sifat-
sifat jajar genjang, misalnya jajar genjang mempunyai dua buah diagonal berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang.
2 Tahap Analisis Tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri
yang dilihatnya dan sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada geometri itu. Seperti pengamatan pada persegi panjang anak telah
mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
3 Tahap Pengurutan Deduksi Formal Tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan
yang dikenal berfikir deduktif walaupun belum berkembang penuh. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah
mengenali bahwa persegi adalah jajar genjang. Pola pikir anak pada tahap ini misalnya anak belum mampu menerangkan tentang diagonal persegi panjang
itu sama panjang. 4 Tahap Deduksi
Anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat
khusus. Misalnya anak sudah mulai memahami dalil. Anak sudah mulai
mampu menggunakan aksioma atau postulat walaupun belum mengerti mengapa postulat itu benar.
5 Tahap Akurasi Pada tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari
prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya anak mengetahui pentingnya aksioma atau postulat dari geometri euclid. Tahap
akurasi merupakan tahap berfiikir tinggi, rumit, dan kompleks. Teori Van Hiele digunakan untuk membantu peserta didik dalam
mempelajari topik-topik pada materi geometri agar dapat dipahami dengan baik sesuai dengan urutan tingkat kesukarannya dari tingkat yang paling mudah
sampai dengan tingkat yang paling rumit dan kompleks. Teori Van Hiele juga membantu peserta didik membangun pemahaman konsep segiempat dengan
menggunakan pendekatan belajar kelompok dan model bangun segiempat. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
2.1.6.2 Teori Brunner