77
responden telah menempuh program pendidikan dasar sembilan tahun. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang,
termasuk di dalamnya informasi tentang gizi dan makanan serta variasi pemilihan jenis makanan. Menurut Notoadmodjo, 2005, pemberian pengetahuan dapat
dilakukan guru melalui pengajaran di sekolah baik tingkat SD hingga Perguruan Tinggi mengenai makanan yang baik bagi tubuh. Di balik pemberian pengetahuan ini
juga dimaksud agar anak didik menyampaikan pengetahuan tersebut pada lingkungannya, memperaktekkannya dengan cara memberikan makanan yang baik
sesuai kebutuhan tubuh. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menyerap berbagai informasi dan menerima berbagai intervensi seperti intervensi-
intervensi kesehatan Nainggolan dkk, 2007.
5.1.3 Pekerjaan
Menurut Barthos, 2004, bekerja adalah melakukan kegiatan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling
sedikit satu jam dalam satu minggu yang lalu. Elastisitas pendapatan menunjukkan perubahan jumlah pangan yang diminta disebabkan oleh perubahan pendapatan.
Keadaan ekonomi keluarga relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi. Menurut Depkes, 2005, Keadaan gizi tergantung dari tingkat konsumsi
yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi. Ketergantungan ibu dan
keluarga terhadap penghasilan kepala keluarga untuk pemenuhan kebutuhan keluarga sangat besar dan dapat berpengaruh terhadap konsumsi keluarga. Pada penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
78
mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 86 responden 95,56, hanya 3 responden 3,33 yang bekerja dengan jenis pekerjaan sebagai petani.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi keluarga akan terasa lebih berat dengan kepala keluarga yang hanya bekerja sebagai petani dan nelayan. Kemiskinan,
pendidikan dan pengetahuan yang rendah tentang gizi inilah yang menjadi akar permasalahan dari ketidak mampuan rumah tangga petani dan nelayan untuk
menyediakan pangan dalam jumlah, mutu, dan ragam yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu, untuk memenuhi asupan karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
yang bermanfaat bagi pertumbuhan, kesehatan, dan daya tahan jasmani maupun rohani Baliwati dkk, 2004.
Menurut Baliwati, dkk, 2004, meningkatnya pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang
lebih baik. Sebaliknya, penurunan pendapatan akan menyebabkan penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli.
5.1.4. Pengetahuan
Menurut Mudanijah 2004, Konsumsi pangan anak tergantung pada sikap dan pengetahuan ibu terhadap pangan. Tujuan pemberian makan pada anak adalah
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang cukup dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah sakit, untuk aktifitas, pertumbuhan dan perkembangan.
Dengan memberi makan, maka anak juga dididik agar dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik serta menentukan jumlah yang cukup dan bermutu.
Permasalahan pada anak usia 9-49 bulan pada penelitian ini adalah bahwa pada usia
Universitas Sumatera Utara
79
ini seorang anak masih merupakan golongan konsumen pasif yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan. Mereka juga sukar diberi pengertian tentang
makanan disamping kemampuan menerima berbagai jenis makanan masih terbatas sehingga pada usia ini anak amat rentan terhadap berbagai penyakit infeksi dan
kurang gizi sehingga dibutuhkan pengetahuan ibu tentang cara pemberian makanan yang baik bagi Balitanya sesuai dengan kebutuhan anak.
Keberhasilan penanggulangan Balita gizi kurang akan lebih baik apabila didukung pengetahuan ibu yang baik tentang gizi buruk dan upaya
penanggulangannya, karena anak Balita masih sangat tergantung pada pola asuh keluarga. Berdasarkan jawaban ibu Balita pada kuesioner tentang gizi buruk dan
penanggulangan masalah gizi di tingkat keluarga hanya 1 yang mengetahuinya dengan baik dan 92 ibu balita lainnya tidak mengetahui tanda-tanda balita gizi
buruk dan upaya penanggulangganya di tingkat keluarga. Rendahnya pengetahuan ini disebabkan karena rata-rata responden masih
memiliki pendidikan yang rendah. Pendidikan gizi sulit berhasil bila tidak disertai peningkatan pengetahuan mengenai sikap dan kepercayaan terhadap makanan.
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting yang dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, termasuk di dalamnya informasi tentang gizi dan makanan serta variasi
pemilihan jenis makanan. Pengetahuan gizi seseorang akan berdampak dalam memilih dan mengolah pangan sehari-hari. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi
akan lebih mudah menyerap berbagai informasi dan menerima berbagai intervensi seperti intervensi-intervensi kesehatan Nainggolan dkk, 2007.
Universitas Sumatera Utara
80
5.1.5. Sikap