Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

satuan akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Y sebesar 0,127 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan atau nol.

4.3.2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004: 40; Priyatno, 2009: 28 dan 34. Dalam penelitian ini metode uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji One Sample Kolmogorov – Smirnov. Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian normalitas terhadap data residual. Tabel 4.7: Hasil Uji Normalitas Model Kolmogorov-Smirnov Z Tingkat Signifikan Unstandardized Residual 1,042 0,227 Sumber: Lampiran 10 Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan tingkat signifikan yang dihasilkan dari metode uji One Sample Kolmogorov – Smirnov terhadap data residual lebih besar dari 5 sig 5, hal ini berarti bahwa data residual memiliki distribusi data yang normal.

4.3.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi Autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heteroskedastisitas. Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Autokorelasi

Menurut Gujarati 1995: 201, autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectional. Penyimpangan asumsi model klasik yang pertama adalah adanya autokorelasi dalam model regresi. Artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin – Watson Uji Dw Firdaus, 2004: 100; Suharjo, 2008: 93- 94. Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji Autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson. Tabel 4.8: Hasil Uji Autokorelasi Uji Durbin-Watson Durbin – Watson 0,968 Sumber: Lampiran 11 Pendeteksian terjadi tidaknya Autokorelasi dapat didasarkan kriteria secara umum yang menurut Santoso 2001: 219 sebagai berikut: 1 Angka Durbin-Watson di bawah -2, artinya ada autokorelasi positif 2 Angka Durbin-Watson di atas + 2, artinya ada autokorelasi negatif 3 Angka Durbin-Watson diantara -2 sampai +2 , artinya tidak ada autokorelasi Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi Autokorelasi dapat terpenuhi karena nilai Durbin-Watson sebesar 0,968 terletak diantara -2 sampai +2.

2. Multikolinieritas

Menurut Ghozali 2005: 91 uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent variable dengan variabel terikat dependen variable. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Tabel 4.9 menunjukkan besaran VIF dari masing-masing variabel bebas. Tabel 4.9: Nilai VIF Variance Inflation Factor Variabel Bebas Tolerance VIF Pendapatan Asli Daerah X 1 0,460 2,175 Anggaran Belanja Modal X 2 0,625 1,599 Anggaran Belanja Rutin X 3 0,472 2,120 Sumber: Lampiran 12 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi multikolinieritas dapat terpenuhi karena nilai VIF pada variabel Pendapatan Asli Daerah X 1 , Belanja Modal X 2 , dan Belanja Rutin X 3 kurang dari 10 VIF 10, bahkan Santoso 2001 memberikan persyaratan yang lebih ketat, yaitu pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel lainnya Priyatno, 2009: 39. Dengan ketentuan menurut Santoso, variabel Pendapatan Asli Daerah X 1 , Belanja Modal X 2 , dan Belanja Rutin X 3 tidak terjadi multikolinieritas dapat terpenuhi.

3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan menggunakan uji Koefisien Korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas pada model regresi Firdaus, 2004: 107; Priyatno, 2009: 42. Tabel 4.10 menunjukkan Hasil dan uji Koefisien Korelasi Rank Spearman. Tabel 4.10: Hasil Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas Koefisien Korelasi Rank Spearman Tingkat Signifikan Pendapatan Asli Daerah X 1 0,058 0,195 Anggaran Belanja Modal X 2 -0,012 0,431 Anggaran Belanja Rutin X 3 0,008 0,451 Sumber: Lampiran 13 Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas dapat terpenuhi karena tingkat signifikasi pada variabel pada variabel Pendapatan Asli Daerah X 1 , Belanja Modal X 2 , dan Belanja Rutin X 3 lebih besar dari 5 sig 5.

4.3.4. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25