Pengaruh Pengeluaran Anggaran Belanja Modal terhadap

61

2.2.9. Pengaruh Pengeluaran Anggaran Belanja Modal terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah diprioritaskan untuk pelayanan publik dan peningkatan pertumbuhan serta pemerataan program pembangunan daerah yang diwakili oleh PDRB Mardiasmo, 2002: 59 dan 221; Bastian, 2006: 342 dan 354. Sehingga pengeluaran untuk anggaran belanja modal dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan pemerataan pembangunan daerah nantinya secara berkelanjutan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi Kaum Klasik Adam Smith, David Ricardo, Thomas Malthus, dan John Stuart Mill, beranggapan bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bersumber utama dari modal Suryana, 2000: 59. Sependapat dengan Ekonom Kaum Klasik, Walt Whitman Rostow dalam bukunya “The Stages of Economic” 1960 mengemukakan teori 5 tahapan proses pertumbuhan ekonomi untuk meruntut alur proses pertumbuhan atau pembangunan ekonomi suatu negara yang salah satu tahapannya untuk mencapai tahap lepas landas take off adalah berlakunya kenaikan laju investasipenanaman modal yang produktif kurang lebih 5-10 dari pendapatan nasional atau produk nasional netto Jhingan, 1990: 182; Suryana, 2000: 62. Selain itu, model pertumbuhan ekonomi Harrod- Domar tentang Teori Pertumbuhan Mantap steady growth theory adalah pengembangan analisis Keynes yang menekankan atau memberikan peranan kunci tentang perlunya penanaman modal dalam proses 62 penciptaan pertumbuhan ekonomi Jhingan, 1990: 291; Suryana, 2000: 66. Akumulasi modal merupakan keharusan bagi pembangunan ekonomi negara yang sedang berkembang untuk menjadi negara yang lebih maju, sehingga semakin besar modal yang tersedia maka akan mempercepat pembangunan ekonomi Suryana, 2000: 72. Oleh karena itu Malthus berpendapat, untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus- menurus Irawan dan Suparmoko, 2002: 27. Investasi di sektor produktif adalah semua jenis investasi atau barang modal yang menambah sumberdaya-sumberdaya baru yang nantinya akan meningkatkan stok modal suatu negara sehingga yang pada gilirannya akan meningkatkan tingkat output dan pendapatan nasional yang merupakan tolak ukur tingkat pertumbuhan ekonomi Arsyad, 2004: 214-215. Modal atau capital sebagai faktor produksi pada pembangunan ekonomi bukan dalam bentuk uang money tetapi real capital atau capital goods barang-barang modal. Penanaman modal atau penambahan terhadap persediaan barang modal biasanya disebut investasi Kamaluddin, 1996: 71-72. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah 2005 investasi dalam kerangka pemerintah didefinisikan sebagai belanja modalpembangunan karena memberi manfaat lebih dari satu tahun. Pengertian tersebut ditekankan pada penggunaan asset untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Padahal suatu asset di pemerintah pusat atau daerah, khususnya asset tetap seperti dalam bentuk tanah, bangunan, infrastruktur 63 sarana dan prasarana publik, dan asset tetap lainnya yang diperoleh melalui proses pengeluaran dana yang disebut Belanja Modal. Teori pertumbuhan ekonomi tersebut berkaitan erat dengan teori pengeluaran pemerintah dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah. Menurut model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah yang dikembangkan W.W. Rostow dengan menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah seiring tahap-tahap pembangunan ekonomi yang pada tahap awal perkembangan ekonomi, pemerintah membutuhkan investasi yang besar atau yang lebih dikenal dengan teori “dorongan kuat” big push theory Mangkoesoebroto, 1993: 170. Sedangkan teori pengeluaran yang dikemukakan oleh Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran dan kegiatan pemerintah yang semakin meningkat telah lama dirasakan, tendensi makin meningkatknya pengeluaran pemerintah oleh Wagner dinamakan “Gesetz der wachsenden Ausdenhnung den Staatstatigkeiten” atau hukum selalu makin meningkatnya kegiatan-kegiatan negara law of ever increasing state activties. Sehingga hukum Wagner tersebut oleh R.A. Musgrave disebut hukum “growing public expenditure” atau hukum makin meningkatnya pengeluaran-pengeluaran pemerintah Soetrisno, 1984: 364. Selain itu, teori pengeluaran pemerintah lainnya yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman menyatakan kaitannya antara meningkatnya penerimaan daerah menyebabkan meningkatnya pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP 64 menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar Mengkoesoebroto, 1993: 173. Penelitian Yuliati 2001: 22 menyimpulkan bahwa pengeluaran pembangunan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Adi 2006: 14 mengkonfirmasi penelitan Yuliati 2001 yang menyimpulkan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Dritsakis dan Adamopoulus 2004 juga membuktikan secara empiris bahwa belanja negara berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negaraYunani Hamzah, 2007: 2. Selain itu studi yang dilakukan oleh Putri 2006: 62 dan Kurniawan 2008: 77 memberikan hasil yang sama bahwa konsumsi pemerintahbelanja pembangunan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

2.2.10. Pengaruh Pengeluaran Anggaran Belanja Rutin terhadap

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25