Ketiga, membuat kurva kalibrasi. Larutan baku besi dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan aquabides. Larutan untuk kurva kalibrasi besi dibuat dengan memipet 1,2 3, 4, dan 5 ml, masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 25 ml dan
dicukupkan hingga garis tanda dengan aquabides dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 248,3 nm dengan nyala udara-asetilen.
Keempat, dilakukan pengukuran kadar zat besi dalam sampel. Sebelum dilakukan penetapan kadar besi dalam sampel, terlebih dahulu alat
spektrofotometer serapan atom dikondisikan dan diatur metodenya sesuai dengan mineral yang akan diperiksa.
Larutan sampel hasil destruksi dicoba dipipet sebanyak 10 ml dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan dicukupkan dengan aquabides hingga garis tanda.
Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya dimana penetapan kadar besi
dilakukan pada panjang gelombang 248,3 nm dengan nyala udara-asetilen.
����� ���� ��� = ����������� ���� × ��������
����� ������ ×
������ �����������
Terakhir, validasi prosedur analisis dilakukan dengan melihat secara teliti nilai simpangan baku relatif atau RSD. Sebagai syarat presisi, simpangan baku
relatif yang diperoleh harus memiliki nilai lebih kecil dari 2 Miller, 2005.
3.8.2 Analisis Kadar Seng dengan Metode Atomic Absorption
Spectrophotometry AAS atau Spektrofotomeri Serapan Atom SSA Prinsip metode AAS adalah ketika panjang cahaya dengan panjang
gelombang tertentu kemudian dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom
Universitas Sumatera Utara
yang bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang
berada di dalam nyala. Atom-atom keadaan dasar ini mampu menyerap energi cahaya yang panjang gelombangnya sesuai atau khas dengan atom keadaan dasar
tersebut Basset, 1994. Untuk membuat kurva kalibrasi seng, diperlukan larutan standar atau
larutan baku seng. Larutan baku seng konsentrasi 1000 μgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan aquabides konsentrasi 10 μgml. Larutan untuk kurva kalibrasi seng
dibuat dengan memipet 1,25; 2,5; 5; 7,5 dan 10 ml larutan baku 50 μgml,
masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan aquabides dan diukur absorbansi pada panjang gelombang
213,9 nm dengan nyala udara-asetilen. Larutan sampel hasil destruksi dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke
dalam labu takar 100 ml dan dicukupkan dengan aquabides hingga garis tanda. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
yang telah dikondisikan dan di atur metodenya dimana penetapan kadar besi dilakukan pada panjang gelombang 213,9 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai
absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku seng. Konsentrasi seng dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan
garis regresi dari kurva kalibrasi.
����� ���� ��� =
����������� �� �� ������ �� ����� ������
× ������ ����������n
Universitas Sumatera Utara
3.8.3 Analisis Kadar Iodium dengan Metode HPLC
Kadar iodium diukur dengan menggunakan metode HPLC. Metode ini meliputi pembuatan larutan standar, ekstraksi sampel dan hidrolisis sampel.
Sampel yang telah diekstraksi dan dihidrolisis dihitung konsentrasi iodium dengan membandingkannya dengan kurva larutan standar. Larutan standar dibuat dengan
menimbang fruktosa sebagai standar sebanyak 2 mg. Fruktosa dimasukkan dalam labu takar 10 ml dan ditepatkan dengan
menggunakan aquades lalu kocok hingga homogen. Larutan tersebut dijadikan larutan induk 1000 ppm, kemudian buat konsentrasi 5 ppm, 25 ppm dan 50 ppm
dengan masing-masing ditambah internal standar konsentrasi 50 ppm. Saring dengan filter dan masukkan kedalam vial untuk disuntikkan pada HPLC.
Proses ekstraksi sampel dilakukan dengan cara menghomogenkan sampel yang kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala. Tambahkan air panas sebanyak
40 ml dan tambahkan KOH 0,05 N atau HCL 0,05 N hingga pH sekitar 6,5-8. Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, dipanaskan
85 C, dan diaduk. Larutan tersebut didinginkan dan kemudian dipindahkan ke
dalam gelas piala untuk diaduk kuat. Setelah itu, encerkan hingga mengandung 1 fruktan.
Langkah berikutnya adalah hidrolisis sampel hasil ekstraksi dengan menggunakan enzim amilase. Pertama diambil 15 g sampel A, kemudian
ditambah 15 g buffer asetat hingga memiliki pH 4.5. ditambahkan amiloglukosidase sebanyak 35 g dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 60
C, lalu ditimbang B. Sebanyak 10 g sampel ditimbang dan ditambah enzim
amilase. Sampel tersebut diinkubasi kembali pada suhu 60 C selama 30 menit.
Universitas Sumatera Utara
Biarkan dingin, lalu timbang C. hasil ekstraksi A,B dan C masing-masing diencerkan, ditambahkan internal standar 20 ppm, disaring lalu diinjeksikan pada
HPLC.
3.8.4 Analisis Kadar Selenium dengan Metode ICP Inductively Couple Plasma