dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, terutama asupan mineralnya. Baik mineral makro maupun mineral mikro.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana kandungan mineral pada tepung campuran pisang awak masak dengan
tepung beras, dan bagaimana sumbangannya terhadap angka kecukupan mineral bayi.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral pada tepung campuran pisang awak masak dan tepung beras
serta sumbangan mineralnya terhadap angka kecukupan gizi bayi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar mineral makro kalsium, kalium, natrium dan
fosfor pada tepung campuran pisang awak masak dengan tepung beras. 2.
Untuk mengetahui kadar mineral mikro besi, seng, iodium dan selenium pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras.
3. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan mineral makro dan mineral
mikro terhadap AKG Angka Kecukupan Gizi bayi. 4.
Untuk membandingkan kadar mineral pada MP-ASI bubuk instan untuk bayi berdasarkan keputusan MENKES RI No. 224MenkesSKII2007.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi masyarakat untuk menggali potensi pangan
lokal yang ada disetiap daerah. 2.
Memberikan informasi bagi ibu hamil bahwa tepung pisang awak masak dicampur dengan tepung beras bagus untuk dijadikan makanan bayi atau
bahan dasar MP-ASI. 3.
Sebagai salah satu cara pemanfaatan bahan pangan lokal dan realisasi diversifikasi pangan.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pisang Awak
Musa paradisiaca L. Var. awak
Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar, karena 50 dari produksi pisang Asia dihasilkan oleh Indonesia dan setiap tahun produksinya makin
meningkat. Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Hal ini karena iklim di Indonesia cocok untuk pertumbuhan buah pisang.
Walau demikian tidak semua wilayah itu merupakan sentra produksi tanaman pisang. Selain iklim yang sesuai, budidaya yang dilakukan oleh masyarakat
didaerah itu menjadi penentu sentra tanaman pisang Sunarjono, 2002. Berdasarkan hasil penelitian Puspita 2011, mengatakan Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu provinsi yang banyak menghasilkan pisang diantaranya termasuk pisang awak. Di Aceh pisang awak ini
sering dimanfaatkan oleh ibu-ibu sebagai makanan untuk bayinya, karena mereka beranggapan bahwa pemberian ASI saja tidak cukup untuk mengenyangkan bayi.
Terkadang karena bayi sering menangis dianggap lapar dan ibu juga menginginkan bayinya cepat gemuk. Biasanya bayi diberi pisang awak yang
dikerok maupun yang dilumutkan dan dicampur dengan nasi. Hal ini sudah dilakukan oleh ibu-ibu di Aceh sejak bayi berumur tujuh hari dan pemberian
pisang awak ini sudah menjadi tardisi turun temurun.
Universitas Sumatera Utara
Pisang awak tergolong pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak maupun diolah terlebih dahulu. Pisang jenis ini memiliki panjang sekitar 15 cm
dengan diameter 3,7 cm. Dalam satu tandan, jumlah sisir ada 18 yang masing- masing terdiri 11 buah. Bentuk buah lurus dengan pangkal bulat. Warna daging
buah putih kekuningan dengan kulit yang tebalnya 0,3 cm. Lamanya buah masak dari saat berbunga adalah 5 bulan Puspita 2011.
Gambar 2.1 Pisang Awak Masak
Selain dimanfaatkan sebagai MP-ASI, pisang ini juga sering diolah menjadi makanan cemilan seperti pisang sale, pisang molen, kripik pisang dan
biasa juga diolah menjadi tepung pisang mengingat bahwa komponen penyusun utamanya adalah karbohidrat. Pisang awak yang masih hijau kulitnya tetapi cukup
tua dagingnya mengandung 21-25 zat tepung. Tepung pisang banyak dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan roti, cake, kue kering, campuran
makanan bayi dan juga berpotensi untuk dijadikan bahan dasar MP-ASI, karena selain mudah dicerna oleh bayi juga mengandung zat-zat gizi yang member
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Kandungan Gizi Pisang Awak
Pisang Awak mempunyak kandungan gizi yang baik dibandingkan dengan jenis buah-buahan yang lain. Pisang merupakan buah yang kaya akan protein,
karbohidrat, serat, energi, vitamin dan mineral seperti kalium, seng, besi, fosfor, kalsium dan juga menyediakan energi yang cukup tinggi. Komposisi nilai gizi
pisang awak dan beberapa jenis pisang lainnya setiap 100 gram daging buah dapat dilihat pada Tabel 2.1.1 berikut:
Tabel 2.1.1 Komposisi Nilai Zat Gizi Pisang Awak setiap 100 gram daging buah Zat Gizi
Nilai Gizi Pisang Awak
Protein g 1,2
Lemak g 0,2
Karbohidrat g 22,2
Kadar air g 75,6
Kalsium mg 8
Besi mg 0,8
Vitamin A IU 126
Energi kal 95
Sumber: Munizar, 1998
2.1.2 Pemanfaatan Pisang Awak
Pengembangan pisang merupakan salah satu program penganekaragaman sumber pangan masyarakat, karena pisang mempunyai kandungan gizi yang
lengkap. Selain kaya kalsium, kalium, besi, fosfor juga mengandung Vitamin A, B dan C. Pisang juga di manfaatkan baik dalam keadaan mentah maupun dimasak
atau diolah menurut cara-cara tertentu. Peningkatan pemanfaatan pisang awak juga dapat diolah menjadi tepung
pisang. Tepung pisang ini mempunyai sifat mudah dicerna dan cocok digunakan sebagai bahan makanan untuk bayi dan juga berguna dalam pembuatan kue dari
Universitas Sumatera Utara
tepung pisang. Di Eropa tepung pisang ini sering dimanfaatkan sebagai campuran dengan bubuk kakao dalam pembuatan puding.
Tersedianya tepung pisang dalam jumlah yang cukup dan kualitas simpan yang baik akan membantu persediaan makanan sumber kalori dan menambahkan
nilai variasi penyediaan makanan sebagai sumber karbohidrat. Dengan demikian produk olahan berbasis pisang ini merupakan kegiatan yang mempunyai nilai
tambah dan layak untuk dikembangkan Hardiman, 1982.
2.2 Tepung Pisang Awak
Pisang merupakan tanaman buah tropis beriklim basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Tanaman ini cukup populer dikalangan masyarakat
dan hampir setiap orang memakannya, produksi pisang menduduki peringkat pertama di Indonesia dibandingkan dengan buah lainnya. Mengingat kandungan
karbohidratnya yang tinggi, maka buah pisang diharapkan dapat dipergunakan sebagai subsitusi beras atau penganekaragaman makanan berkarbohidrat yang
berpotensi diolah menjadi tepung sebagai substitusi tepung terigu BPTP, 2007. Tepung pisang banyak dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan
roti, cake, kue kering, campuran tepung terigu dan campuran makanan bayi. Pada dasarnya semua jenis buah pisang dapat diolah menjadi tepung, tapi warna tepung
yang dihasilkan bervariasi karena dipengaruhi oleh tingkat ketuaan buah, jenis buah dan cara pengolahan. Pisang muda dan pisang tua bisa dijadikan tepung.
Tetapi buah yang muda atau tua lebih gampang dan cepat pembuatannya, sedangkan yang masak lebih lama karena kadar patinya sudah berkurang.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya buah yang masak keadaanya basah oleh kadar gula yang tinggi, sehingga memerlukan pengeringan yang lebih lama Soedjono, 2001.
Manfaat pengolahan pisang menjadi tepung antara lain: Lebih tahan disimpan, lebih mudah dalam pengemasan dan pengangkutan, lebih praktis untuk
diversifikasi produk olahan, mampu memberikan nilai tambah buah pisang dan mampu meningkatkan nilai gizi buah dan untuk menghindari kerugian pasca
panen bagi para petani pisang karena buah pisang merupakan salah satu buah yang mudah busuk dalam beberapa waktu.
2.2.1 Pembuatan Tepung Pisang Awak
Gambar 2.2.1 Proses Pembuatan Tepung Pisang Awak
Pisang awak masak
Kupas kulitnya dan potong kecil-kecil
Pisang yang sudah dipotong kemudian dicuci sampai besih
Penirisan dalam wadah yang berpori
Daging pisang di blender
Tepung pisang awak
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Kandungan Gizi Tepung Pisang Awak
Kandungan lemak dalam tepung pisang awak yang diperoleh pada pada pisang awak 0,2-0,5gram. Hal ini terkait dengan kandungan lemak pada pisang
awak yang tergolong sedikit. Jika dibandingkan dengan anjuran komposisi lemak pada MP-ASI menurut SK Menkes R.I no. 224 tahun 2007 yakni sebesar 10-
15, maka kandungan lemak pada pisang awak tergolong kecil. Dengan demikian, untuk memanfaatkan tepung pisang awak sebagai bahan dasar MP-ASI,
diperlukan tambahan makanan sumber lemak sesuai dengan kebutuhan bayi. Kadar air yang dihasilkan dalam tepung pisang bervariasi dengan rata-rata
kadar air yang diperoleh berkisar antara 2,1-6,7, sedangkan kadar air yang dipersyaratkan maksimal 5 untuk jenis A dan 12 untuk jenis B. Kadar air yang
bervariasi disebabkan oleh letak rak-rak yang terdapat pada alas pengeringan dimana rak-rak yang dekat dengan kompor akan lebih cepat kering sedangkan
yang letaknya jauh akan lebih lama kering. Disamping itu menurut Winarno 1984, gugus hidroksil dalam molekul pati sangat besar sehingga kemampuan
menyerap air juga besar. Dari hasil uji terhadap tepung pisang kadar protein berkisar antara 2,73-
3,84. Dalam standar kadar protein tidak dipersyaratkan tapi kadar protein tepung pisang awak perlu diketahui karena selain karbohidrat tepung yang
mengandung protein dapat menjadi pertimbangan sebagai bahan pengganti terigu yang juga mengandung protein terutama gluten.
Tepung pisang awak juga kaya akan mineral seperti seng, besi, kalium, kalsium dan posfor bila dibandingkan dengan makanan nabati lainnya. Mineral
tepung pisang khususnya besi hampir 100 dapat diserap tubuh. Kandungan besi
Universitas Sumatera Utara
pada tepung pisang awak sebesar 0,8 mg per 100 g berat kering, sedangkan kandungan seng sebesar 2 mg per 100 g berat kering.
Tidak hanya itu, karbohidrat tepung pisang yang diperoleh berdasarkan hasil uji dari perlakuan perebusan maupun perendaman air garam tidak
menunjukkan perbedaan yang jauh, dengan hasil berkisar antara 48,19-55,29. Karbohidrat yang mengalami retrogradasi selama proses pemanggangan akan
memberikan kekenyalan dan struktur lunak Winarno, 1984.
2.2.3 Pemanfaatan Tepung Pisang Awak
Tepung pisang adalah salah satu cara pengawetan pisang dalam bentuk olahan. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi tepung pisang,
tetapi tingkat ketuaannya cukup. Sifat tepung pisang yang dihasilkan tidak sama untuk masing-masing jenis pisang dan biasanya pisang yang paling baik
menghasilkan tepung pisang adalah pisang kepok karena tepung pisang yang dihasilkan mempunyai warna yang lebih putih dibandingkan dengan yang dibuat
dari pisang jenis lain, tapi pisang awak juga bagus diolah menjadi tepung pisang.
Tepung pisang mengandung zat gizi yang banyak, didalamnya terkandung karbohidrat, protein dan mineral. Selain itu tepung pisang juga mempunyai rasa
dan bau yang khas sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan aneka jenis makanan. Tepung pisang dapat digunakan sebagai bahan
campuran dalam pembuatan roti, cake, kue kering, puding, dan makanan bayi Widowati, 2001.
Tepung pisang awak ini khususnya sangat cocok dijadikan sebagai bahan campuran dalam pembuatan makanan bayi karena tepung pisang ini kaya akan
mineral seperti kalium, seng, fosfor, kalsium dan khusunya zat besi karena hampir
Universitas Sumatera Utara
100 dapat diserap tubuh sehingga tepung pisang sangat baik diberikan sebagai MP-ASI dan dapat mencegah bayi terkena anemia defisiensi zat besi dan bagus
untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. 2.3
Beras
Beras adalah makanan pokok rakyat Indonesia, beras diolah menjadi nasi yang merupakan makanan utama sebagian besar penduduk khususnya di
Indonesia. Beras dikenal sebagai sumber hidrat yang baik dengan kandungan sekitar 70-80, sehingga berfungsi sebagai sumber tenaga. Sebagian besar butir
beras terdiri dari karbohidrat jenis pati, yaitu suatu zat hidrat arang yang tersusun dari unit glukosa.
Pati beras tersusun atas dua komponen yaitu amilosa dan amilopektin. Perbandingan jumlah amilosa dan amilopektin dalam beras menentukan tingkat
kepulenannya. Karena pada prinsipnya semakin tinggi kandungan
amilopektinnya, maka beras tersebut semakin lekatlengket. Komponen kedua terbesar dari beras adalah protein. Kandungan protein pada beras adalah 8 pada
beras pecah kulit dan 7 pada beras giling. Beras juga berperan sebagai sumber protein, karena meskipun kandungan proteinnya relatif sedikit, tetapi karena
dikonsumsi dalam jumlah banyak maka peranannya sebagai sumber protein sangat besar Koswara, 2006.
Beras dengan kadar amilosa rendah 9-20 digunakan untuk pembuatan makanan bayi, makanan sarapan seperti roti dari tepung beras dengan campuran
terigu. Suhu gela tinisasi rendah dan viskositas gel rendah akan menghasilkan roti yang baik. Beras dengan kadar amilosa menengah 20-25 digunakan sebagai
bahan baku pembuatan beras pratanak sup nasi dalam kaleng. Sedangkan beras
Universitas Sumatera Utara
yang beramilosa tinggi 25-33 digunakan sebagai bahan baku pembuatan bihun, karena beras jenis ini mempunyai stabilitas dan daya tahan untuk tetap utuh
dalam pemanasan tinggi sehingga setelah dingin pasta yang terbentuk menjadi kuat dan tidak mudah hancur Siwi dan Damardjati 1986.
Beras memiliki banyak jenis seperti beras sincan, kuku balam, rantang, delima, jeruk dan ramos. Dalam penelitian ini, saya menggunakan beras ramos
sebagai bahan dasar dalam pembuatan tepung beras, karena beras ramos memiliki kandungan gizi yang baik serta karakteristik yang menarik, baik dari segi
warnanya yang putih dan aromanya yang wangi. Sehingga ketika beras ramos diolah menjadi tepung beras menghasilkan tepung yang berwarna putih dan
tekstur yang halus.
2.3.1 Pembuatan Tepung Beras
Pembuatan tepung beras dapat dilihat pada gambar 2.3.1.
Gambar 2.3.1 Pembuatan Tepung Beras
Beras dicuci
Direndam 1-2 jam
Ditiriskan
Dikeringkan
Ditumbuk atau di blender Pengayakan
Tepung beras
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Kandungan Gizi Tepung Beras
Tepung beras kaya akan vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat dalam proses pencernaan makanan dalam usus, mampu menyerap air dan dapat lebih
lama tinggal didalam lambung sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar dan cocok bagi yang ingin memiliki berat badan ideal melalui pengaturan pola
konsumsi makan. Komposisi nilai gizi tepung beras menurut daftar komposisi bahan makanan setiap 100 gram tepung dapat dilihat pada tabel 2.3.2.
Tabel 2.3.2 Komposisi Nilai Gizi Tepung Beras Setiap 100 gram Tepung Komposisi Gizi
Tepung Beras Energi
361 Protein
6,7 Lemak
0,6 Karbohidrat
79,5 Serat
0,8 Vitamin:
Vit A Vit C
Vit B1 0,06
Vit B2 0,06
Niacin 1,1
Vit B6 0,14
Folate 6
Vit B12 Pantotenat
1,14 Mineral:
Kalsium 8
Fosfor 103
Magnesium 36
Kalium 81
Natrium Zat Besi Fe
0,6 Seng Zink
1,1 Tembaga Cu
0,11 Mangan Mn
1,6 Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan Depkes, 1995
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pembuatan Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Formula yang dihasilkan dari tepung campuran pisang awak dengan tepung beras menghasilkan aroma pisang yang masak, warnanya putih sedikit
kecoklatan, rasanya manis karena mengandung glukosa serta teksturnya yang lembut. Dengan demikian formula tepung pisang awak ini bagus untuk dijadikan
makanan bayi atau bahan dasar MP- ASI. Pembuatan tepung campuran pisang awak dan tepung beras dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Pembuatan Formula Pisang Awak dan Tepung Beras
Pisang awak masak
Ambil daging pisang dengan pisau
Daging pisang diblender
Daging pisang yang halus dicampur dengan tepung beras
Diaduk sampai berbentuk pasta
Pasta dikeringkan ketalam yang dialasi kertas roti Masukkan dalam oven pada suhu 55
o
C – 60
o
C selama 24 jam Setelah mengering pasta tersebut diblender lagi
Pengayakan
Formula tepung pisang awak-beras
Universitas Sumatera Utara
2.5 Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah dan iodium dari hormon
tiroksin. Di samping itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam enzim-enzim.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang diperlukan makhluk hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Contohnya jika bahan
biologis dibakar maka senyawa organik akan rusak dan sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida CO2, hidrogen berubah menjadi uap air,
nitrogen menjadi uap nitrogen N2 dan sebagian besar mineral tertinggal dalam bentuk abu serta terjadi penggabungan dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik Arifin, 2008. Berbagai unsur mineral terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak semua
mineral terbukti esensial karena ada mineral yang esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ,sedangkan mineral non esensial yaitu logam yang belum diketahui peranannya dalam tubuh
makhluk hidup dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil karena jika kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup. Unsur mineral
esensial dalam tubuh terdiri dua golongan yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1 Mineral Makro
Mineral makro yaitu mineral yang diperlukan untuk membentuk komponen organ dalam tubuh dan diperlukan dalam jumlah yang relatif besar.
Beberapa jenis mineral makro seperti kalsium Ca, fosfor P, kalium K, natrium Na, klorin Cl, belerang S, dan magnesium Mg Arifin, 2008.
Tejasari, 2005 menjelaskan fungsi mineral makro yaitu : − Kalsium berperan dalam pembentukan struktur tulang dan gigi,
pemindahan rangsangan syaraf dan pengaturan kerja enzim. − Fosfor merupakan bagian dari ATP, RNA DNA dan bagian dari
fosfolipida membran. − Kalium sebagai kation intraseluler berperan dalam tekanan osmotik
seluler, rangsangan syaraf dan denyut jantung. − Natrium sebagai kation ekstraseluler berperan dalam keseimbangan
tekanan osmotik ekstraseluler dan pengaturan volume darah. − Klorin sebagai anion ekstraseluler utama dan mengikat ion Na dalam
cairan tubuh. − Belerang sebagai bagian dari asam amino bersulfur dalam protein enzim,
glikosa minoglakin dalam kulit, tulang rawan dan jaringan pengikat. − Magnesium berperan dalam struktur tulang dan beberapa reaksi enzim.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Mineral Mikro
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umunya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Beberapa
jenis mineral mikro seperti besi Fe, seng Zn, tembaga Cu, selenium Se, iodin I, mangan Mg, kobalt Co dan Molibdenum Mo Arifin, 2008.
Tejasari, 2005 menjelaskan fungsi mineral mikro yaitu : − Besi berfungsi dalam produksi hemoglobin dan sebagai bagian dari enzim
oksidatifdalam transportasi dan pendayagunaan oksigen. − Seng berperan dalam aktivitas lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya
dengan metabolisme karbohidrat dan energi. − Tembaga berperan dalam kerja dimutase superoksidase, pencegahan
kanker, pemeliharaan ketajaman rasa, pemeliharaan kulit dan perkembangan fungsi repsoduksi pria dan spermatogenesis.
− Selenium berperan dalam kerja glutation peroksidase untuk penetralan peroksida dan radikal bebas.
− Iodium sebagai bagian tiroksin berperan dalam pengawasan tranduksi energi.
− Mangan berperan dalam kerja jumlah besar enzim dan reaksi oksidasi fosforilasi.
− Kobalt merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12.
− Molibdenum berperan dalam pertumbuhan kesuburan, pencegahan anemia, struktur tulang dan gigi.
−
Universitas Sumatera Utara
2.6 Penilaian Mineral pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung
Beras
Penilaian mineral pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras yang meliputi meliputi penilaian kadar mineral makro kalsium, kalium, natrium
dan fosfor dan mineral mikro besi, seng, iodium dan selenium berdasarkan Kepmenkes No.224MenkesSKII2007 tentang persyaratan teknis MP-ASI.
Kandungan mineral yang terdapat dalam MP-ASI bubuk instan dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6. Kandungan Mineral MP-ASI bubuk instan untuk bayi 6-12 bulan
No Jenis Mineral
Satuan Kadar
1 Besi
mg 5-8
2 Seng
mg 2,5-4,0
3 Kalsium
mg 200-400
4 Natrium
mg 240-400
5 Kalium
mg -
6 Fosfor
mg 240
7 Iodium
ug 45-70
8 Selenium
ug 10-15
Sumber : Kepmenkes No. 224MenkesSKII2007
2.7 Angka Kecukupan Gizi Bayi