2.1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja pelayanan professional yang harus diberikan oleh para tenaga kerja di lapangan kerja merupakan implementasi dari program pengembangan
sumber daya manusia yang merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia. Keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan sangat
ditentukan oleh kinerja. Suharsaputra 2010:144 menyebutkan dalam tataran teknis kualitas kinerja guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan,
karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan atau pembelajaran di lembaga sekolah.
Secara kontekstual menurut Rothwell dkk 2000:35
performance refers to accomplishments, outcomes, and results that individuals, groups, and
organizatios achieve.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Fahmi 2010 yang menyebutkan kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat
profit oriented
and
non oriented
yang dihasilkan pada waktu tertentu
.
Brumbach dalam Jones et al 2006 menyebutkan
performance means both behavior and result
yang berarti bahwa kinerja merupakan perilaku dan hasil. Dari pandangan tersebut dapat dikatakan kinerja menekankan pada hasil atau
prestasi dalam periode waktu yang sudah ditentukan.Wasistiono dikutip oleh Kaliri 2008:9 memberikan pengertian kinerja sebagai keseluruhan hasil manfaat
dan dampak dari keseluruhan proses pengelolaan masukan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kinerja berkaitan dengan hak dan wewenang yang diberikan
kepada seseorang, badan, lembaga termasuk juga para guru dan karyawan dalam suatu lembaga pendidikan.
Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses August dalam Sedarmayanti, 2001:50. Kinerja berasal dari kata
performance
, mempunyai arti kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian atau hasil kerjapenampilan kerja
Sedarmayanti, 2001:50. Menurut Rivai Sinambela, 2012:6 kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di
dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.. Supriyono dalam Kaliri 2008:10 menjelaskan bahwa dalam laporan
kinerja tidak hanya hasilnya dapat dicapai tetapi juga memperhatikan proses pencapaiannya. Jika hal ini diterapkan dalam proses belajar-mengajar maka
kinerja guru meliputi tampilan yang dapat dicapai dalam proses pembelajaran tadi. Berkaitan dengan kinerja guru, maka tidak lepas dari tugas dan kompetensi guru.
Tugas guru menurut Usman 1994:4 dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: 1 tugas dalam bidang profesi; 2 tugas kemanusiaan; dan 3 tugas dalam bidan
kemasyarakatan. Di Indonesia telah ditetapkan 10 sepuluh kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru sebagai
instructional leader
yaitu: 1 Memiliki kepribadian ideal sebagai guru; 2 penguasaan landasan kependidikan; 3 menguasai bahan ajar;
4 kemampuan menyusun program pengajaran; 5 kemampuan melaksanakan program pengajaran; 6 kemampuan menilai hasil dan proses belajar-mengajar;
7 kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; 8 kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; 9 kemampuan bekerja sama dengan
sejawat dan; 10 kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran Depdikbud, 1990: 91
Zamroni 2000:68 mengatakan tugas guru mengajar itu merupakan suatu seni untuk menstransfer pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai pendidikan,
kebutuhan-kebutuhan individu siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh guru. Tugas guru dalam sistem profesi kependidikan yakni
mengajar, membantu siswa, mengelola bagian dari pendidikan, merancang kurikulum, menggunakan teknologi pendidikan, dan melakukan pembaharuan
dalam sistem pendidikan. Boediono dalam Kaliri 2008:11 menjelaskan bahwa kinerja guru terdiri
dari penyusunan program perencanaan pengajaran meliputi: penguasaan materi, analisis materi pelajaran, program tahunan dan program catur wulansemester,
program satuan pelajaran, rencana pengajaran, analisis hasil ulangan harian, pelaksanaan pengajaran, evaluasi tidak bisa dipisah-pisahkan. Dalam setiap
melaksanakan tugas pengajaran, guru harus berpedoman pada tugas-tugas guru sebagai seorang pengajar yang meliputi: membuat rencana pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi Popham, 2001:13 Kinerja guru merupakan aktivitas atau perilaku yang ditonjolkan oleh guru
dalam melaksanakan tugasnya. Dalam kaitannya dengan kinerja guru, berikut dikemukakan indikator yang menyangkut tugas-tugas guru yakni, 1 mampu
menyusunprogram pengajaran atau praktek; 2 mampu menyajikan program
pengajaran atau praktek; 3 mampu melaksanakan evaluasi belajar atau praktek; 4 mampu melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktek; 5 mampu
menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan; 6 mampu membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, 7 mampu membimbing guru
dalam proses belajar-mengajar atau praktek bagi guru yang diberi kewenangan untuk mengarahkan atau membina guru pada jenjang tertentu; 8 mampu
menyelenggarakan kegiatan UNUS; 9 mampu melaksanakan tugas di wilayah terpencil; 10 dapat membuat karya tulisilmiah di bidang pendidikan; 11
mampu membuat alat peragaan; 12 mampu menciptakan karya seni; 13 mampu melaksanakan tugas tertentu di sekolah dan; 14 dapat ikut serta dalam
pengembangan kurikulum Kepmendikbud RI No. 025O1995. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun
2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, dijelaskan bahwa untuk uji kinerja guru, meliputi empat kompetensi yaitu:
1. Kompetensi pedagogik, kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran, mengembangkan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. 2.
Kompetensi profesional, kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Mencakup penguasaan
substansi materi yang diajarkan di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya.
3. Kompetensi kepribadian, kemampuan personal yang digambarkan sebagai
guru yang memiliki kepribadian mantap dan stabil, dewasa, arif dan memiliki akhlak mulia yang dapat menjadi teladan bagi peserta didik.
4. Kompetensi sosial, berkomunikasi dan bergaul secara efektif baik dengan
peserta didik maupun dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua muridwali peserta didik dan masyarakat sekitar Depdiknas, 2007:
39.
2.1.2 Penilaian Kinerja