Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Menurut Mauritz S
ukmadinata, 2009:4, kurikulum “
prescribes or at least anticipates the result of instruction
”. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Namun
demikian kurikulum bukanlah segala-galanya, artinya tercapainya tujuan pendidikan bukan sepenuhnya dari kurikulum itu sendiri, karena kurikulum yang
baik jika dipegang oleh guru yang tidak baik maka hasilnya tidak akan baik, pendidik guru juga menentukan berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan disekolah. Oleh karena itu pemahaman oleh guru sangat berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Menurut Supardi 2013:26 pemahaman kurikulum
adalah kemampuan
menerangkan, mengklasifikasikan,
mengembangkan, memperluas,
dan mengimplementasikan
konsep-konse pkurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan yang meliputi indikator: 1.
Pemahaman terhadap kurikulum 2.
Pengembangan kurikulum 3.
Implementasi kurikulum
2.2.3 Peranan dan Fungsi Kurikulum
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa.
Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka dapat ditentukan paling
tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif dan peranan kreatif Hamalik, 2009:11.
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini bagi generasi muda. Selanjutnya pada peranan kritis atau evaluatif kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol
sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis, tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada tetapi juga menilai dan memilih unsur-unsur kebudayaan
yang akan diwariskan. Dalam peranan kreatif kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan ilmu dan aspek-
aspek lainnya yang senantiasa terjadi setiap saat. Ketiga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan
diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan masa depan.
Di samping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban sebagai fungsi tertentu. Alexander Hamalik, 2009:13 mengatakan bahwa fungsi kurikulum
terdiri dari: 1.
Fungsi Penyesuaian
The Adjstive of Adaptive Function
, disini fungsi kurikulum harus mampu menata keadaan masyaakat agar dapat dibawa ke
lingkungan sekolah untuk dijadikan objek pelajaran para siswa. 2.
Fungsi Integrasi
The Integrating Function
, disini kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan
dalam pembentukan
atau pengintegrasian
masyarakat. 3.
Fungsi Diferensiasi
The Differentiating Function
, kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam
masyarakat. Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi Persiapan
The Propadeutic Function
, dalam hal ini kurikulum harus mampu mempersiapkan anak didik agar dapat melanjutkan studi meraih ilmu
pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih mendalam dengan jangkauan yang luas.
5. Fungsi Pemilihan
The Selective Function
, perbedaan dan pemilihan adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti pula
diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.
6. Fungsi Dagnostik
The Diagnistic Function
, fungsi ini merupakan fungsi kurikulum yang pada gilirannyaakan mengetahui keberhasilan penerapan
program-program pengalaman belajar yang diikuti oleh anak didik yang sejalan dengan upaya memahami bakat dan minat anak.
2.3 Supervisi Akademik