Dimensi Supervisi Akademik Supervisi Akademik

Haagen 2000 menyebutkan bahwa setiap model pengawasan, penilaian, harus didasarkan pada konsep bahwa: 1 semua pihak yang terlibat berasaskan kekerabatan dan kekeluargaan; 2 semua pihak memiliki kepercayaan dalam proses satu sama lain; 3 semua pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka sesuai dengan UU Pendidikan, Peraturan, dan atau kebijakan sekolah. Kekerabatan dan keluarga serta saling percaya satu sama lain menjadi kunci dalam kegiatan supervisi. Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan supervisi sangat jauh dari jurang pemisah atasan dan bawahan, baik guru maupun pengawas sama-sama berkolaborasi untuk melakukan perbaikan pelaksanaan tugas.

2.3.4 Dimensi Supervisi Akademik

Sudjana 2011:108 menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi atau pengawasan akademik oleh pengawas sekolah dilakukan melalui kegiatan pemantauan, penilaian, pelatihan dan pembimbingan tugas pokok guru, yakni merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta menilai kemajuan belajar peserta didik. Ketiga kegiatan tersebut saling berkaitan dimana kegiatan pemantauan dan penilaian dapat dilakukan bersama-sama dan bisa dilaksanakan sebelum atau sesudah pelatihanpembimbingan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana hasil pembinaan tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Sahertian 2000:44-52 pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan supervisi akademik ada tiga yaitu: 1. Pendekatan Langsung Direktif, adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. 2. Pendekatan Tidak Langsung Non-Direktif, adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. 3. Pendekatan Kolaboratif, adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi pendekatan baru. Prasojo dan Sudiyono 2011:88 menguraikan tugas pokok pengawas dalam melaksanakan fungsi kegiatan supervisi akademik kedalam tiga dimensi, antara lain: 1 melakukan pra pemantauan; 2 melakukan observasi atau pengamatan; dan 3 melakukan refleksi atau penilaian atau pembinaan. Secara garis besar dimensi yang dikembangkan oleh Prasojo dan Sudiyono adalah sebelum melakukan observasi atau pemantauan terlebih dahulu dilakukan pra pemantauan. Dimensi yang disebutkan oleh Prasojo dan Sudiyono lebih cenderung hanya kepada model supervisi tradisional dengan cara observasi langsung, sehingga tidak mewakili bermacam-macam model supervisi akademik. Selain itu daam tataran empiris pra pemantauan dalam kegiaatan supervisi akademik dengan observasi langsung sangat jarang dilakukan oleh seorang pengawas sekolah.

2.3.5 Teknik Supervisi