Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstrakurikuler
adalah proses pembelajaran yang membuahkan hasil belajar yang diharapkan. Hasil belajar yang diharapkan ini berupa pengetahuan yang otentik dan bersatu
raga pada diri seseorang dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan. Seseorang dapat dikatakan belajar jika terjadi perubahan dalam dirinya,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi pintar, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari kurang ajar menjadi terpelajar. Belajar merupakan suatu proses
bukan suatu hasil. Untuk itu pembelajaran diarahkan pada pengembangan dan penyempurnaan potensi kemampuan yang dimiliki seperti kemampuan
berbahasa, sosio-emosional, motorik dan intelektual. “Mengajar adalah usaha sadar dalam memberikan pengetahuan dan
bimbingan kearah yang baik agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri anak didik
”.
12
Dalam konsep belajar learning dan pembelajaran instruction merupakan dua buah konsep kependidikan yang saling berkaitan. Konsep
belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik guru dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu,
tergantung pada situasi dari kedua kegiatan itu sendiri. Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dan
usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.
“Menurut Isjoni dalam bukunya Saatnya Pendidikan Kita Bangkit menerangkan bahwa pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian
tujuan pembelajaran ”.
13
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran adalah merangsang dan menyukseskan program belajar dan untuk mencapai tujuan, sedangkan fungsi
belajar adalah dapat memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar, yaitu terjadinya perubahan dalam diri peserta didik.
Proses pembelajaran yang diselenggarakan guru bisa berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Sekolah sebagai tempat proses pembelajaran
12
Rusyandi T, Dkk, Menjadi Guru Teladan........ h. 50
13
Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007 Cet-1,h. 26
yang lebih baik dibanding proses pembelajaran bentuk lainnya, sehingga masyarakat khususnya orang tua murid bahkan pemerintah sekalipun melihat
peranan strategis sekolah bagi masa depan anak-anak. Proses pembelajaran sebenarnya bukan bukan hanya menekankan adanya keaktifan dan kreatifitas
pada siswa, tetapi juga mengandung makna adanya guru yang aktif dan kreatif. Perpaduan dan keselarasan aktifitas dan kreatifitas guru dengan kreativitas
siswa tercermin dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi antara peserta didik dan
pendidik. Interaksi ini dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah interaksi edukatif. Menurut Syaiful Bahri Djamara, interaksi edukatif mempunyai
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mempunyai tujuan
2. Mempunyai prosedur yang direncanakan 3. Ditandai dengan penggarapan materi khusus
4. Ditandai dengan aktivitas siswa 5. Guru berperan sebagai pembimbing
6. Membutuhkan disiplin 7. Mempunyai batas waktu
8. Diakhiri dengan evaluasi.
14
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik, pendidik, bahan, metode dan media serta tujuan
merupakan hal-hal yang sangat esensial. Sebab, bila salah satu diantaranya tidak ada, maka proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung dalam suatu
proses interaksi edukatif. Tidak hanya itu, titik tekan dalam proses interaksi edukatif yaitu terletak pada posisi guru itu sendiri. Dimana guru memposisikan
dirinya sebagai pembimbing, teman belajar dalam mendialogkan materi yang sedang dipelajari bersama antara siswa dan guru.