Data Tambahan Angket Hasil Penelitian

dapat dijaring melalui lembar observasi. Persentase ragam pemodelan adalah sebesar 67,56 dengan kategori cukup. Hal ini disebabkan karena hampir separuh siswa keliru memilih alat praktikum, lambat, dan minta bantuan pembimbing praktikum. Hal tersebut sesuai dengan hasil angket pada pernyataan keempat yang dikembangkan dari kriteria “Praktikum meningkatkan kemampuan siswa” adalah: “Saya sulit menggunakan alat-alat praktikum”. Terdapat 25 siswa 76 dengan kategori hampir seluruhnya dari 33 siswa yang memilih “ya” dan 8 siswa 24 de ngan kategori sebagian kecil yang memilih “tidak”. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa terdapat hampir seluruh siswa merasa sulit mengunakan alat praktikum. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil angket pada pernyataan kedelapan yang dikembangkan dari kriteria “Keaktifan kegiatan praktikum di sekolah ” adalah: “Saya sering melaksanakan praktikum di sekolah”. Terdapat 10 siswa 30 dengan kategori hampir separuhnya dari 33 siswa yang memilih “ya” dan 23 siswa 70 dengan kategori sebagian besar yang memilih “tidak”. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa keaktifan pembelajaran praktikum di sekolah kurang sekali. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang mengenal alat-alat praktikum, kurang terbiasa dalam menggunakan alat-alat praktikum, dan tidak tahu proses pembelajaran praktikum dengan baik. Berikut pula hasil angket p ada pernyataan kesepuluh yang dikembangkan dari kriteria “Kesiapanbekal siswa sebelum praktikum ” adalah: “Saya mencoba memahami langkah kerja yang terdapat di LKS sebelum melaksanakan praktikum ”. Terdapat 13 siswa 40 dengan kategori hampir separuhnya dari 33 siswa yang memilih “ya” dan 20 siswa 60 dengan kategori sebagian besar ya ng memilih “tidak”. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa persiapan siswa sebelum praktikum kurang. 5

2. Tes Essay Kemampuan Generik

Hasil analisis kemampuan generik dijaring melalui tes essay adalah: Ragam pengamatan langsung 65,56 dengan kategori cukup, ragam pemodelan 62,07 dengan kategori cukup, ragam pengamatan tidak langsung 53,18 dengan 5 Ibid. kategori kurang sekali, ragam kemampuan generik sebab akibat 49 dengan kategori kurang sekali, ragam kemampuan generik inferensi 50,50 kategori kurang sekali. Berdasarkan data tersebut dapat diambil rerata kemampuan generik siswa melalui tes essay dalam penelitian ini adalah sebesar 56,10 dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka kemampuan generik dalam penelitian ini jika diurutkan dari persentase tertinggi keterendah adalah pengamatan langsung, pemodelan, pengamatan tidak langsung, inferensi, dan sebab akibat. Rerata kemampuan generik siswa dalam penelitian ini adalah sebesar 56,10 dengan kategori kurang, hal tersebut dikarenakan untuk mengembangkan kemampuan generik siswa memerlukan waktu yang tidak sebentar, siswa memerlukan tahap pengenalan terlebih dahulu terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan generiknya, misalkan pengenalan alat praktikum dan cara menggunakan alat praktikum. Proses mengembangkan kemampuan generik membutuhkan waktu relatif lama juga dipaparkan oleh Druri dalam Rahman yang menyatakan bahwa kemampuan generik adalah kemampuan yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan dan untuk mendapatkannya memerlukan waktu yang relatif lama. 6 Rerata capaian persentase tiap ragam berbeda, namun dalam kategori cukup, kurang dan kurang sekali, maka dari itu sangat diperlukan kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa meningkatkan kemampuan generiknya. Adapun secara terperinci penjelasan atas setiap ragam kemampuan generik yang dapat dijaring melalui penelitian kali ini akan dipaparkan seperti berikut: 6 Taufik Rahman, “Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi”, Disertasi pada Pasca Sarjana S3 Pendidikan UPI Bandung, Bandung, 2008, h. 30, tidak dipublikasikan.

a. Pengamatan Langsung

Indikator pengamatan langsung dalam penelitian kali ini adalah: 1 Mengungkapkan karakteristik objek berdasarkan hasil penginderaan langsung lisantulisan. Indikator ini menuntun siswa untuk dapat mengungkapkan karakteristik objek pengamatan dengan menuliskannya ke dalam tes essay yang diberikan. Persentase ragam pengamatan langsung yang dapat dijaring melalui tes essay adalah sebesar 65,56 dengan kategori cukup. Hal ini terjadi dikarenakan siswa tidak teliti dalam menjawab soal, ketika soal meminta siswa mendeskripsikan warna daun, beberapa siswa menjawab dengan menuliskan kata- kata “terang”, “cerah”. Ketika soal meminta siswa mendeskripsikan tekstur daun, beberapa siswa menjawab dengan menuliskan kata- kata “lembab”, “kering”.

b. Pengamatan tidak langsung

Indikator pengamatan tidak langsung dalam penelitian kali ini adalah: 1 Mengungkapkan karakteristik objek melalui penginderaan tak langsung lisantulisan. 2 Menentukan amilum hasil fotosintesis dengan larutan lugol. Pada indikator pertama pengamatan tidak langsung, siswa dituntun untuk dapat menggungkapkan karakteristik objek pengamatan dengan mengungkapkannya secara tulisan. Persentase ragam pengamatan tidak langsung pada indikator kedua ini dapat dijaring melalui tes essay adalah sebesar 35,15 dengan kategori kurang sekali. Hal tersebut dikarenakan siswa lupa bahkan tertukar mendeskripsikan warna daun yang tertutup dengan daun yang terbuka hasil uji lugol. Pada indikator kedua pengamatan tidak langsung, siswa dituntun untuk dapat menentukan amilum hasil fotosintesis dengan mengungkapkannya secara tulisan. Persentase ragam pengamatan tidak langsung pada indikator kedua ini dapat dijaring melalui tes essay adalah sebesar 71,21 dengan kategori baik. Hasil pencapaian pada indikator ini tergolong baik walaupun sebagian kecil siswa menjawab salah dan keliru menjawab soal.