BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain klausal, yang berguna untuk menganalisis pengaruh variabel budaya paternalistik dan komitmen organisasi terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dengan objek penelitian terhadap PDAM Tirtanadi provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Kurnia 2004 yang meneliti Pengaruh budgetary goal characteristic terhadap kinerja manajerial
dengan budaya paternalistik dan komitmen organisasi sebagai moderating variable
3.2 Populasi dan Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer yang terdiri dari Kepala Divisi, Kepala Cabang, dan Kepala Bidang pada PDAM Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara. Keseluruhannya berjumlah 107 orang, dengan rincian sebagai berikut :
• Kepala Divisi yang sejajar
= 13 Orang
• Kepala Cabang yang sejajar
= 27 Orang
• Kepala Bidang yang sejajar
= 67 Orang
Panangaran Ritonga: Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.2.2 Penentuan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus, karena seluruh Kepala Divisi,Kepala Cabang dan Kepala Bidang pada PDAM Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara dalam penelitian ini dijadikan sampel, yaitu sejumlah 107 sampel. Teknik sensus digunakan dengan pertimbangan :
1. Relatif sedikitnya jumlah populasi dan tersebar di satu perusahaan yang
berada di satu provinsi Sumatera Utara. 2.
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi Sugiono, 2005
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel Berdasarkan kerangka konseptual dan hipotesis yang diajukan maka variabel-
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Variabel bebas independen variable, yaitu variabel yang diperkirakan dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel partisipasi penyusunan anggaran
diposisikan sebagai variabel bebas b.
Variabel moderating moderating variable, yaitu variabel yang diperkirakan dapat memoderasi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Panangaran Ritonga: Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dalam penelitian ini digunakan variabel budaya paternalistik dan komitmen organisasi.
c. Variabel terikat dependent variable, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Dalam penelitain ini adalah kinerja manajerial Y 3.3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran dalam penelitian ini berperan sebagai variabel
independen. Variabel ini didefinisikan sebagai sejauh mana keterlibatan para manajer tingkat bawah dalam proses pembuatan anggaran perusahaan. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran terdiri dari enam item pertanyaan yang dikembangkan oleh Milani, 1975. Instrumen ini telah banyak
digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang memuaskan Brownell, 1982, Dunk, 1982, Nouri dan Parker,
1998. Responden diminta untuk memberikan pendapat persepsinya tentang sejauh
mana keterlibatannya dalam penyusunan anggaran perusahaan. Keterlibatan tersebut akan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin 1-5, dimana poin
1 menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah sedangkan angka 5 menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi.
2. Kinerja Manajerial
Panangaran Ritonga: Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
Kinerja manajerial diartikan sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan berbagai aktivitas manajemen yang meliputi perencanaan,
pengkoordinasian, investigasi, pengaturan, negosiasi, perwakilan pengawasan dan evaluasi. Pengukuran kinerja manajerial dalam penelitian ini menggunakan
instrumen Self-ratting yang dibangun oleh Mahoney dkk 1963. Instrumen diukur dengan skala likert mulai dari 1 satu yang menunjukkan kinerja yang
paling rendah jauh di bawah rata-rata sampai 9 sembilan yang menunjukkan kinerja yang paling tinggi jauh di atas rata-rata. Rata-rata di sini adalah kinerja
rata-rata untuk manajer yang berada pada tingkatan manajemen yang sama dengan responden dalam satu perusahaan.
3. Budaya Paternalistik Budaya paternalistik diposisikan sebagai variabel moderasi yang berperan
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Budaya paternalistik diartikan sebagai budaya dimana para manajer level
menengah dan bawah merasa sungkan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan ide-ide untuk mengoreksi atasan, meskipun para manajer tersebut tahu
bahwa hal itu lebih baik daripada sekedar menuruti perintah atasan. Untuk mengukur variabel ini digunakan kuesioner Dorfman and Howell’s 1988
dalam Mustikawati 1999 yang disebut Culture Scale Questionnaire dengan 4 empat pertanyaan diajukan kepada responden dengan memakai skala interval
point 1 satu sampai 5 lima. Skor yang semakin tinggi menunjukkan bahwa budaya paternalistik di organisasi tersebut rendah dan sebaliknya.
Panangaran Ritonga: Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
4. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi juga ditempatkan sebagai variabel moderasi. Komitmen
organisasi dalam penelitian ini diartikan sebagai penerimaan dan kepercayaan akan nilai dan tujuan organisasi. Variabel ini diukur dengan menggunakan 6
enam item pertanyaan yang di kembangkan Mowday 1979 dengan skala interval mencakup point 1 satu sampai 5 lima. Point 1 berarti Sangat Tidak
Setuju STS dan point 5 menyatakan Sangat Setuju SS.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian