menyatakan hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh komitmen organisasi.
Akhirnya penelitian yang dilakukan Coryanata 2001 mengenai pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan
penganggaran dan kinerja manejerial pada Perguran Tinggi Swasta. Data yang diperoleh dengan membuat daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden melalui jasa
pos. Hasilnya menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang siginifikan pada pengaruh interaksi pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi dengan partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.
2.6. Kerangka Konseptual
Partisipasi anggaran menggambarkan keterlibatan manajer pusat pertanggungjawaban mulai dari tingkat bawah, menengah dan tingkat atas dalam proses
penyusunan anggaran. Keterlibatan para manajer ini sangat penting dalam upaya memotivasi mereka guna mencapai tujuan perusahaan. Partisipasi para manajer dalam
proses penyusunan anggaran menciptakan terjadinya komunikasi yang baik, interaksi satu sama lain serta bekerja sama dalam team guna mencapai tujuan perusahaan. Dengan
menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para manajer akan meningkat. Hal ini didasari pemikiran bahwa jika suatu tujuan atau stándar dirancang secara
partisipatif disetujui, maka manjer akan menginternalisasikan tujuan atau stándar yang ditetapkan dan manajer memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya,
karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunan anggaran. Semakin tinggi tingkat keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran maka semakin meningkat pula
kinerjanya Indriantoro dalam Kurnia, 2004 : 649.
Panangaran Ritonga: Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
Budaya paternalistik menggambarkan suatu budaya organisasi dimana para manajer tingkat menengah dan bawah masih merasa sungkan terhadap atasannya untuk
mengungkapkan apa yang menjadi pikiran, gagasan dan ide mereka, meskipun para manajer tersebut tahu bahwa hal itu lebih baik dari pada sekedar menuruti perintah
atasan. Tipe manajemen dengan budaya paternalistik akan mengurangi inisiatif bawahan dalam mengemukakan pikiran, gagasan, dan ide sehingga menghambat adanya
partisipasi dari para bawahan dalam penyusunan anggaran. Budaya paternalistik yang cukup kuat dianut para manajer cenderung menghambat adanya partisipasi dalam
penyusunan anggaran sehingga dapat menurunkan kinerja manejerial. Komitmen organisasi menggambarkan, keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap
nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Komitmen organisasi dapat tumbuh dan berkembang karena manajer pusat pertanggungjawaban memiliki ikatan
emosional terhadap perusahaan yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam dirinya untuk mengabdi kepada perusahaan. Komitmen
organisasi yang kuat dalam diri manajer pusat pertanggungjawaban akan menyebabkan partisipasi mereka dalam penyusunan anggaran semakin tinggi sehingga akhirnya
meningkatkan kinerja manejerial.
Panangaran Ritonga: Pengaruh Budaya Paternalistik Dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
Budaya Paternalistik x
2
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Sesuai dengan gambar kerangka konseptual Gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa
variabel partisipasi anggaran x
1
dengan moderating budaya paternalistik x
2
dan komitmen organisasi x
3
dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial y.
2.7. Hipotesis Penelitian