BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Upah
Secara sederhana dapat diartikan bahwa upah adalah pembayaran atau imbalan yang wujudnya dapat bermacam-macam, yang dilakukan seseorang atau
lembaga instansi terhadap orang lain atas usaha, kerja atau pelayanan yang telah dilakukannya. Atau dengan kata lain upah adalah imbalan pengganti jasa yang
diberikan oleh seseorang atau pekerja kepada pihak lain atau majikannya. Pengertian upah menurut Undang-Undang Kecelakaan Tahun 1947 no. 33
pasal 7 ayat 1 dan 2, upah adalah : 1.
Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai ganti pekerjaan
2. Perumahan, makan, bahan makanan dan pakaian dengan percuma, yang
nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu. a.
Upah adalah harga untuk jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain itu sebagai pemberi jasa dengan orang lain sebagai penerima
jasa.
1
b. Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian atas perjanjian yang telah disepakati.
2
1
Edwin B. Flippo, 1994, Manajemen Personalia, Terjemahan Edisi keenam Jilid Dua, Hal 118
2
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Halaman 117
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka menurut pendapat saya “Upah adalah imbalan yang sebanding dengan usaha yang telah dikeluarkan oleh
orang tersebut pekerja, juga harus cukup untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin kehidupan yang layak”.
3.2. Pengertian Upah perangsang
Dalam penelitian tentang usulan upah perangsang ini akan dijelaskan mengenai pengertian upah perangsang itu sendiri, di mana upah perangsang
merupakan tambahan upah yang diberikan pada buruh karena buruh dapat memenuhi atau melampaui standar-standar kerja yang telah ditetapkan.
Upah Perangsang adalah sarana motivasi, dapat berupa perangsang atau pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri
mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi perusahaan” “Incentive is an important actuating tool. Human being tend to strive
more itensely when the reward for accomplishing satisfies their personal demand”.
Dari pendapat-pendapat diatas, menurut saya bahwa “Upah perangsang adalah salah satu bentuk rangsangan atau motivasi yang sengaja diberikan kepada
karyawan untuk mendorong semangat kerja karyawan agar mereka dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan organisasi”.
Tujuan diberikannya upah jenis ini adalah untuk merangsang agar mau berusaha memenuhi atau melampaui standar-standar tersebut. Bila standar
tersebut dapat dilampaui, perusahaan akan mendapat keuntungan tersendiri seperti
Universitas Sumatera Utara
ongkos pekerja per satuan produk menurun dan labour turn over menurun. Bagi pihak pekerja, adanya upah perangsang akan merupakan kesempatan atau
memperoleh penghargaan-penghargaan lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa falsafah utama yang akan selalu
mendasari setiap rancangan sistem upah perangsang adalah membayar pekerja sesuai dengan prestasi setiap pekerja yang akan menerima imbalan dalam bentuk
upah perangsang yang tidak akan diterima oleh karyawan lain yang tidak berhasil mencapai standar.
Biasanya upah perangsang diberikan untuk pekerjaan-pekerjaan dengan ciri-ciri :
1. Unit output nya mudah diukur. 2. Hubungan antara usaha dengan output jelas.
3. Mutu tidak penting. 4. Pekerjaan bersifat standar, jarang ada delay.
5. Supervisor tidak dapat mengawasi performansi pekerja secara individual.
3.3. Hubungan Upah Perangsang Dengan Produktivitas Kerja