Alasan Penggunaan Metode Halsey Pada Perusahaan Hubungan Prestasi Kerja dengan Upah Perangsang

Tabel 3.1. Keuntungan dan Kerugian Metode Upah Perangsang Lanjutan Jenis metode Metode Keuntungan Kerugian Berdasarkan waktu yang dihemat 1. Halsey The Halsey Plan 2. Bedaux The Bedaux Plan 3. Rowan The Rowan Plan 1. Mudah dimengerti dan dijelaskan kepada pekerja, pekerja dapat menghitung sendiri upah yang mereka peroleh, tidak ada standar yang aktual 2. Baik untuk pengendalian produksi, sebagai perbandingan kemajuan 1. Tidak diterima oleh metode lain ditinjau dari standar waktu produktivitas, pembagian hasil yang mengecewakan 2. Sulit rumit untuk dijelaskan pada pekerja Sumber : Brennan,Charles W, Wage Administration Plans, Practises and Principles Hal 240-262

3.7. Alasan Penggunaan Metode Halsey Pada Perusahaan

Metode Halsey merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pemberian upah perangsang kepada pekerja yang memiliki prestasi kerja yang baik atau dengan kata lain menghasilkan produk melebihi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan setiap harinya. Perusahaan PT Baja Pertiwi Industri merupakan perusahaan yang menghasilkan produk-produk untuk pengolahan kelapa sawit. Perusahaan tersebut memiliki tahapan proses pengerjaan secara manual dan dengan bantuan penggunaan mesin, PT Baja Pertiwi Industri membuat produk-produk berdasarkan pesanan atau dikenal dengan istilah “Make To Order”. Perusahaan memiliki tenaga kerja manual di beberapa stasiun pengerjaan yakni stasiun pembuatan mal dan pencetakan pasir dengan kemampuan pekerja yang berbeda-beda yakni pemula, standar dan berpengalaman, perusahaan tidak memiliki standar waktu pengerjaan produk-produk. Metode Halsey merupakan metode yang paling unggul dibandingkan metode upah perangsang lainnya, karena metode tersebut dapat diterapkan untuk Universitas Sumatera Utara setiap pekerja dengan kemampuan mulai dari tingkatan pemula hingga yang sudah mahir, pembagian hasil yang diperoleh sama rata sehingga metode ini sering dikenal dengan metode 50-50. Metode ini juga tidak memiliki standar waktu pengerjaan, standar waktu ditentukan dari pengerjaan sebelumnya.

3.8 Hubungan Prestasi Kerja dengan Upah Perangsang

Sistem upah perangsang menunjukan hubungan yang paling jelas antara kompensasi dan prestasi kerja. Istilah “upah perangsang” pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar produktivitas karyawan atau profitabilitas organisasi atau kedua kriteria tersebut. Berbagai bentuk rencana upah perangsang mengkaitkan upah produktivitas individual, rencana-rencana lain dengan produktivitas kelompok, dan rencana- rencana lain lagi dengan produktivitas atau profitabilitas organisasi keseluruhan. Para karyawan yang bekerja dibawah sistem upah perangsang berarti prestasi kerja mereka menentukan, secara keseluruhan atau sebagian, penghasilan mereka. Tujuan upah perangsang pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial diatas dan melebihi upah dan gaji dasar. Perbedaan tipe rencana upah perangsang ditunjukan pada tipe karyawan yang berbeda pula. Bagi mayoritas karyawan, uang masih tetap merupakan motivasi kuat atau bahkan paling kuat. Rencana-rencana upah perangsang bemaksud untuk Universitas Sumatera Utara menghubungkan keinginan karyawan akan pendapatan finansial tambahan dengan kebutuhan organisasi akan efisiensi produksi. Disamping kebaikan-kebaikan dalam memotivasi karyawan, sistem upah perangsang mempunyai banyak masalah. Administrasi upah perangsang dapat sangat kompleks, seperti halnya seperti pengawasan lainnya, standar-standar harus ditetapkan dan hasil-hasilnya harus diukur. Untuk banyak pekerjaan, berbagai standar dan ukuran adalah sering tidak telititepat atau terlalu mahal utuk dikembangkan. Ini berarti bahwa sistem upah perangsang bisa menyebabkan ketidaka-adilan. Masalah lain adalah mungkin karyawan tidak dapat mencapai standar karena faktor-faktor yang tidak terkendalikan, seperti penundaan-penundaan pekerjaan atau kerusakan-kerusakan mesin.

3.9 Pengukuran Kerja

Dokumen yang terkait

Perancangan Tataletak Teknologi Kelompok dengan Menggunakan Metode Based Sorted Algorithm dan Similarity Coefficient Pada PT. Baja Pertiwi Industri

9 101 297

Pendekatan Lean Thinking Untuk Mengurangi Waste pada PT Baja Pertiwi Industri

2 30 205

Pengaruh Deskripsi Kerja Dan Upah Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. (Persero) Bhanda...

1 26 3

Pengaruh Deskripsi Kerja dan Upah Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. (PERSERO) Bhanda Ghara

0 21 1

PENGUKURAN WAKTU KERJA SEBAGAI DASAR ANALISIS KESEIMBANGAN PERAKITAN DAN RENCANA PENENTUAN UPAH PERANGSANG DI PT. KANCA MUSIKINDO BANDUNG

37 238 62

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, PRESTASI DAN UPAH KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja, Prestasi dan Upah Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Perusahaan Roti Melinda di KAranganyar.

1 2 11

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, PRESTASI DAN UPAH KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja, Prestasi Dan Upah Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Perusahaan Sari Roti Di Surakarta.

0 0 12

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, PRESTASI DAN UPAH KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Kemampuan Kerja, Prestasi Dan Upah Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Perusahaan Sari Roti Di Surakarta.

0 1 14

Hubungan Pemberian Upah dengan Prestasi Kerja Karyawan di Midori Japanese Restaurant.

0 0 27

Hubungan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Dengan Efektifitas Penilaian Prestasi Kerja Karyawan (Studi Kasus Di Pt. Campina Ice Cream Industri Kantor Cabang Parung, Bogor).

0 2 60