ongkos pekerja per satuan produk menurun dan labour turn over menurun. Bagi pihak pekerja, adanya upah perangsang akan merupakan kesempatan atau
memperoleh penghargaan-penghargaan lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa falsafah utama yang akan selalu
mendasari setiap rancangan sistem upah perangsang adalah membayar pekerja sesuai dengan prestasi setiap pekerja yang akan menerima imbalan dalam bentuk
upah perangsang yang tidak akan diterima oleh karyawan lain yang tidak berhasil mencapai standar.
Biasanya upah perangsang diberikan untuk pekerjaan-pekerjaan dengan ciri-ciri :
1. Unit output nya mudah diukur. 2. Hubungan antara usaha dengan output jelas.
3. Mutu tidak penting. 4. Pekerjaan bersifat standar, jarang ada delay.
5. Supervisor tidak dapat mengawasi performansi pekerja secara individual.
3.3. Hubungan Upah Perangsang Dengan Produktivitas Kerja
3
Dari pengertian yang cukup luas dan penjelasan yang cukup lebih mendetail tentang pengertian upah dan upah perangsang dapat dilihat pengaruh
yang ditimbulkan oleh pemberian upah dan upah perangsang terhadap produktivitas kerja karyawan.
3
Sembiring, Dwi Melinda, 2006, Peranan Upah dan Upah perangsang Terhadap Produktivitas Kerja, Hal 36-37
Universitas Sumatera Utara
Upah yang diterima oleh karyawan dari perusahaan sebagai balas jasa yang mereka berikan, dan upah ini digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari dari karyawan keluarganya. Tinggi rendahnya upah yang diterima karyawan juga akan mempengaruhi status sosial mereka ditengah
keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus dapat membuat struktur pengupahan yang baik.
Dengan struktur pengupahan yang baik akan dapat merangsang para karyawan untuk bekerja lebih giat. Demikian juga sebaliknya apabila pihak
pimpinan perusahaan tidak membuat struktur pengupahan yang baik akan dapat membuat produktivitas karyawan menurun.
Oleh karena itu pemberian upah perangsang berpengaruh langsung terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan. Program peningkatan
produktivitas ditandai dengan adanya tunjangan-tunjangan yang lain disetiap bagian perusahaan. Setiap pembayaran kepada perorangan harus ditentukan oleh
sumbangan terhadap produktivitas, dan kenaikan pembayaran kepada karyawan harus didasarkan atas peningkatan produktivitas yang dicapai.
Pemberian penghargaan serta penggunaan motivasi yang tepat akan menimbulkan semangat kerja dan menjurus kepada produktivitas yang lebih
tinggi yang keseluruhannya mecakup kepada pemberian upah dan upah perangsang serta usaha yang dapat menimbulkan kepuasan kerja melalui berbagai
program yang dapat dijalankan oleh pimpinan perusahaan antara lain : 1.
Pemberian upah itu harus pasti dan mempunyai sifat flexibel yang memungkinkan untuk disesuaikan dengan keadaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Rencana pemberian upah perangsang hendaknya sederhana sehingga dapat
dimengerti dan dihitung oleh karyawan, dan merupakan sarana untuk memacu pekerjaan dalam mencapai standar pelaksanaan yang diinginkan.
3. Melibatkan semua tenaga kerja pada gerakan peningkatan produktivitas.
4. Menciptakan kepuasan kerja melalui perbaikan-perbaikan kerja, kondisi
kerja yang lebih menarik dan perluasan tugas kerja sehingga menimbulkan adanya peningkatan dalam produksi.
Berikut ini beberapa skema gambar yang menunjukkan hubungan produktivitas, upah, keuntungan dan harga.
4
Gambar 3.1. Hubungan Kenaikan Produktivitas Dengan Upah, Harga, dan Keuntungan
Hubungan keuntungan dengan ketiga faktor lainnya dengan asumsi produktivitas tidak mengalami kenaikan atau statis.
Gambar 3.2 . Produktivitas tetap, Upah naik,Harga Tetap, Keuntungan Turun
4
Rucky, Achmad S, 2005, Manajemen Penggajian Pengupahan Untuk Karyawan, hal 1-5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 menunjukkan hubungan produktivitas yang tetap, dengan upah naik, harga tetap dan keuntungan turun.
Gambar 3.3 . Produktivitas tetap, Upah naik, Keuntungan Tetap, Harga naik
Hubungan keuntungan tetap dengan produktivitas tetap. Upah naik dan harga naik.
3.4. Hubungan Prestasi Kerja dengan Upah Perangsang