Ini dipakai sebagai standar untuk penentuan tarif. Jadi kalau upah yang umum perpotongunitnya adalah Rp 500,00 : 200 = Rp 2,50. Jadi kalau ada seseorang
karyawan yang bisa menghasilkan 240 unit dalam 8 jam, maka ia akan menerima 240 x Rp 2,50 = Rp 600,00. Tetapi kalau ada seorang karyawan yang dalam satu
hari kerjanya hanya bisa menghasilkan 180 unit, ia tetap menerima upah minimal yaitu Rp 500,00.
Keuntungan dari metode Straight Piecework Plan adalah : 1. Rencana ini sederhana dan mudah diterapkan pada pekerja
2. Rencana ini adil dan biayanya dapat diterima pekerja 3. Majikan akan mendapat keuntungan berupa hasil produksi
Kerugian dari metode Straight Piecework Plan adalah : 1. Tarif satuan dinyatakan dengan uang, akibatnya tarif harus diubah jika
terjadi perubahan tingkat upah. 2. Rencana ini tidak dapat digunakan jika suatu proses bergantung pada
proses lainnya. 3. Pekerja mempunyai kecenderungan untuk bekerja melebihi
kemampuannya, karena tidak ada batas maksimum, sehingga mutu akan cenderung menurun
b. Upah Per potong Taylor
Taylor Differential Piece – Rate Plan
Dalam sistem upah berdasarkan tarif potong ini Taylor berpandangan bahwa kepentingan para pekerja sama pentingnya dengan kepentingan
pengusahanya, yang oleh Babbage dan Ure disebut sebagai mutuality of interest yakni bahwa kesejahteraan pekerja dan pengusaha tidak dapat dipisahkan satu
Universitas Sumatera Utara
sama lain. Bertitik tolak dari pandangan seperti diungkapkan di atas, Taylor kemudian memperkenalkan suatu sistem upah yang dikenal dengan
sebutan Taylor’s Differential Piece Rates atau sistem upah dengan “ tarif potongan berbeda “.
Ketentuan dari sistem upah ini adalah sebagai berikut : 1. Upah didasarkan kepada tarif per unit produk dengan tarif
per produk berbeda-beda. 2. Sistem upah per-potong Taylor ini didasarkan atas pengaturan
tarif yang berbeda untuk karyawan yang bekerja di atas dan di bawah rata-rata. Mereka yang berhasil mencapai output rata-rata standar
atau melebihinya akan menerima upah per potong yang lebih besar dari mereka yang bekerja di bawah rata-rata.
Keuntungan dari cara ini adalah penghasilan yang diterima pekerja lebih tinggi dan ongkos satuan produk lebih murah, selain itu ongkos total akan lebih
rendah karena produk yang tidak memenuhi syarat akan berkurang. Sedangkan kelemahannya adalah tidak memberikan kesempatan kepada
para pemula untuk mendapatkan hasil yang layak, tidak ada jaminan bagi pekerja yang bekerja di bawah standar sehingga mereka harus bekerja keras dan
menimbulkan keadaan tegang. Selain itu standar yang ditentukan biasanya tinggi, karena harus didasarkan pada penelitian yang seksama.
c. Metode Menurut Tugas dan
Bonus Gantt
Metode ini merupakan perbaikan dari metode Taylor dengan menggantikan tarif produksi di bawah standar. Gannt mengatakan upah
Universitas Sumatera Utara
minimum per jam, sebagai jaminan terhadap pekerja. Upah jam minimum sama dengan upah jam normal, jika pekerja tetap di bawah prestasi standar. Bagi
pekerja yang dapat menyelesaikan dalam waktu standar yang telah ditetapkan, akan menerima suatu premi atau bonus, pekerja yang telah melakukan tugasnya
dalam waktu standar mendapatkan tambahan bonus dalam perbandingan dengan waktu yang dihemat. Sistem upah dari Gannt ini bertitik tolak dari suatu tugas
tertentu dengan waktu yang telah ditetapkan. Jika tugas itu dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan, maka pekerja menerima bonus. Itulah
sebabnya sistem upah dari Gantt disebut Task and Bonus System. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Untuk upah dibawah standar E = Ta . R
2. Untuk upah di atas standar E = R . Ts + P . Ts . R
Di mana : E = upah yang diterima.
R = tarif upah per satuan waktu. Ta = waktu aktual atau jumlah jam kerja.
Ts = waktu standar atau jumlah jam kerja standar. P = persen bonus.
Keuntungan dari rencana upah ini adalah sederhana, adil karena pekerja mendapat penghargaan atas jerih payahnya dan pekerja dapat dengan mudah
menghitung sendiri jumlah pendapatannya, selain itu rencana ini dapat diterapkan
Universitas Sumatera Utara
pada semua jenis pekerjaan yang dapat ditentukan standarnya dan upah perangsang yang diperoleh cukup tinggi.
Sedangkan kelemahannya adalah dalam penentuan standar, sehingga dapat memisahkan pekerja yang berpengalaman dan yang tidak berpengalaman.
d. Metode