Fungsi manajemen institusi pendidikan Manajemen berdasarkan sasaran

alat, dan biaya serta dengan metode tertentu melakukan aktivitas mereka masing- masing.

2.4.1. Fungsi manajemen institusi pendidikan

Menurut Pidarta 2004 yang mengutip pendapat Hersey bahwa fungsi manajemen ada 4 yaitu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para pimpinan pendidikan sebagian besar dilaksanakan sebelum proses pendidikan berlangsung. Hanya mengontrol dan melaporkan dilakukan selama dan sesudah proses pendidikan berlangsung. Pimpinan diperguruan tinggi harus mampu melaksanakan tugas tersebut diatas. Sesuai dengan PP Nomor 60 tahun 1999 dan UU No. 2841999 tanggal 14 Oktober 1999 tentang pengangkatan pimpinan PT dan pimpinan fakultas: minimal berijazah S1 atau setara, mendapat penilaian layak melalui pertimbangan senat perguruan tinggi, lektor kepala untuk RektorPR, lektor untuk KetuaPuket Dekan Pudek DirekturPudir, berdomisili di kota PTS yang dipimpin. Supervisi adalah proses pembimbingan dari pihak atasan kepada dosen-dosen dan para personalia pendidikan, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan maksud mencapai tujuan yang diinginkan. Memperhatikan tujuan supervisi tersebut maka tugas para supervisor adalah membina dosen dalam membimbing mahasiswa belajar dan menyiapkan fasilitas belajar mereka. Supervisor juga melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan oleh pimpinan. Supervisor merencanakan usaha-usaha untuk memperbaiki kekeliruan dosen-dosen, mengkoordinasi sarana Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh dosen, mengarahkan dosen yang kurang berdedikasi, dan mengontrol pekerjaan dosen tersebut. Pekerjaan supervisor terbatas pada suatu lingkup dosen yang dibina. Sedangkan pekerjaan dosen itu sudah diatur oleh pimpinan pendidikan.

2.4.2. Manajemen berdasarkan sasaran

Manajemen berdasarkan sasaran adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan menjadi satu kesatuan, berdasarkan sasaran yang ingin di capai yaitu tujuan pendidikan itu sendiri yang disesuaikan dengan visi dan misinya. Masing- masing pendidikan mempunyai sasaran atau tujuan sesuai dengan misi pendidikan yang mereka emban. Untuk mencapai tujuan, institusi pendidikan harus merumuskan fungsi-fungsi utama, yang dijabarkan dari sasaran pendidikan atau tujuan yang telah ditetapkan. Masing-masing fungsi utama dijabarkan lagi menjadi tugas-tugas individu. Atau secara sederhana dapat juga disebutkan hierarki pekerjaan pada setiap institusi pendidikan adalah unit-unit kerja, sub unit kerja dan tugas individu. Sub sistem tugas di institusi pendidikan misalnya pendidikan, penelitian dan pengapdian kepada masyarakat, sementara komponen-komponennya adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan oleh setiap dosen dan pegawai. Manajemen bertugas memadukan sub sistem-sub sistem beserta hierarki sistem Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 dibawahnya sampai dengan komponen-komponennya menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Institusi pendidikan dapat melakukan pertemuan tentang rencana-rencana secara bertingkat. Mula-mula dilakukan pada sub unit oleh para anggota sub unit dan akhirnya dibawa kepertemuan institusi pendidikan atau puncak oleh ketua-ketua unit. Dalam pertemuan itu diharapkan perencanaan itu bisa selesai sebelum waktu aktivitas itu dilaksanakan. Dalam setiap pertemuan ini terjadi reaksi penyesuaian satu dengan yang lain. penyesuaian yang dapat terjadi adalah penyesuaian pedoman umum, penyesuaian vertikal, dan penyesuaian horizontal Pidarta, 2004. Pedoman umum dapat dibuat oleh pimpinan tertinggi, atau berupa kegiatan rutin. Pedoman ini sudah diketahui oleh para dosen sebelum mereka melakukan aktivitasnya. Penyesuaian jenis ini akan terjadi akibat salah tafsir, kurang memahami maksud pimpinan tertinggi, kurang kemampuan mengplikasi konsep dan sebagainya. Penyesuaian vertikal adalah penyesuaian terhadap rencana-rencana baik yang dibuat oleh petugas tertinggi maupun petugas yang berada dibawahnya terutama untuk pekerjaan yang sejenis. Penyesuaian ini dimaksudkan agar terjadi keutuhan sasaran dan keutuhan pekerjaan dan tanggung jawab untuk mencapai sasaran atau tujuan. Penyesuaian horizontal adalah penyesuaian dengan teman-teman setingkat, maksudnya agar perencanaan itu tidak tumpang tindih dan menjalin rangkaian yang harmonis. Misalnya bila pimpinan institusi pendidikan akademi Keperawatan hendak Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 menerapkan metode proyek praktek belajar lapangan maka jadwal penggunaannya harus diatur agar tidak terjadi tabrakan waktu dengan kegiatan yang lain. Disamping penyesuaian dalam menetapkan sasaran yang dituju dan tanggungjawab individu, terjadi pula penyesuaian terget, efektivitas, dan efesiensi kerja individu atau unit pendidikan. Disini tampak keharusan terjadinya dedikasi dan motivasi yang tinggi para anggota institusi pendidikan. Tanpa dasar dedikasi dan motivasi yang memadai para anggota institusi pendidikan tidak akan merencanakan target dan efektivitas serta efisiensi yang memadai. Sangat mungkin mereka akan mencantumkan target, efektivitas serta efisiensi pada syarat minimal. Bila hal ini terjadi, prinsip manajemen berdasarkan sasaran yang memiliki kontrol diri sendiri sulit diwujudkan Pidarta, 2004. Namun apabila perencanaan individual dengan penyesuaian bisa diwujudkan ditambah dengan ukuran menilai kontribusi individu direalisasi, dedikasi dan motivasi yang memadai bisa terjadi pada sebagian besar anggota institusi pendidikan. Target atau standar perlu direncanakan untuk meningkatkan semangat kerja dan agar tugas pekerjaan yang besar bisa dibagi-bagi menurut target-target tertentu dapat selesai tepat waktu. Bila terget telah ditetapkan, maka efektivitas kerja individu dapat diukur. Sebab kerja yang efektif 100 terjadi kalau target dapat tercapai secara tepat Pidarta, 2004. Efesiensi menyangkut alokasi pemakaian sumber-sumber pendidikan. Bila dalam perencanaan sasaran sudah dilengkapi dengan alokasi pemakaian sumber- sumber pendidikan maka efesiensi dapat juga diukur. Ukuran pengoperasian unit-unit Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 kerja dan ukuran untuk menilai kontribusi individu juga ditetapkan. Ukuran-ukuran ini disiapkan oleh pimpinan institusi pendidikan tertinggi, kemudian dibahas juga dalam pertemuan penyesuaian Kriteria untuk mengoperasikan unitsub unit informasi manajemen secara sistem di institusi pendidikan seperti 1 data dikumpulkan secara berkala dan insidental, 2 data harus relevan, mencukupi, baru, sesuai dengan geografis, 3 dikumpulkan dari semua bagian institusi pendidikan dan dari luar institusi, 4 diproses menjadi informasi yang tepat bagi kepentingan pimpinan pada saat dibutuhkan untuk megambil keputusan, 5 dilakukan oleh para anggota institusi atau bagian unit dengan pembagian tugas menurut kemampuan mereka masing-masing Miarso, 2005. Ukuran untuk menilai kontribusi individu dapat diambil dari pengabdian secara iklas dan motivasi kerjanya sehari-hari berdasarkan pengamatan oleh atasan maupun oleh teman individu bersangkutan dan laporan individu tersebut. Supaya eksak dedikasi atau pengabdian secara ikhlas dan motivasi dapat dibuat bertingkat- tingkat dengan teknik skala ukuran. Disamping itu tingkat efektifitas pencapaian target dan efesiensi kerja yang dicapai juga merupakan ukuran kontribusi. Hasil pengukuran keempat macam itu dapat dibuat bobotnya. Misalnya dedikasi : motivasi : efektivitas : efesiensi = 1 : 1 : 3 : 3 Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008

2.4.3. Standar pelaksanaan