Pembiayaan Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

dan teknologi dalam bidang keperawatan, serta memanfaatkan berbagai sumber dan kemampuan yang ada dimasyarakat. Melalui praktek lapangan mahasiswa akademi keperawatan dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar pada situasi nyata melalui interaksi dengan klien atau keluarga dan anggota tim kesehatan lainnya. Pengembangan keterampilan di dalam bidang keperawatan juga di peroleh dan diperkuat dengan pemberian bimbingan supervisi dari CI clinical instructre pendidikan yang bekerjasama dengan CI clinikal structure Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Bersalin dan juga perangkat desa selama proses praktek lapangan berlangsung.

2.3. Pembiayaan

PembiayaanPendanaan meliputi: 1 sumber dana; 2 sistem alokasi dana 3 pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana; 4 keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya. Pembiayaan adalah dana pendukung penyelenggaraan program studi yang disediakan oleh perguruan tinggi dan sumber dana lain, seperti industri dan lembaga lain yang berkepentingan dengan kualitas lulusan yang akan dipekerjakannya. Dana itu harus direncanakan sesuai dengan standar finansial yang disepakati untuk memungkinkan program studi mencapai sasaran dan tujuannya. Dana itu mencakup Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 biaya operasional program, pengadaan dan pemeliharaan bahan pengajaran dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan program. Menurut PP No. 19 tahun 2005, standar pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal PP No. 19 tahun 2005. Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi 1 gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, 2 bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, 3 biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Biaya operasi perguruan tinggi adalah biaya untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi, tidak termasuk investasi pada prasarana, sarana, dan modal kerja tetap dan biaya pendidikan personal yang harus ditanggung oleh peserta didik.

2.4. Manajemen Pendidikan

Dalam institusi pendidikan hanya ada manajemen bertingkat yaitu manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan Pidarta, 2004. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Organisasi Administrasi Manajemen Manajemen terdepan Manajemen madya tertinggi Sumber: Pidarta, 2004 Gambar 2.1. Hubungan antara Organisasi, Administrasi dan Manajemen Pendidikan Pada institusi pendidikan tinggi pekerjaan manajer dilaksanakan oleh rektor dan para dekan direktur pada akademi keperawatan, sedangkan pekerjaan supervisor dilakukan oleh para ketua jurusan pendidikan tinggi atau pembantu direktur pada institusi pendidikanakademi keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins 1982 yang dikutip oleh Pidarta 2004 bahwa supervisi dilakukan oleh administrator terdepan. Proses manajemen itu merupakan aktivitas yang melingkar, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai dengan pengawasan kemudian kembali lagi pada perencanaan, pengorganisasian dan seterusnya dengan tidak pernah berhenti. Dengan demikian antara manajemen dan supervisi tak dapat dipisahkan. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Sesudah manajemen membuahkan aktivitas-aktivitas tertentu dalam institusi pendidikan dengan program-programnya, sarananya, anggarannya, kriteria pelaksanaan dan keberhasilan, dan petunjuk-petunjuk kepada para pelaksana, maka proses pendidikan dilaksanakan. Supervisor membimbing para pelaksana, sementara itu para rektordekandirektur telah siap menerima laporan baik dari supervisor tentang hal yang perinsip, maupun dari pelaksana pendidikan itu sendiri. Para rektordekandirektur juga melakukan pengawasankontrol langsung terhadap proses pendidikan yang sedang berjalan. Hasil pengawasan dan laporan-laporan diolah oleh para rektordekandirektur sebagai umpan balik untuk memberikan revisi seperlunya kepada proses pendidikan tersebut. Jadi manajemen dan supervisi adalah aktivitas-aktivitas yang saling menunjang dan sebagian besar berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Bedanya ialah manajemen terjadi dikantor tetapi supervisi terjadi dilapangan yaitu tempat proses pendidikan berlangsung. Supervisi menghasikan umpan balik, manajemen memproses umpan balik untuk mendapatkan kebijakan baru. Menurut Davis 1976 yang dikutip oleh Pidarta 2004 bahwa manajemen institusi pendidikan dapat dibedakan menjadi manajemen sebagai tugas dan manajemen sebagai peranan. Manajemen sebagai tugas ialah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sementara manajemen sebagai peranan disebutkan peranan administrasi eksekutif. Peranan eksekutif adalah mengerjakan atau melaksanakan keputusan pada tingkat tertinggi. Dengan demikian administrasi dapat dikatakan proses melaksanakan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 keputusan-keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mengenai kegiatan-kegiatan rutin, seperti administrasi pengajaran, kemahasiswaan, kepegawaian, keuangan dan sarana prasarana. Sementara manajemen adalah kegiatan-kegiatan non rutin yang menangani gejolak baik positif maupun negatif yang membutuhkan pemikiran dan aktivitas khusus untuk menyelesaikannya, termasuk yang bertalian dengan sumber-sumber pendidikan. Gejolak positif misalnya ketidak mampuan dosen dalam melaksanakan metode pembelajaran baru, gejolak negatif misalnya mengatasi demonstrasi mahasiswa. Pengertian manajemen oleh Dale 1973 yang dikutip oleh Pidarta 2004: manajemen sebagai 1 mengelola orang-orang yaitu merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, 2 pengambilan keputusan yaitu, 3 proses – proses mengorganisasikan dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan. Pendapat ini mencakup para anggota dan materi. Orang dan materi termasuk dana diatur dan diarahkan, kemudian diputuskan aturan-aturan dan hasil arahan itu untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan Johnson, 1973 yang dikutip oleh Pidarta, 2004. Sumber-sumber ialah mencakup orang-orang, alat- alat, media, bahan-bahan, uang, dan sarana. Semuanya diarahkan dan dikordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan. Mengarahkan orang-orang agar melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan, berarti membuat orang-orang itu mengatur sarana, bahan, Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 alat, dan biaya serta dengan metode tertentu melakukan aktivitas mereka masing- masing.

2.4.1. Fungsi manajemen institusi pendidikan

Menurut Pidarta 2004 yang mengutip pendapat Hersey bahwa fungsi manajemen ada 4 yaitu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para pimpinan pendidikan sebagian besar dilaksanakan sebelum proses pendidikan berlangsung. Hanya mengontrol dan melaporkan dilakukan selama dan sesudah proses pendidikan berlangsung. Pimpinan diperguruan tinggi harus mampu melaksanakan tugas tersebut diatas. Sesuai dengan PP Nomor 60 tahun 1999 dan UU No. 2841999 tanggal 14 Oktober 1999 tentang pengangkatan pimpinan PT dan pimpinan fakultas: minimal berijazah S1 atau setara, mendapat penilaian layak melalui pertimbangan senat perguruan tinggi, lektor kepala untuk RektorPR, lektor untuk KetuaPuket Dekan Pudek DirekturPudir, berdomisili di kota PTS yang dipimpin. Supervisi adalah proses pembimbingan dari pihak atasan kepada dosen-dosen dan para personalia pendidikan, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan maksud mencapai tujuan yang diinginkan. Memperhatikan tujuan supervisi tersebut maka tugas para supervisor adalah membina dosen dalam membimbing mahasiswa belajar dan menyiapkan fasilitas belajar mereka. Supervisor juga melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan oleh pimpinan. Supervisor merencanakan usaha-usaha untuk memperbaiki kekeliruan dosen-dosen, mengkoordinasi sarana Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh dosen, mengarahkan dosen yang kurang berdedikasi, dan mengontrol pekerjaan dosen tersebut. Pekerjaan supervisor terbatas pada suatu lingkup dosen yang dibina. Sedangkan pekerjaan dosen itu sudah diatur oleh pimpinan pendidikan.

2.4.2. Manajemen berdasarkan sasaran

Manajemen berdasarkan sasaran adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan menjadi satu kesatuan, berdasarkan sasaran yang ingin di capai yaitu tujuan pendidikan itu sendiri yang disesuaikan dengan visi dan misinya. Masing- masing pendidikan mempunyai sasaran atau tujuan sesuai dengan misi pendidikan yang mereka emban. Untuk mencapai tujuan, institusi pendidikan harus merumuskan fungsi-fungsi utama, yang dijabarkan dari sasaran pendidikan atau tujuan yang telah ditetapkan. Masing-masing fungsi utama dijabarkan lagi menjadi tugas-tugas individu. Atau secara sederhana dapat juga disebutkan hierarki pekerjaan pada setiap institusi pendidikan adalah unit-unit kerja, sub unit kerja dan tugas individu. Sub sistem tugas di institusi pendidikan misalnya pendidikan, penelitian dan pengapdian kepada masyarakat, sementara komponen-komponennya adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan oleh setiap dosen dan pegawai. Manajemen bertugas memadukan sub sistem-sub sistem beserta hierarki sistem Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 dibawahnya sampai dengan komponen-komponennya menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Institusi pendidikan dapat melakukan pertemuan tentang rencana-rencana secara bertingkat. Mula-mula dilakukan pada sub unit oleh para anggota sub unit dan akhirnya dibawa kepertemuan institusi pendidikan atau puncak oleh ketua-ketua unit. Dalam pertemuan itu diharapkan perencanaan itu bisa selesai sebelum waktu aktivitas itu dilaksanakan. Dalam setiap pertemuan ini terjadi reaksi penyesuaian satu dengan yang lain. penyesuaian yang dapat terjadi adalah penyesuaian pedoman umum, penyesuaian vertikal, dan penyesuaian horizontal Pidarta, 2004. Pedoman umum dapat dibuat oleh pimpinan tertinggi, atau berupa kegiatan rutin. Pedoman ini sudah diketahui oleh para dosen sebelum mereka melakukan aktivitasnya. Penyesuaian jenis ini akan terjadi akibat salah tafsir, kurang memahami maksud pimpinan tertinggi, kurang kemampuan mengplikasi konsep dan sebagainya. Penyesuaian vertikal adalah penyesuaian terhadap rencana-rencana baik yang dibuat oleh petugas tertinggi maupun petugas yang berada dibawahnya terutama untuk pekerjaan yang sejenis. Penyesuaian ini dimaksudkan agar terjadi keutuhan sasaran dan keutuhan pekerjaan dan tanggung jawab untuk mencapai sasaran atau tujuan. Penyesuaian horizontal adalah penyesuaian dengan teman-teman setingkat, maksudnya agar perencanaan itu tidak tumpang tindih dan menjalin rangkaian yang harmonis. Misalnya bila pimpinan institusi pendidikan akademi Keperawatan hendak Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 menerapkan metode proyek praktek belajar lapangan maka jadwal penggunaannya harus diatur agar tidak terjadi tabrakan waktu dengan kegiatan yang lain. Disamping penyesuaian dalam menetapkan sasaran yang dituju dan tanggungjawab individu, terjadi pula penyesuaian terget, efektivitas, dan efesiensi kerja individu atau unit pendidikan. Disini tampak keharusan terjadinya dedikasi dan motivasi yang tinggi para anggota institusi pendidikan. Tanpa dasar dedikasi dan motivasi yang memadai para anggota institusi pendidikan tidak akan merencanakan target dan efektivitas serta efisiensi yang memadai. Sangat mungkin mereka akan mencantumkan target, efektivitas serta efisiensi pada syarat minimal. Bila hal ini terjadi, prinsip manajemen berdasarkan sasaran yang memiliki kontrol diri sendiri sulit diwujudkan Pidarta, 2004. Namun apabila perencanaan individual dengan penyesuaian bisa diwujudkan ditambah dengan ukuran menilai kontribusi individu direalisasi, dedikasi dan motivasi yang memadai bisa terjadi pada sebagian besar anggota institusi pendidikan. Target atau standar perlu direncanakan untuk meningkatkan semangat kerja dan agar tugas pekerjaan yang besar bisa dibagi-bagi menurut target-target tertentu dapat selesai tepat waktu. Bila terget telah ditetapkan, maka efektivitas kerja individu dapat diukur. Sebab kerja yang efektif 100 terjadi kalau target dapat tercapai secara tepat Pidarta, 2004. Efesiensi menyangkut alokasi pemakaian sumber-sumber pendidikan. Bila dalam perencanaan sasaran sudah dilengkapi dengan alokasi pemakaian sumber- sumber pendidikan maka efesiensi dapat juga diukur. Ukuran pengoperasian unit-unit Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 kerja dan ukuran untuk menilai kontribusi individu juga ditetapkan. Ukuran-ukuran ini disiapkan oleh pimpinan institusi pendidikan tertinggi, kemudian dibahas juga dalam pertemuan penyesuaian Kriteria untuk mengoperasikan unitsub unit informasi manajemen secara sistem di institusi pendidikan seperti 1 data dikumpulkan secara berkala dan insidental, 2 data harus relevan, mencukupi, baru, sesuai dengan geografis, 3 dikumpulkan dari semua bagian institusi pendidikan dan dari luar institusi, 4 diproses menjadi informasi yang tepat bagi kepentingan pimpinan pada saat dibutuhkan untuk megambil keputusan, 5 dilakukan oleh para anggota institusi atau bagian unit dengan pembagian tugas menurut kemampuan mereka masing-masing Miarso, 2005. Ukuran untuk menilai kontribusi individu dapat diambil dari pengabdian secara iklas dan motivasi kerjanya sehari-hari berdasarkan pengamatan oleh atasan maupun oleh teman individu bersangkutan dan laporan individu tersebut. Supaya eksak dedikasi atau pengabdian secara ikhlas dan motivasi dapat dibuat bertingkat- tingkat dengan teknik skala ukuran. Disamping itu tingkat efektifitas pencapaian target dan efesiensi kerja yang dicapai juga merupakan ukuran kontribusi. Hasil pengukuran keempat macam itu dapat dibuat bobotnya. Misalnya dedikasi : motivasi : efektivitas : efesiensi = 1 : 1 : 3 : 3 Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008

2.4.3. Standar pelaksanaan

Pengelolaan satuan pendidikan pada jemjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang- undangan yang belaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional pengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang: 1 kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus, 2 kalender akademik pendidikan, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan, 3 struktur organisasi satuan pendidikan, 4 pembagian tugas diantara pendidik, 5 pembagian tugas diantara tenaga kependidikan, 6 peraturan akademik, 7 tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, 8 kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat, 9 biaya satuan operasional pendidikan.

2.5. Mutu

Mutu suatu produk adalah ”keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan” Prawirosentono, 2004. Mutu adalah bagaimana menyediakan kebutuhan konsumen dengan barang atau jasa yang Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 terbaik mutunya Pohan, 2005. Mutu adalah seluruh karakteristik dari suatu produk barangjasa yang memuaskan kebutuhan tersurat atau tersirat ISO, 8402. Setiap orang akan menilai mutu berdasarkan standar atau karakteristikkriteria yang berbeda-beda. Salah satu kesulitan dalam merumuskan mutu adalah karena mutu itu sangat melekat dengan faktor-faktor subjektivitas orang yang berkepentingan, baik konsumen, pemberi layanan provider, penyandang dana, masyarakat, ataupun pemilik layanan tersebut Pohan, 2007. Masyarakat melihat barangjasa yang bermutu sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara tepat waktu, tanggap dan mampu memenuhi keinginannya. Sementara itu pemberi layanan provider mengaitkan layanan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol, kebebasan dalam setiap melakukan layanan sesuai dengan teknologi, dan bagaimana keluaran outcome atau hasil layanan itu. Penyandang dana menganggap bahwa layanan yang bermutu adalah layanan yang efisien dan efektif. Diharapkan outcome dapat dihasilkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya layanan menjadi efisien Pohan, 2005. Dari perspektif administrator walau tidak langsung memberikan layanan, akan tetapi ikut bertanggungjawab dalam masalah mutulayanan. Kebutuhan akan suvervisi, manajemen keuangan dan logistik akan memberikan suatu tantangan dan kadang- kadang administrator kurang memperhatikan prioritas sehingga timbul persoalan dalam layanan tersebut Pohan, 2005. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008

2.5.1. Cara pengukuran mutu

Mutu akan diukur berdasarkan perbandingannya terhadap standar yang telah disepakati dan ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan. Ciri-ciri mutu disusun untuk menggambarkan barangjasa yang bermutu, dengan ciri demikian akan memenuhi harapan konsumen. Konsumen akan membutuhkannya karena dapat memuaskan harapan dan kebutuhan konsumen. Ciri-cirikarakteristik itu disebut sebagai standar, dan terhadap standar itu akan diukur atau dibandingkan. Kerangka pikir lain yang dikembangkan dalam lingkungan layanan kesehatan yang berasal dari kalangan industir Juran, 1988; Maxwell, 1984 yang dikutip oleh Pohan, 2005: bahwa mutu adalah a ketepatan waktu. Termasuk akses, waktu tunggu, dan waktu tindakan; b informasi. Penjelasan dari jawaban apa, mengapa, bagaimana, kapan dan siapa; c kompetensi teknis. Termasuk pengetahuan kedokteran dan keperawatan, keterampilan dan pengalaman, teknologi, keparipurnaan, dan keberhasilan pengobatan; d hubungan antarmanusia. Kedalam ini termasuk rasa hormat, sopan santun, perilaku, dan empati; e lingkungan. Termasuk gedung, taman, kebersihan, kenyamanan, dan keamanan.

2.5.2. Mutu pendidikan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU Sisdiknas dikemukakan bahwa ”Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan”. Dengan menyelenggarakan penjamin mutu Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 diharapkan PTS mampu berkembang secara berkelanjutan continuous improvement. Mutu quality pendidikan tinggi perlu dijamin melalui penjamin mutu. Hal ini dlakukan, bukan saja untuk kepentingan perguruan tingggi yang bersangkutan tetapi juga untuk kepentingan stakeholders dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Perguruan tinggi yang menjamin mutu pendidikannya dan sekaligus mutu lulusannya, akan diminati masyarakat. Masyarakat pengguna lulusan seperti dunia kerja akan dapat dengan mudah melakukan perekrutan sesuai dengan tingkat mutu yang diinginkan, dan pada saat yang sama, lulusan PT dapat bersaing dengan bangsa asing dalam memperebutkan lapangan kerja. Ada 5 syarat dasar agar mutu pendidikan dapat dijamin: 1. Komitmen commitment. Komitmen diartikan sebagai janji, yaitu komitmen untuk mewujudkan sesuatu yang telah ditetapkan. Ada tidaknya komitmen dapat terlihat dari adanya kemajuan kerja progress yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Penyesuaian adjusment karena adanya perubahan situasi dan kondisi atau peraturan baru boleh saja dilakukan asal tidak membelokkan rencana besar yang telah ditetapkan, dan tidak pula bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Komitmen harus dimiliki oleh setiap unsur pimpinan dan anggota organisasi. 2. Dedikasi Dedication. Dedikasi diartikan juga sebagai pengabdian, yaitu dedikasi yang menyampingkan kepentingan pribadi dengan mengutamakan kepentingan organisasi atau kepentingan bersama. Dedikasi mengandung juga pengertian Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 memberikan seluruh perhatian dan tenaga tanpa terlebih dahulu memikirkan imbal jasa berupa materi atau bentuk penghargaan lainnya. Dedikasi harus dimiliki oleh setiap unsur pimpinan dan anggota organisasi. 3. Kepemimpinan leadership. Kepemimpinan diartikan sebagai orang yang memiliki ilmu science, pengetahuan knowledge, dan seni art dalam memimpin perguruan tinggi atau unit tertentu dalam perguruan tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin bukan saja harus memiliki dan menghayati tujuan, visi, misi dan strategi organisasi, tetapi juga memiliki seni dalam menggerakkan dan memotivasi semua anggotanya untuk secara bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi. 4. Standarbaku mutu benchmarking. Standar diartikan sebagai penentuan baku mutu sebagai tempat ”bercermin”. Organisasi berupaya setidaknya menyamai atau kalau mampu melebihi standar. 5. Sistem penjaminan mutu internal dan eksternal internal and external quality assurance. Penjaminan mutu yang dilakukan melalui sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi wajib dilakukan bukan saja demi pelaksanaan undang-undang dan peraturan pemerintah tetapi juga demi eksistensi perguruan tinggi yang bersangkutan. Dalam kaitannya dengan evaluasi-diri dan akreditasi, standar merupakan kompetensi atau kualitas minimum yang dituntut dari suatu lembaga perguruan tinggi dan lulusannya. Untuk dapat diukur masing-masing standar itu diuraikan menjadi parameter dan indikator. Standar atau baku adalah ukuran tertentu yang dipakai Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 sebagai patokan, atau sesuatu yang dianggap tetap nilainya dan dapat dipakai sebagai ukuran nilaiharga pedoman akreditasi BAN-PT, 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi: 1 standar isi, 2 standar proses, 3 standar kompetensi lulusan, 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5 standar sarana dan prasarana, 6 standar pengelolaan, 7 standar pembiayaan, 8 standar penilaian pendidikan.

2.5.3. Mutu lulusan

Lulus adalah berhasil di ujian, dapat melalui dengan baik dalam menghadapi segala cobaan kamus besar bahasa Indonesia, 2005. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu lulusan akademi keperawatan adalah keberhasilan yang dicapai mahasiswa pada akhir program studi sesuai karakteristik atau kriteria yang sudah ditetapkan dan dapat menyelesaikan kompetensi akademi keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Mutu suatu lulusan akan meningkat apabila kompetitif dengan lulusan yang lain. Lulusan yang mampu berkompetitif dapat mencerminkan kualitas dan dianggap mampu berproduktivitas.. Di dalam suatu dunia yang terbuka, didalam perdagangan bebas dimana batas-batas negara menghilang diperlukan kemampuan produktivitas yang tinggi dan dapat berkompetisi. Untuk dapat berproduktivitas diperlukan manusia yang berkualitas. Kualitas tersebut adalah: a Kreativitas, b Produktivitas, c Kompetitif Tilaar, 2002. Ketiga kualitas manusia itu merupakan suatu kesatuan. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Hanya manusia yang kreatif yang akan dapat meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Manusia yang kreatif akan meningkatkan produktivitasnya dan produktivitas yang tinggi akan lahir dari kompetisi. Hal ini berarti, industri pendidikan yang tidak didasarkan kepada ilmu pengetahuan didalam organisasinya akan tidak dapat bertahan didalam masyarakat global. Oleh karena itu pendidikan harus mampu menciptakan manusia yang produktif. Untuk mengetahui pendidikan itu dapat menciptakan manusia yang produktif dan kompetitif dengan yang lainnya, dapat diketahui dari mutu lulusan yang dapat diukur dari kompetensi. Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penerapannya dalam suatu pekerjaan berdasarkan pada kriteria unjuk kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan, yang meliputi: 1. Keterampilan melaksanakan pekerjaan task skills, yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh pendidikan, meliputi standar profesional practice dan profesional ethic. 2. Keterampilan mengelola pekerjaan task management skills, yaitu keterampilan manajerial muali dari membuat perencaan dan mengorganisir tugas-tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan efektif dan efisien. 3. Keterampilan menguasai kemungkinan contingency management skills, yaitu melakukan tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat atas suatu masalah dilandasi dengan kemampuan berpikir kritis critical thingking. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 4. Keterampilan mengelola lingkungan kerja jobrole environment skills, yaitu keterampilan untuk berperan serta dan memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan yang mendukung kesehatan, keselamatan, keamanan, dengan memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat safety and health promotion. 5. Keterampilan beradaptasi transferadaptation skills, yaitu kemampuan untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi.

2.5.4. Standar kompetensi lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan PP No. 19 tahun 2005. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang didalamnya terkandung pengetahuan dan keterampilan yang didukung dengan sikap dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan disuatu tempat kerja dengan mengacu kepada kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Standar kompetensi adalah rumusan sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas pekerjaan diarea bidang tertentu yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai standar kinerja yang dipersyaratkan. Unit kompetensi adalah uraian tugas pekerjaan yang mendukung pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu Depkes, 2005. Setiap init kompetensi didukung oleh sejumlah sub elemen kompetensi. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Sub kompetensi atau elemen kompetensi adalah rincian tahapan kegiatan yang diperlukan untuk pelaksanaan satu unit kompetensi tertentu. Setiap sub kompetensi dilaksanakan sesuai dengan standar dan mengacu pada kriteria unjuk kerja KUK yang telah ditetapkan Kriteria unjuk kerja KUK adalah pernyataan tentang hasil atau output yang diharapkan dari setiap sub kompetensi atau elemen kompetensi yang dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing- masing perguruan tinggi PP No. 19 tahun 2005. Jadi kompetensi itu merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk melakukan tugas pekerjaan berdasarkan standar kinerja dibidang tertentu. Hasil belajar dari pelaksanaan tugas dapat berupa penulisan makalah, diskusi, seminar, pembuatan laporan dan pembuatan rancangan. Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan menggunakan huruf A, B, C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0. masing-masing perguruan tinggi dapat menetapkan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 mahaisiswa putus kuliah berdasarkan kriteria yang diatur dalam keputusan masing- masing perguruan tinggi Depdiknas, 2002. Pasal 14 Kepmendiknas 232U2002 menjelaskan bahwa syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah sistem kredit semester SKS yang disyaratkan dan indeks prestasi kumulatif IPK minimum, pengamatan oleh dosen. Indeks prestasi kumulatif minimum, ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2.0 untuk program sarjana dan program diploma. Selanjutnya pasal 15 dari keputusan menteri tersebut disebutkan bahwa predikat kelulusan atas tiga tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude yang dinyatakan pada transkrip akademik. Indeks prestasi kumulatif sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah: 1 IPK 2,0-2,75 = cukup, 2 IPK 2,76 – 2,99 = memuaskan, 3 3,00 – 3,50 = sangat memuaskan, 4 3,51 – 4,00 = cumlaude terpuji depdiknas, 2002.

2.5.5. Penilaian pencapaian kompetensi

Untuk menetapkan seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui proses penilaian yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan bukti dan mempergunakan bukti tersebut untuk membuat sebuah keputusan berdasarkan standar penilaian. Dalam proses pengumpulan bukti tersebut, digunakan konsep evaluasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi secara tepat. Hasil evaluasi dapat mengungkapkan hasil penguasaan kompetensi baik pada aspek pengetahuan sikap dan keterampilan. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Penilaian pencapaian kompetensi harus dilakukan secara holistik, artinya terintegrasi semua kriteria unjuk kerja dari setiap sub kompetensi dalam pencapaian kompetensi pada unit tertentu. Karena sifatnya menggunakan suatu standar tertentu yang telah ditetapkan maka penilaiannya menggunakan prinsip ”criterion referenced” atau penilaian acuan patokankriteria PAP, yaitu membandingkan tingkat pencapaian seseorang atau mahasiswa terhadap standar kriteria unjuk kerja.

2.5.6. Aspek yang dinilai

Aspek yang dinilai dari pencapaian kompetensi meliputi: 1. Pengetahuan. Menilai pengetahuan yaitu a menilai kemampuan mengingat, b kemampuan memahami, c kemampuan mengaplikasikan konsepprinsip, d kemampuan menganalisis, e kemampuan mengevaluasi, f dan kemampuan menciptakan. Tugas Laporan portopolio Essei Jawaban pendek Isian Studi kasus Pilihan ganda Betul salah menjod ohkan Tertulis Pemahaman Penalaran proyek Bertanya Wawancara Responsi Lisan Menilai Pengetahuan Gambar 2.2. Bentuk Penilaian Pengetahuan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan menggunakan standar kelulusan penilaian acuan patokan PAP, dengan nilai batas lulus minimal 60, dengan bobot 20 – 30 Depkes, 2005. 4. Keterampilan. Aspek yang dinilai: a kemampuan meniru, b kemampuan memanipulasi tindakan berdasarkan konsep, c kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar, d kemampuan melakukan serangkaian tindakan secara berurutan, e kemampuan melakukan tindakan secara efisien. Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek keterampilan menggunakan standar kelulusan berdasarkan kompeten atau tidak kompeten. Penilaian ini ditekankan terhadap pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan standar untuk menilai proses sedangkan untuk menilai hasil dilakukan dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan kriteria keberhasilan. Penilaian ini untuk menilai tahap pelaksanaan, mencakup penilaian proses, hasil, atau proses dan hasil, keamanan dan keselamatan kerja. keterampilan Proses Proses dan Produk Checklist Langkah kerja Standar prosedur Fakta data pelaksanaan tindakan Fakta data hasil kerja Rumusan KUK Produk Gambar 2.3. Bentuk Penilaian Ketrampilan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Penilaian proses dilakukan jika produk hasil tidak bisa diamati. Mahasiswa dinyatakan lulus apabila telah kompeten menguasai semua sub elemen kompetensi untuk setiap unit kompetensi. Dan apabila ada salah satu komponen yang dinilai dalam sub kompetensi yang tidak dikuasai tidak kompeten, mahasiswa dinyatakan tidak lulus untuk sub kompetensi dari unit yang diujikan. Untuk itu mahasiswa diberi umpan balik segera setelah penilaian selesai, selanjutnya mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengikuti penilaian ulang, dengan syarat: a untuk penilaian ulang pada kompetensi yang dilaksanakan dengan klien sebagai sasaran, maka penilaian ulangnya diupayakan pada klien dengan kasus yang sama, b jika dalam periode ulang tersebut tidak mendapat klien dengan kasus yang sama, maka penilaian ulang dapat dilakukan dengan simulasi di laboratorium. Penialian ulang untuk sub kompetensi yang belum lulus difokuskan pada komponen dalam sub kompetensi yang tidak lulus walaupun mahasiswa harus melakukan seluruh tahapan proses tindakan untuk sub kompetensi tersebut. Penilaian aspek keterampilan meliputi: a persiapan: alat, pasien objek, lingkungan; b pelaksanaan: tindakan yang dilakukan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan; c hasil tindakan: sesuai dengan kriteria unjuk kerja KUK kriteria keberhasilan; d keamanan dan keselamatan kerja. Kriteria kelulusan mahasiswa pada aspek keterampilan yaitu bila sudah kompeten menguasai semua sub elemen kompetensi pada unit tersebut dan akhirnya dikonversi menjadi nilai angka absolut 100 Depkes, 2005. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 d Sikap. Aspek sikap yang dinilai mencakup tindakan: a kemampuan menerima stimulus dari lingkungan; b kemampuan memberikan respon terhadap stimulus dengan cara tertentu; c kemampuan menilai stimulus atau keadaan dan manfaatnya bagi dirinya; d kemampuan menggabungkan dan memisah-misahkan nilai-nilai yang telah diidentifikasi menjadi suatu pola prilaku; e kemampuan memberikan warna penampilannya dengan nilai-nilai dan sikap yang menjadi kepribadiannya. Observasi Pertanyaan Wawancara Angket Menilai Sikapperilaku Gambar 2.4. Bentuk Penilaian Sikap Perilaku Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek sikap ditekankan terhadap sikap dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar, meliputi perilaku yang berhubungan dengan pelaksanaan kompetensi tertentu. Penilaian aspek ini diberikan bobot 10 – 20 tergantung dari spesifikasi kompetensi yang akan dinilai. Kriteria lulusan untuk aspek sikap adalah dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai minimal 60 setelah dikonversi ke nialai angka absolut Depkes, 2005. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008

2.6. Landasan Teori

Secara internal mutu institusi pendidikan dapat diwujudkan dengan memenuhi semua sumberdaya sesuai standar. Sumberdaya adalah sumberdaya manusia human resources dan sumberdaya non-manusia non-human resources Gomes, 2003. Sumberdaya pendidikan pada awalnya dapat ditetapkan standarnya oleh unit penjamin mutu di PTS yang senantiasa diperbaharui atau ditingkatkan. Penjamin mutu di perguruan tinggi seperti ini sifatnya continous improvement dan senantiasa ada penetapan standar baru. Standar ini antara lain meliputi 10 aspek: 1 proses pembelajaran, 2 kurikulum program studi, 3 sumberdaya manusia dosen dan tenaga pendukung, 4 kemahasiswaan, 5 prasarana dan sarana, 6 suasana akademik, 7 keuangan, 8 penelitian dan publikasi, 9 pengabdian kepada masyarakat, dan 10 tata kelola. Standar ini adalah sebagai cerminan bagi PTS dalam pelaksanaan kurikulum yang senantiasa mengikuti banyak perubahan. Perubahan tersebut terkait dengan kebutuhan sumberdaya pendidikan untuk memenuhi implementasi kurikulum berbasis kompetensi, seperti: 1 sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan yang berkualitas, dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan untuk perubahan ini; 2 fasilitas belajar mengajar perlu dilengkapi, seperti ruangan belajar yang kondusif, meja, kursi, media belajar, alat-alat bantu praktek seperti laboratorium, workshop, dan modul; 3 mahasiswa yang mau belajar, dengan mengubah prilaku pasif menjadi aktif; 4 dana sesuai kebutuhan riel, juga termasuk dana kesejahtraan dosen, pegawai, keperluan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Menurut Wusanto yang dikutip oleh Prawirosentono 2004 terdapat 6 enam unsur dasar yang mempengaruhi hasil output, yakni ; 1 Manusia, 2 Metode, 3 alat, 4 Bahan, 5 Ukuran, 6.Lingkungan. Sumber-sumber yang sesuai akan dapat menghasilkan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan sebagai standar. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan UU No. 20 tahun, 2003. Standar untuk program studi BAN-PT, 2004 atau komponen evaluasi diri: eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran; kemahasiswaan; suberdaya manusia; kurikulum; sarana, prasarana; pendanaan; tata pamong governance; pengelolaan program; proses pembelajaran; suasana akademik; sistem informasi; sistem jaminan mutu; lulusan; penelitian, publikasi, skripsitesisdisertasi, karya inovatif, pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan analisis dibawah ini dapat dijabarkan dimensi penilaian yang digunakan secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut : 1. Masukan. Masukan mencakup: visi dan misi program studi, sasaran dan tujuan, mahasiswa, sumberdaya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana; biaya dan sumber dana pendanaan. 2. Proses. Proses mencakup komponen: tata pamong governance, pengelolaan program, proses pembelajaran, suasana akademik, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 3. Keluaran hasil. Keluaranhasil mencakup: lulusan, keluaran lainnya publikasi hasil penelitian dan atau produk penelitian dalam bentuk patent, rancang bangun, prototip, perangkat lunak, dan lain-lain. 4. Balikan dan tindak lanjut. Balikan dan tindak lanjut mencakup komponen: sistem Informasi, sistem peningkatan dan pengendalian mutu pada institusi pendidikan. Masukan lingkungan U B P PROSES A A L Y I A K A N P E R B A I K A N MASUKAN INSTRUMENTAL P E N I N G K A T A N M U T U Visi dan misi Sasaran dan tujuan S I S T E M I N F O R M A S I Tata pamong Pengelolaan program Proses pembelajaran KELUARAN Lulusan dan keluaran lain MASUKAN mahasiswa Pengapdian kepada masysrakat Penelitian Suasana akademik Dosen dan tenaga pendukung SDM kurikulum Sarana dan prasarana Biaya dan sumber dana Sumber : Panduan Evaluasi-Diri Program Studi 2005 Badan Akreditasi Nasional Gambar 2.5. Analisis Sistemik Mengenai Komponen Evaluasi-Diri Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 5. Kemahasiswaan. Kemahasiswaan mencakup: sistim rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa, profil mahasiswa akademik, sosio-ekonomi, pribadi, kemandirian dan kreativitas, keterlibatan mahasiswa dalam berbagai komisi yang relevan, kegiatan ekstrakurikuler, layanan untuk mahasiswa bantuan tutorial yang bersifat akademik, informasi dan bimbingan karir, konseling pribadi dan sosial. 6. Sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia meliputi: sistem rekrutmen dan seleksi tenaga institusi pendidikan, pengelolaan sumberdaya manusia, profil sumberdaya manusia mutu, kualifikasi, pengalaman, ketersediaankecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen mahasiswa, karya akademik dosen hasil penelitian, karya lainnya, peraturan kerja dan kode etik, pengembangan staf, keberlanjutan pengadaan dan kemanfaatannya. 7. Kurikulum. Kurikulum meliputi: kesesuaian visi, misi, sasaran, dan tujuan, relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders, struktur dan isi kurikulum keluasan, kedalaman, koherensi, penataanorganisasi, kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan, derajat integrasi materi pembelajaran intra dan antar disiplin ilmu, kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdekat dan kepentingan internal lembaga, mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan kebutuhan mahasiswa secara individual kelompok mahasiswa tertentu, peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri melanjutkan studi, mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidang studinya, mengembangkan keterampilan yang dapat Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 dialihkan transferable skills, terorientasikan kearah karir, dan pemerolehan pekerjaan. 8. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana meliputi: pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana, ketersediaan dan kualitas gedung, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, fasilitas komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian, kesesuaian dan kecukupan sarana dan parasarana, keberlanjutan pengadaan pemeliharaan dan pemanfaatan. 9. Pembiayaanpendanaan. Pembiayaanpendanaan meliputi: sumber dana, sistem alokasi dana, pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana, keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya. 10. Tata pamong governance. Tata pamong governance meliputi: sistem nilai, sistem pengelolaan, sistem kepemimpinan, dan pengalihan deputizing serta akuntabilitas pelaksanaan tugas, partisipasi civitas akademika dalam pengembangan kebijakan, serta pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program, perencanaan program jangka panjang renstra dan monitoring pelaksanaannya sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan program. 11. Pengelolaan program. Pengelolaan program meliputi: efisiensi dan efektivitas Kepemimpinan, evaluasi program dan pelacakan lulusan, perencanaan dan pengembangan program dengan memanfaatkan hasil evaluasi internal dan eksternal, kerjasama dan kemitraan, dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran mahasiswa. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 12. Proses pembelajaran. Proses pembelajaran meliputi: misi pembelajaran pelatihan kompetensi yang diharapkan, efisiensi internal dan eksternal, mengaja kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan, kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah, efisiensi dan produktivitas, struktur dan rentang kegiatan mengajar, penggunaan tekhnologi informasi, belajar, penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar, penelaahan mengenai kepuasaan mahasiswa. 13. Suasana akademik. Suasana akademik meliputi: sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen-mahasiawa, baik didalam maupun diluar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan akademik profesional; mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan civitas academica lainnya; rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat; keikut sertaan civitas academica dalam kegiatan akademik seminar, simposium, diskusi, eksibisi dikampus; pengembangan kepribadian ilmiah. 14. Sistem informasi. Sistem informasi meliputi: rancangan pengembangan sistem informasi; kecukupan dan kesesuaian sumberdaya, sarana dan prasarana pendukung untuk pemberdayaan sistem informasi; efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi; keberadaan dan pemanfaatan on-campus connectivity devices intranet. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 15. Sistem jaminan mutu.Sistem jaminan mutu meliputi: pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi misalnya kajian kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji ekternal; hubungan dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga; dampak proses penjaminan mutu terhadap pengalaman dan mutu hasil belajar yang didapat mahasiswa; metodologi baku mutu benchmarking; pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan; evaluasi internal yang berkelanjutan; pemanfaatan hasil evaluasi internal dan ekternalakreditasi dalam perbaikan dan pengembangan program; kerjasama dan kemitraan instansi terkait dalam pengendalian mutu. 16. Lulusan. Lulusan meliputi: hasil pembelajaran kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan; kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan; data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa termasuk IPK dan yudisium lulusan; kepuasan lulusan; kepuasan pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan. 17. Standar jaminan mutu. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolan, dan pembiayaan. Sesuai dengan pedoman penilaian Akreditasi BAN-PT jenjang program Diploma III 2007, standar sumberdaya pendidikan adalah sebagai berikut: Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 2.4. Standar Sumberdaya Pendidikan No Komponen Jumlah 1 Proporsi jam riil yang diberikan untuk praktek, praktikum dan PKL terhadap total jam riil ≥ 56 2 Persentase dosen pendidikan tinggi swasta yang profesional 81-100 3 Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa 1: 15-25 4 Rata-rata banyaknya mahasiswa dalam satu kelas 20-40 Pustaka yang sesuai dan spesifik adalah: a Buku teks, diktatmodul dan handbook 90 judul b Majalah ilmiahkeprofesian ≥ 3 judul c Pustaka bidang penunjang yaitu Buku teks, diktatmodul dan handbook 45 judul 5 Majalah ilmiah keprofesian ≥ 2 judul Kelayakan tenaga penunjang terhadap mahasiswa: Kalau jumlah mahasiswa ≤120 6 pegawai Kalau jumlah mahasiswa 120-360 8 pegawai 6 Kalau jumlah mahasiswa 360 ≥ 10 pegawai 7 Kualifikasi tenaga penunjang S1 Sumber: Pedoman Penilaian Akreditasi BAN-PT Jenjang Program Diploma III, 2007 Dengan menjamin standar tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan, sehingga mutu lulusan juga dapat ditingkatkan. Mutu lulusan atau keluaran pendidikan dapat diukur. Pada awal upaya pengukuran mutu, Donabedian 1980 yang dikutip oleh Pohan 2007, bahwa ada tiga kategori layanan yaitu struktur, proses, dan keluaran. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 1. Standar struktur. Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem kadang-kadang disebut juga sebagai masukan. Termasuk kedalamnya adalah hubungan oraganisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-komite, personel, perlatan, gedung, keuangan, perbekalan dan fasilitaas. Standar struktur merupakan rules of the game. 2. Standar proses. Standar proses adalah sesuatu yang menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan, melakukan prosedur dan kebijaksanaan. Standar proses akan menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan bagaimana sistem bekerja. Standar proses merupakan playing the game. 3. Standar keluaran. Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan. Standar keluaran akan menunjukkan apakah layanan berhasil atau gagal. Keluaran outcome adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut dapat diukur. Struktur SDM Perbekalan Peralatan Bahan Fasilitas Kebujaksanaan KELUARAN PROSES Sumber: Donabedian, yang di Kutip Oleh Pohan, 2007 Gambar 2.6. Kerangka Pikir Pengukuran Mutu Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Berdasarkan beberapa teori tersebut diatas, peneliti mencoba untuk menganalisis determinan mutu lulusan akademi keperawatan sesuai pasa gambar 2.7. berikut ini: Kebijaksanaa Fasilitas Bahan Perbekalan SDM Struktur Visi, misi Sasaran tujuan Gambar 2.7. Determinan yang Mempengaruhi Mutu Suatu Organisasi Teori Gomes 2003, Juran 1988, Maxwell 1984, Cangelosi 1995, dan Tilaar 2004, modifikasi Dari berbagai sumber yang dapat mempengaruhi mutu, dipilih variabel sumberdaya sebagai penentu mutu yaitu sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kurikulum, dan pembiayaan, dan manajemen. Sumberdaya: SDM Sarana dan Prasarana Kurikulum Pembiayaan Proses Mutu Outcome Lingkungan Mahasiswa Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 Hasil penelitian Djumiati 1999, pada karya ilmiah peningkatan kinerja dosen dalam proses belajar mengajar di Akbid Depkes Medan, dinyatakan bahwa: kemampuan dosen kurang terutama dalam membuat rencana pembelajaran, menyusun instrumen evaluasi dan ketrampilan pembelajaran klinik. Berdasarkan hasil penelitian Nazaruddin 2002 menyatakan bahwa: pendidikan profesional keperawatan berbasis kompetensi dipengaruhi oleh efektifitas manajemen, kurangnya sikap profesional, gaya mengajar dosen yang kurang variatif dan inovatif. Berkaitan dengan profesi keperawatan, maka peneliti mencoba untuk mengambil variabel sumberdaya yaitu sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kurikulum, dan pembiayaan, dan manajemen seperti pada gambar 2.5.

2.7. Kerangka Konsep