5.1.1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan terhadap mutu
lulusan
Pada Tabel 4.10. mayoritas sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan yang berada pada kelompok cukup baik, artinya masih banyak sumberdaya yang
kurang pada institusi tersebut, kurang dalam jumlah, kualifikasi, kemampuan substansi mengajar, dan pengalaman mengajar.
Untuk melihat peranan sumberdaya manusia tetap terhadap mutu lulusan akademi keperawatan dapat dilakukan analisis kruskal-wallis. Setelah dilakukan uji
analisis kruskal-wallis diperoleh P 0,000 yang berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan sumberdaya manusia tetap pada ketiga kelompok institusi pendidikan
baik, cukup baik, dan kurang baik terhadap mutu lulusan. Nilai Mean Rank ketiga kelompok sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan menunjukkan adanya
perbedaan kekuatan dalam mempengaruhi mutu lulusan. Sesuai dengan pendapat Cherington, 1996 bahwa sumber daya manusia
adalah suatu kekayaanaset organisasi yang sangat penting, diantara sumber daya yang ada dalam organisasi, tidak satupun yang lebih penting selain manusia yang
membuat segala hal menjadi mungkin dan sesuatu bisa terjadi. Karena itu pembinaan sumberdaya manusia senantiasa menjadi perhatian utama setiap pimpinan unit kerja.
Motivasi dan profesionalisme dibentuk melalui iklim kerja yang menarik, tugas-tugas yang menantang, pelatihan yang berkesinambungan serta sistem imbalan yang sesuai
dengan prestasi kerja Rangkuti, 2006.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Dalam hal ini sangat besar peranan pimpinan institusi pendidikan dalam pengadaan sumberdaya manusia dan membuat kebijakan-kebijakan berupa analisis
jabatan, dalam pengembangan sumberdaya manusia yang sesuai, agar mutu institusi dapat tercapai sesuai yang dicita-citakan pendidikan. Analisa jabatan harus
mempunyai 3 informasi yaitu tentang isi content jabatan, persyaratan jabatan dan keterkaitan jabatan yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu pengadaan sumber
daya manusia yang memenuhi syarat dan memiliki kemampuan untuk ditempatkan dalam suatu pekerjaan.
Penelitian ini juga melihat bahwa visi, misi dan strategi institusi pendidikan tidak dibangun untuk mencapai tujuan. Yang ada visi dan misi itu hanya untuk
sebagai barang pajangan saja. Visi tidak disosialisasikan. Dari penelitian ini diketahui bahwa dosen dan tenaga penunjang tidak memahami makna dari visi dan misi
pendidikan tempat mereka bekerja. Hal ini terjadi karena visi dan misi pendidikan dirasakan terlalu mengawang-ngawang. Sementara itu, ada yang membuat strategi
terlalu panjang lebar, dan dibuat dalam kalimat yang kurang membumi, dan tidak menggunakan bahasa yang mudah dicerna.
Para dosen atau tenaga penunjang lainnya akan lebih termotivasi untuk melaksanakan strategi yang telah digariskan bila mereka juga melihat ada sistem
insentif yang terkait dengan strategi itu. Pada kenyataannya, hal ini belum banyak dilakukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 33,33 dari institusi pendidikan
akademi keperawatan swasta di kota Medan yang sudah mengaitkan insentif dengan strategi.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa pendidikan pimpinan di pendidikan akademi keperawatan mayoritan S1 keperawatan 60, S1 non
kesehatan 6.67, S2 kesehatan hanya 26.67. S2 non kesehatan 6.67. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa yang lebih kompeten dibidang pengelolaan
manajemen dan mampu membuat strategi dan membangun suatu strategi di bidang pengelolaan suatu institusi pendidikan hanya 26.67. Jadi yang lainnya dianggap
masih belum mampu dalam membuat suatu strategi. Sebahagian besar populasi menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti
mengenai strategi. Bagaimana seorang pelaku visi dan misi dapat bekerja dengan baik kalau tidak mengerti dengan strategi. Kenyataannya yang terjadi di kebanyakan
institusi pendidikan akademi keperawatan yang mempunyai struktural atau para pelaku visi dan misinya adalah S1 kesehatan.
Ada 5 institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang sudah mengaitkan visi dan misi mereka dengan strategi yang dibangun. Yaitu
pendidikan akademi keperawatan yang mempunyai pimpinan dan pembantu pimpinan S2 kesehatan. Pendidikan ini tidak mudah ditiru oleh pendidikan lainnya,
dipandang sebagai pendidikan yang mempunyai keahlian dan kemampuan sumberdaya manusianya yang baik. Sesuai pendapat Freddy Rangkuti 2006 bahwa
keahlian sumberdaya yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibanding dengan pesaingnya.
Jumlah seluruh tenaga penunjang institusi pendidikan akademi keperawatan swasta yang ada di kota Medan berjumlah 64 orang tabel 4.8, bila dibandingkan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
terhadap seluruh mahasiswa tingkat I, II, dan III, yang berjumlah 2990 orang pada tahun ajaran 20072008 1 : 46.7 tidak sesui standar pendidikan nasional, standar
pendidikan nasional adalah 1 : 21. Berarti masih banyak kekurangan tenaga penunjang untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan.
Mean Rank sumberdaya manusia tetap pada instituií pendidikan akademi keperawatan yang terendah adalah berada pada kelompok institusi pendidikan yang
kurang baik 22.50, berarti tingkat kekuatan sumberdaya manusia tetap pada institusi akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih
rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi pendidikan yang lain. Dan institusi yang mempunyai Mean Rank sumberdaya manusia tetap
tertinggi berarti tingkat signifikasinya lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan akademi keperawatan swasta di kota Medan.
5.1.2. Peranan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan terhadap