Prosedur Penyusunan Instrumen METODE PE

a Cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif bukan kognitif, b stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan langsung mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, c jawabannya lebih bersifat proyektif, d selalu berisi banyak item berkenaan dengan atribut yang diukur, e respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaban dianggap benar sepanjang sesuai keadaan yang sebenarnya, jawaban yang berbeda dengan diinterpretasikan berbeda pula. Azwar, 2005: 3-4 Skala dalam penelitian ini yaitu skala faktor yang melatarbelakangi rendahnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan konseling perorangan. Resapondennya adalah siswa di SMP Negeri 41 Semarang. Alternatif jawaban dan bobot penilaian ynag digunakan sebagai berikut: Tabel 3.3 Penskoran Item No. Kriteria Pernyataan negatif Pernyataan positif 1 Selalu 5 1 2 Sering 4 2 3 Kadang-kadang 3 3 4 Jarang 2 4 5 Tidak pernah 1 5

3.5 Prosedur Penyusunan Instrumen

Dalam penelitian ini menggunakan instrumen skala psikologi untuk faktor internal dan angket untuk faktor ekternal guna mengetahui faktor yang melatarbelakangi rendahnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan konseling perorangan. Intrumen tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti yang selanjutnya dirinci indikator-indikator yang dikembangkan menjadi pernyataan- pernyataan. Berikut ini merupakan prosedur penyusunan instrumen : Gambar 3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen Bagan diatas merupakan langkah-langkah menyusun instumen yaitu pertama menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari variabel, komponen, nomor soal, menyusun pertanyaana atau pernyataan, kemudian instumen jadi berupa skala psikologis dan kuesioner. Berikut dijelaskan pengembangan kisi-kisi instrumen tentang faktor-faktor yang melatarbelakngi rendahnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan konseling perorangan: Variabel Komponen Indikator Descriptor Faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan konseling perorangan. Internal 1. Kebutuhan - Kebutuhan siswa terhadap konseling perorangan 2. Persepsi - Motif siswa untuk mengikuti layanan konseling perorangan - Keingintahuan terhadap koseling perorangan - Perhatian terhadap pelaksanaan konseling perorangan 3. Motivasi - Motivasi untuk melaksanakan konseling perorangan 4. Sikap - Pengetahuan, pandangan Kisi-kisi pengembanagan instrumen penelitian Revisi Uji Coba Instrumen Instrumen jadi Teori tentang konseling perorangan - Perasaan terhadap suatu objek yaitu layanan konseling perorangan - Menunjukkan sikap yang berkaitan dengan objek yiatu konseling perorangan Eksternal 5. Konselor - Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten, - Menampilkan emosi yang stabil - Peka, bersikap empati, serta menghormati karagaman dan perubahan - Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stress dan frustasi 6. Guru - Membantu menginformasikan kegiatan yang berhubungan dengan BK - Bersifat preventif dan bersifat kuratif - Berperan sebagai penengah siswa dengan konselor - Membantu konselor dalam mendukung maksimalnya layanan konseling perorangan 7. Teman sebaya - Pandangan orang dilingkungan sekitar tentang konseling perorangan yang mempengaruhi siswa - Motif untuk menjadi sama, sesuai, atau seragam dengan nilai- nilai kebiasaan budaya teman sebaya khususnya dalam mengikuti konseling perorangan 8. Sarana dan prasarana - Tersedianya fasilitas fisik yaitu ruang konselor, ruang konseling beserta lokasinya - Tersedianya fasilitas teknis berupa alat pengumpul data

3.6 Validitas dan reliabilitas