Cerita Ritual Simbol – Simbol Materi, ini menyampaikan kepada karyawan Bahasa

b. Tahap perjumpaan , yaitu tahap dalam proses sosialisasi dimana

karyawan baru melihat seperti apa sesungguhnya organisasi dan menghadapi kemungkinan bahwa harapan dan kenyataan itu berbeda.

c. Tahap metamorphosis , yaitu tahap dalam proses sosialisasi dimana

karyawan baru harus berubah dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan, kelompok kerja dan organisasi Robbins, 2008: 272. Proses sosialisasi adalah menggambarkan proses mengenai kebudayaan sebagai bagian dari proses sosialisasi individu. Semua pola tindakan individu- individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dijumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan, dicerna olehnya sehingga individu tersebut pun akan menjadikan pola-pola tindakan tersebut sebagai bagian dari kepribadiaannya Talcott Parsons dalam Koentjaraningrat, 1996: 143-145. Kejadian inilah yang juga dihadapkan oleh sebuah korporasi. Para karyawan juga diharuskan melalui proses sosialisasi agar nilai-nilai dan visi misi dari perusahaan tersebut dapat diselami dan akan menjadikan nilai-nilai tersebut pola-pola tindakan sebagai bagian dari kepribadian karyawan tersebut. Proses sosialisasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan :

1. Cerita

, ini khususnya mengandung narasi tentang para pendiri organisasi, pelanggaran terhadap aturan, kesuksesan dari tidak mampu menjadi kaya raya, pengurangan tenaga kerja, pemindahan karyawan, reaksi terhadap kesalahan masa silam, dan penanganan organisasi. Universitas Sumatera Utara

2. Ritual

yaitu serangkaian aktivitas berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai kunci organisasi, tujuan mana yang terpenting, orang mana yang penting, dan mana yang dapat dikeluarkan. Salah satu contohnya adalah nyanyian perusahaan Wal-Mart yang diawali oleh pendirinya Sam Walton sebagai cara untuk memotivasi dan menyatukan para pekerjanya.

3. Simbol – Simbol Materi, ini menyampaikan kepada karyawan

siapa yang penting, tingkat egalitarianisme yang diinginkan oleh manajemen puncak, dan jenis perilaku misalnya berani mengambil resiko, konservatif, otoriter, partisipatif, individualistis, sosial yang tepat. Contoh-contoh lainnya dalah ruang kantor yang luas, perabotan yang bagus, bonus eksekutif dan pakaian khusus seragam.

4. Bahasa

. Para karyawan menegaskan penerimaan mereka terhadap budaya dan membantu melestarikan budaya dengan mempelajari bahasa. Setelah budaya korporasi itu dapat diterima oleh para karyawannya, ada beberapa karakteristik penting yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana budaya korporasi itu hidup dan eksis di suatu perusahaan. Robbins dalam Moeljono 2003: 20 mengemukakan ada 10 karakteristik penting untuk memahami dan mengukur keberadaan budaya, yakni : 1 inisiatif individu, 2 toleransi resiko, 3 arahan, 4 integrasi, 5 dukungan manajemen, 6 kontrol, 7 identitas, 8 sistem imbalan, 9 toleransi konflik, dan 10 pola komunikasi. Universitas Sumatera Utara Kotter dan Heskett, 1992: 37 dalam penelitiannya tentang Harvard Bussiness School memberikan bukti nyata bahwa budaya korporasi mampu berdampak kuat dan besar pada prestasi kerja organisasi atau perusahaan. Hasil penelitian itu memiliki empat kesimpulan yaitu : 1. Budaya korporat dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi kerja ekonomi perusahaan dalam waktu jangka panjang. 2. Budaya korporat bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam menetukan sukses atau kegagalan perusahaan dalam dekade mendatang. 3. Budaya korporat menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka panjang adalah tidak jarang dan budaya itu berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang yang bijaksana dan pandai. 4. Walaupun sulit untuk diubah, budaya korporat dapat dibuat untuk lebih meningkatkan prestasi.

1. 5 Metodologi Penelitian