1. Rentang Kekuasaan
Maksud dari dimensi budaya yang satu ini adalah menggambarkan bagaimana individu-individu dalam suatu masyarakat – perusahaan –
memandang kekuasaan dan konsekuensinya dalam memandang peranannya dalam pengambilan keputusan atau perintah yang tidak
melibatkan masukan dari mereka. Pada masyarakat dengan rentang kekuasaan yang tinggi, pegawai tidak mencari peran dalam pengambilan
keputusan. Dalam budaya rentang kekuasaan rendah, pegawai akan lebih banyak menerima tanggung jawab. Budaya yang rentang kekuasaannya
rendah cenderung bersifat individualistis.
2. Individualisme VS Kolektivisme
Nilai-nilai yang dianut masyarakat akan menentukan bagaimana nantinya seseorang menjelaskan dirinya sendiri, apakah sebagai orang
bebas atau sebagai anggota suatu kelompok, organisasi atau perusahaan. Masyarakat yang percaya pada pola pikir kolektif akan menghargai
keselarasan dan berupaya mengendalikan perilaku individu melalui sanksi internal seperti dipermalukan atau dikucilkan dari kelompok.
Pengambilan keputusan dalam budaya individualis lebih cepat, tetapi penerapan suatu perubahan kebijakan seperti proses kode etik
perusahaan yang baru yang akan lebih lambat dari budaya kolektif. Sedangkan dalam lingkungan yang bersifat kolektif, pencapaian konsensus
Universitas Sumatera Utara
mungkin akan makan waktu lama tetapi sekali keputusan selesai dibuat penerapannya akan lebih cepat.
Hofstede memberikan pengertian masyarakat yang individual dan kolektif sebagai berikut :
“Individualism pertains to societies in which the ties between individuals are loose; every is expected to look
after himself and his or her immediate family. Collectivism as its opposite pertains to societies in which people from
birth onwards are integrated into strong, cohesive in groups, which throughout people’s lifetime to protect them
in exchange for unquestioning loyalty
- Istilah
individualisme berkaitan dengan masyarakat di mana hubungan antar individual begitu renggang; setiap orang
lebih peduli pada dirinya dan keluarga dekatnya. Sementara itu istilah collectivism, kebalikan dari individualism,
berkaitan dengan masyarakat di mana seseorang sejak dilahirkan merupakan bagian integral dari kelompok
masyarakat” Hofstede dalam Sobirin, 2006: 83
3. Sikap Terhadap Ketidakpastian