Struktur Teks Pantun Penilaian

mengungkapkan makna yang ingin disampaikan. Struktur kebahasaan pada teks pantun sering juga disebut dengan struktur fisik. Struktur kebahasaan atau struktur fisik tersebut mencakup diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi. Bunyi dalam hal ini terdiri atas rima dan ritme. Perhatikan uraian dibawah ini: Struktur Fisik Keterangan Diksi Pada Kamus Besar Bahaasa Indonesia KBBI, diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Pantun yang digunakan untuk berkomunikasi biasanya menggambarkan masyarakat pada zaman pantun tersebut diciptakan. Hal ini tentu saja akan terlihat pada diksi yang digunakan. Misalnya pantun yang lahir pada zaman tradisional, kerap menggunakan diksi yang berkaian dengan alam dan kehidupan masyarakat saat itu. Akan tetapi, diksi yang digunakan akan berbeda pula dengan pantun yang lahir pada zaman modern. Kata yang digunakan pada pantun yang lahir di zaman modern seringkali dihubungkan dengan kondisi masyarakat modern dengan berbagai sarana dan prasarana mutakhir. Bahasa kiasan Bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa. Bahasa ini secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa kiasan disini dapat berupa perilaku atau ungkapan tertentu dalam menyampaikan maksud berpantun. Imaji Imaji adalah citraan yang dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam pembuatan teks pantun. Imaji atau citraan terkait dengan pancaindra manusia, maka macam citraan juga ada lima buah. Kelima jenis indra manusia dan kelima jenis imaji itu adalah imaji pengliahatan visual, pendengaran audiotoris, gerak kinestetik, rabaan taktil telmal, dan penciuman olfaktori Nurgiyantoro, 2014:277. Bunyi Bunyi terdiri atas unsur rima rhyme dan ritme rhytm. Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun, sedangkan ritme atau irama adalah turun naiknya suara secara teratur.