sangat kurang. Biasa juga dalam kategori ini diberi angka 90-100 amat baik, 80-89 baik, 70-79 cukup, 60-69 kurang, 0-59 sangat kurang.
b. Metode Check List
Pada metode ini penilai memberi tanda √ pada uraian perilaku pegawai
baik negatif maupun positif, masing-masing perilaku diberi bobot nilai yang besarnya tergantung pada tingkat kepentingan perilaku tersebut
terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. c.
Metode Insiden Teritikal Dalam metode ini penilai menuliskan sejumlah pertanyaan terbuka yang
terbagi ke dalam beberapa kategori. d.
Metode Tes dan Observasi Untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu penilaian dapat berupa tes dan
observasi. Tes merupakan ujian tertulis yang menyangkut berbagai hal atau ujian praktek yang langsung diamati oleh penilai.
3.
Metode Penilaian dengan Orientasi Masa Depan a.
Penilaian Diri Sendiri Self Assessment Metode ini mendasarkan pendapat bahwa seorang pegawai mempunyai
kedewasaan mental, intelektual dan psikologis, sehingga dianggap bahwa mereka mampu menilai diri sendiri, baik mengenai prestasi
dimasa lalu maupun potensinya yang dapat dikembangkan di masa mendatang.
b.
Manajemen Berdasarkan Sasaran Management by Objective Metode ini menggunakan target sebagai acuan kerja. Metode ini didasari
pada pendapat bahwa apabila seseorang dilibatkan dalam penentuan sasaran kelompok, yang notabene juga akan merupakan bagian dari
sasaran organisasi, maka dia akan merasa bertanggung jawab untuk mencapai sasaran tersebut.
c. Penilaian Psikologikal
Dalam penilaian ini para ahli dapat menggunakan berbagai teknik seperti wawancara, berbagai tes psikologi, diskusi dengan para superior.
d. Penggunaan Pusat-pusat Penilaian
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi para manajer tingkat menengah yang akan dipromosikan. Dengan semakin banyaknya pusat-
pusat penilaian didirikan semakin mudah organisasi menilai kinerjanya.
D. Definisi Organisasi Sektor Publik
Organisasi adalah alat atau wadah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau
sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama. Pengertian sektor publik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan
penyedia barang atau jasa kepada pemilik yang dibayar melalui pajak atau
pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum Mahsun, dkk., 2006.
Munculnya organisasi sektor publik merupakan upaya untuk menyediakan layanan terhadap kebutuhan masyarakat tanpa pengumpulan laba
yang menjadi tujuan utamanya. Namun tidak semua organisasi sektor publik
benar-benar organisasi sosial, ada pula organisasi sektor publik yang bertujuan untuk pengumpulan laba disamping melayani kebutuhan masyarakat yang
menjadi pokok berdirinya organisasi tersebut.
E. Penilaian Kinerja Sektor Publik
1. Robertson dalam Mahsun 2009: 25
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk
informasi barang dan jasa; kualitas barang dan jasa seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan
terpuaskan; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan.
2. Whittaker dalam Mahsun, dkk 2007: 157-158
Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
3. Stout dalam Bastian 2005: 275
Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi
sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Tujuan sistem penilaian kinerja adalah:
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang.
3. Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manajer level
menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence. 4.
Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
F. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik menurut BPKP dalam Mahsun 2006:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk
mencapai kinerja. 2.
Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati. 3.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkan dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi
pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi. 6.
Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7.
Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.