Prokrastinasi Akademik LANDASAN TEORI

melakukannya dan memilih untuk menunda. Hal ini dapat menyebabkan kelambanan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Individu yang dengan sengaja tidak segera melakukan tugas dan lebih memilih waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan maupun menyalurkan hobinya seperti membaca koran, majalah, novel dan lainnya, menonton, mengobrol, jalan-jalan , mendengarkan musik dan sebagainya sehingga akan menyita waktu yang dimiliki yang sebenarnya dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas. e. Munculnya Kerisauan Emosional Perasaan yang muncul ketika seseorang mengalami kerisauan emosional adalah adanya perasaan cemas, perasaan bersalah, takut, panik, kecewa dan benci terhadap tugasnya dan sebagainya. Perasaan risau ini akan terjadi cenderung muncul ketika seorang individu takut untuk melakukan kesalahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi, kelambanan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan dan kerisauan emosional. 6. Dampak Prokrastinasi Akademik Perilaku prokrastinasi akan membawa dampak internal maupun ekternal bagi prokrastinator dan lingkungannya. Menurut Chufron dan Rianawati dalam Putri, 2014: 24-25, dampak prokrastinasi dibagi menjadi dua yaitu dampak internal maupun dampak eksternal yaitu: a. Dampak internal Penyebab proktastinasi biasanya muncul dalam diri prokratinator. Contohnya: saat prokrastinator mempunyai rasa takut gagal maka saat itu prokrastinasi akan melakukan penundaan besar-besaran untuk mengerjakan tugas. Seperti seorang siswa yang mempunyai pemikiran bahwa semua mata pelajaran sulit, maka secara langsung ia akan berfikir bahwa ia akan gagal dan berbuat kesalahan sehingga ia cenderung menunda belajar maupun mengerjakan tugas-tugasnya. b. Dampak eksternal Prokrastinasi akan terjadi pada seseorang yang mengalami fatigue kepenatan, kelelahan dan keletihan serta kepada seseorang yang memiliki karakter sosial yang tercermin dalam berhubungan sosial. Contohnya: seorang mahasiswa menunda mengerjakan tugas karena tugas itu sangat susah maka ia akan mendapatkan peringatan dari dosen yang bersangkutan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Cara Mengatasi Tindakan Prokrastinasi Menurut Melani http:lptui.comartikelpersonal-empowerment janganmenundasthash.fpcDEA0j.dpuf, Cara mengatasi perilaku prokrastinasi yaitu sebagai berikut: a. Pastikan katagori perilaku prokrastinasi apa yang paling sering muncul dari diri anda. b. Jujurlah ketika membuat keputusan dalam menyelesaikan tugas c. Lihat konsekuensi dari penyelesaian tugas, jika tugas berhasil diselesaikan maka seolah-olah kita telah membuat investasi yang akan individu rasakan hasilnya kemudian. d. Pahami mengapa tugas tersebut harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. e. Pecah tugas dalam beberapa bagian beserta waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. f. Buatlah daftar tugas yang bisa dilihat setiap saat. g. Ajak orang lain untuk membantu mengugatkan anda h. Jika mudah terpengaruh oleh lingkungan, maka cari atau buatlah lingkungan yang mendukung konsentrasi anda. i. Buatlah cacatan mengenai keberhasilan mengerjakan tugas sesuai target waktu

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

Seperti yang dikemukan di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga pokok permasalahan yakni kecerdasan emosional, perilaku belajar dan prokrastinasi akademik. 1. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gedeon 2012 tentang hubungan antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar dengan prestasi belajar, penelitian ini berdasarkan pada fenomena rendahnya tingkat kecerdasan emosional mahasiswa dilihat dari cara bergaul, cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beradaptasi, kurangnya rasa percaya diri dan pada aspek perilaku belajar mahasiswa meliputi kurangnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan kuliah serta kebiasaan menyalinmencotek pekerjaan teman. Kebiasaan- kebiasaan ini akan mengakibatkan pemahaman yang dangkal oleh mahasiswa dalam kegiatan belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Gedeon menggunakan teknik korelasi spearman rank. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa 1 tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar r hitung =0,074 r tabel =0,195 dengan , 2 tidak ada hubungan positif dan signifikan antara perilaku belajar dan prestasi belajar r hitung =0,040 r tabel =0,195 dengan . Hasil penelitian Gedeon berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo http:jimfeb.ub.ac.idindex.phpjimfebarticle download978894 tentang pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Brawijaya. Perbedaan ini terletak pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Gedeon menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar sedangkan menurut hasil penelitian Prasetyo menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap prestasi belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada penelitian Prasetyo dilakukan atas dasar fenomena mahasiswa yang jarang meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan intelegensinya. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian Prasetyo menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan perilaku belajar secara stimulan berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi f hitung =7,256 f tabel =3,028. 2. Pengaruh perilaku belajar terhadap prestasi belajar Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hanifah dan Syukriy 2001 tentang pengaruh perilaku belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi, penelitian ini berdasarkan pada fenomena perilaku belajar yang bagaimana yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dalam penelitian ini, perilaku belajar ditinjau dari empat aspek yang meliputi kebiasaan mengikuti kuliah, kebiasaan membaca buku, kebiasaan berkunjung ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian. Keempat aspek tersebut diteliti oleh Hanifah dan Syukriy dan dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linear berganda. Hasil penelitian Hanifah dan Syukriy menunjukkan bahwa kebiasaan mengikuti kuliah, kebiasaan membaca buku, kebiasaan berkunjung ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, akan tetapi hanya dua aspek yaitu aspek kunjungan ke perpustakaan dan kebiasan menghadapi ujian saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian yang dilakukan Hanifah dan Syukriy berbeda dengan hasil penelitian oleh Francisca 2010 tentang pengaruh perilaku belajar terhadap prestasi akademik mahasiwa akuntansi. Perbedaan ini terletak pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti. Penelitian Hanifah dan Syukriy menunjukkan bahwa empat aspek dalam perilaku belajar mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa akan tetapi hanya dua aspek yaitu kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan mengikuti ujian yang berpengaruh secara signifikan. Di sisi lain, hasil penelitian Francisca menunjukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh kebiasaan mengikuti kuliah sedangkan kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan mengikuti ujian tidak mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian Francisca dilakukan berdasarkan fenomena perilaku belajar yang harus dibangun oleh mahasiswa dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik mahasiswa di perguruan tinggi. Penelitian ini ada empat aspek perilaku belajar yang akan diteliti yaitu kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian. Penelitian tersebut diteliti dan dianalisis menggunakan teknik regresi berganda dan uji beda. Hasil penelitian Francisca menunjukkan bahwa hanya kebiasaan mengikuti kuliah berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa sedangkan tiga aspek yang lain tidak mempunyai pengaruh. 3. Pengaruh Prokrastinasi Akademik terhadap prestasi belajar Dari hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sari 2009 yang tentang hubungan antara prokratinasi akademik dan kecemasan terhadap matametika dengan prestasi belajar siswa SMA Pius Tegal kelas XI Ilmu Sosial, penelitian ini berdasarkan fenomena tentang banyaknya siswa yang mengalami kecemasan, ketakutan, gundah dan kacau apabila menghadapi pelajaran matematika. Hal ini yang akan mempengaruhi siswa di dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan akan mengarah pada terjadinya prokrastinasi. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian Sari menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik berhubungan positif yang lemah dengan prestasi belajar dengan korelasi sebesar 0,354. Hasil penelitian Sari berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oematan 2013 yang berjudul hubungan antara prokrastinasi akademik dan prestasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas Surabaya. Perbedaan ini terletak pada hasil penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti. Penelitian Sari menunjukkan bahwa prokrastinasi berhubungan prositif yang lemah dengan prestasi belajar mahasiswa. Di sisi lain, penelitian Oematan menyimpulkan bahwa prokrastinasi akademik berhubungan negatif dengan prestasi akademik mahasiswa, yang tergantung pada alat ukur dan angkatan kuliah. Penelitian Oematan dilakukan berdasarkan fenomena tentang perbedaan hasil penelitian terdahulu serta hasil survei yang dilakukan oleh Budianto pada tahun 2008 menunjukkan bahwa rendahnya prestasi akademik mahasiswa pada kelulusan 20062007 Universitas Surabaya yang diduga karena faktor prokrastinasi akademik. Penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian Oematan menunjukkan bahwa Prokrastinasi Akademik berhubungan negatif dengan prestasi akademik mahasiswa, tergantung pada alat ukur dan angkatan kuliah.

F. Kerangka Berfikir

Kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk mengenal dirinya sendiri dan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat Goleman, 1997. Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam menjalankan kegiatan khususnya di bidang pendidikan. Goleman 1997: 44 menyatakan bahwa kecerdasan intelektual IQ hanya menyumbang 20 bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam kehidupan, sedangkan 80 ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain, salah satunya adalah kecerdasan emosional EQ. Kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan untuk dirinya sendiri maupun orang lain seperti memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati mood maupun berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gedeon 2012, dan Prasetyo http:jimfeb.ub.ac.idindex.phpjimfebarticledownload978894 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI