Perilaku Belajar LANDASAN TEORI
Menurut Putri 2014: 16, prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan untuk menunda maupun menyelesaikan tugas pada enam
area akademik yang meliputi tugas mengarang, belajar untuk ujian, membaca, kinerja administratif, menghadiri pertemuan dan kinerja
akademik secara umum, yang dilakukan secara terus menerus baik penundaan jangka pendek, beberapa saat menjelang deadline, ataupun
penundaan jangka panjang melebihi deadline yang dapat mengganggu kinerja dalam waktu yang terbatas dengan mengganti aktivitas yang sudah
tidak penting. Hal ini sama dengan pendapat Handaru, A.W., Lase, Evi dan Parimita W., 2014 bahwa prokrastinasi akademik merupakan suatu
kecenderungan menunda mengerjakan tugas secara sengaja akibat adanya keyakinan irasional dalam memandang tugas sehingga muncul perasaan
tertekan, tidak nyaman, dan gelisah pada diri sendiri. Dari beberapa penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa,
prokrastinasi akademik adalah suatu penundaan yang sering dilakukan oleh seorang individu dalam kegiatan akademik secara sengaja maupun
tidak sengaja dan berulang-ulang yang dilakukan untuk menjauhkan dirinya dari kewajibannya.
2. Alasan Melakukan Tindakan Prokrastinasi.
Prokrastinasi terjadi bukan semata-mata terjadi begitu saja namun terdapat alasan-alasan dibalik terjadinya prokrastinasi. Menurut Melani
dalam http:lptui.comartikelpersonal-empowermentjanganmenunda
sthash.fpcDEA0j.dpuf: 19 Oktober 2015, terdapat beberapa alasan tindakan prokrastinasi dapat terjadi:
a. Pekerjaan
yang dilakukan
tidak dimengerti,
membingungkan atau tidak sesuai dengan minat kita sehingga sulit termotivasi untuk memulai pekerjaan
tersebut.
b. Perfeksionis. Bagi orang yang perfeksionis, ada
suatu standar yang terkadang sulit sekali untuk dicapai sehingga menurunkan semangat untuk
mengejar standar tersebut.
c. Kecemasan terhadap pandangan atau penilaian orang
lain terhadap pekerjaan kita. Hal ini membuat kita takut untuk menyelesaikan tugas.
d. Kecemasan terhadap hal-hal yang belum diketahui.
Jika kita mencoba suatu tugas baru, kita cenderung takut membuat kesalahan sehingga kita menghindar
dari tugas tersebut.
e. Tidak memiliki kemampuan atau keterampilan untuk
menyelesaikan tugas sehingga rasanya lebih mudah untuk menghindar atau tidak mengerjakan sama
sekali.
3. Jenis-Jenis Prokrastinasi
Menurut Ferarri, dkk 1995: 130-132 kegiatan prokrastinasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Prokrastinasi Fungsional Functional Procrastination, yaitu jenis
penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat. Individu yang termasuk
dalam jenis prokrastinasi ini adalah individu yang mempunyai pandangan bahwa pekerjaan hendaknya diselesaikan dengan
sempurna walaupun dalam mengerjakan mereka melewati waktu yang optimal yang seharusnya dilakukan hingga mendapatkan
penyelesaikan yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Prokrastinasi Disfungsional Disfunctional Procrastination, yaitu
jenis penundaan yang tidak bertujuan, berakibat tidak baik dan dapat menimbulkan masalah. Jenis penundaan ini tidak disertai dengan
sebuah alasan yang berguna bagi prokrastinator ataupun orang lain, hal demikian yang berakibat pada kebiasan yang sulit untuk
dilepaskan. 4.
Dimensi Prokrastinasi Akademik Menurut Milgram dalam Rumiani, 2006: 38- 39, prokrastinasi
dilakukan hanya semata-mata untuk melengkapi tugas secara optimal akan tetapi penundaan juga dilakukan untuk tidak membuat tugas secara
optimal, ini merupakan penundaan yang tidak berguna. Oleh sebab itu Milgram, membagi prokrastinasi menjadi 4 dimensi yaitu:
a. Serangkaian perilaku penundaan
b. Menghasilkan perilaku di bawah standar
c. Melibatkan sejumlah tugas yang dipersepsikan penting untuk dilakukan
oleh prokrastinator d.
Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan 5.
Indikator Prokrastinasi Akdemik Schouwenburg dalam Ferrari dkk, 1995: 76-84 mengungkapkan
bahwa prokrastinasi akademik merupakan suatu perilaku penundaan yang dapat termanifestasi dalam aspek-aspek yang dapat diukur dan diamati ciri-
cirinya. Ada empat indikator keprilakuan dalam prokrastinasi akademik, yaitu:
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang
dihadapi. Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya merupakan
tugas yang harus diselesaikan sebab tugas tersebut berguna bagi dirinya, akan tetapi prokrastinator tersebut menunda untuk memulai
maupun menyelesaikan tugas tersebut sampai tuntas. b.
Kelambanan dalam mengerjakan tugas. Individu yang melakukan prokrastinasi membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mempersiapkan tugasnya daripada waktu untuk mengerjakan tugas. Prokrastinator ini membuang waktu yang harusnya
untuk menyelesaikan tugasnya dengan hanya untuk mempersiapkan secara berlebihan tanpa memperhitungkan batasan waktu yang dimiliki
untuk menyelesaikannya. Tindakan ini terkadang mengakibatkan seseorang tidak berhasil
menyelesaikan pekerjaannya secara memadai. Lambannya kerja seseorang dalam menyelesaikan kewajiban menjadi ciri utama dalam
prokrastinasi akademik. c.
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Prokrastinator
memiliki kesulitan
dalam menyelesaikan
kewajibannya sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai
mengerjakan tugas pada waktu yang telah ditentukan sendiri tetapi ketika saatnya tiba untuk mengerjakan prokrastinator tidak kunjung
melakukannya dan memilih untuk menunda. Hal ini dapat menyebabkan kelambanan maupun kegagalan untuk menyelesaikan
tugas dengan baik. d.
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Individu yang dengan sengaja tidak segera melakukan tugas dan lebih memilih waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain
yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan maupun menyalurkan hobinya seperti membaca koran, majalah, novel
dan lainnya, menonton, mengobrol, jalan-jalan , mendengarkan musik dan sebagainya sehingga akan menyita waktu yang dimiliki yang
sebenarnya dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas. e.
Munculnya Kerisauan Emosional Perasaan yang muncul ketika seseorang mengalami kerisauan
emosional adalah adanya perasaan cemas, perasaan bersalah, takut, panik, kecewa dan benci terhadap tugasnya dan sebagainya. Perasaan
risau ini akan terjadi cenderung muncul ketika seorang individu takut untuk melakukan kesalahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang
dihadapi, kelambanan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih