Materi Pembelajaran 7 Perayaan Waisak di Candi-Candi Buddha

132 Buku Guru Kelas IV SD Edisi Revisi berbagai sektealiran agama buddha di wilayah Indonesia. Namun belakangan ini Perayaan Waisak Nasional dilakukan sesuai majelis-majelis dalam agama Buddha, bahkan bisa dilakukan oleh organisasi Buddhis seperti Konferensi Agung Sangha Indonesia KASI atau dari mitra pemerintah yaitu Perwakilan Umat Buddha Indonesia WALUBI. Selain di Candi Borobudur, umat Buddha yang berada di wilayah luar Jawa Tengah seperti Pekan Baru dan Jambi memfungsikan Candi Muara Takus dan Muaro Jambi sebagai tempat kebaktian untuk merayakan hari raya Waisak. Bahkan Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Candi Buddha lainnya di Jawa Timur belakangan ini oleh masyarakat sekitar digunakan sebagai upacara perayaan Waisak. Dengan memanfaatkan candi-candi Buddha sebagai tempat kebaktian merupakan salah satu usaha melestarikan budaya. Pelestarian budaya yang adi luhung bukan hanya kewajiban umat Buddha akan tetapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Pelestarian budaya bisa juga dilakukan dengan cara mengunjungi dan menjaga keutuhan candi.

B. Pelestarian Candi-Candi Buddha

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, kurang lebih 41 km dari Yogyakarta dan 80 km dari Semarang. Candi ini dibangun 265,4 m di atas permukaan laut. Candi Borobudur berada 15 m di atas daratan di sekitarnya. Menurut penelitian para ahli mengenai relief-relief yang terdapat pada candi, mereka menyimpulkan bahwa Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke-8 Masehi. Ini berarti sudah sekitar 1.200 tahun Candi Borobudur berdiri. Gb. 7. 2 Perayaan Waisak Nasional di pelataran Candi Borobudur Sumber: lifestyle.kompasiana.com Gb. 7. 3 Membersihkan Stupa di Candi Sumber: img.antaranews.com 133 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

1. Perawatan Candi Borobudur akibat faktor alam

Sekitar 150 tahun setelah dibangun, Borobudur sempat tidak terawat karena adanya gempa bumi dan letusan Gunung Merapi. Keadaan candi makin membaik setelah diperhatikan dari pihak pemerintah dan dunia internasional. Mengapa Candi Borobudur perlu dirawat? Bagaimana cara merawatnya? Apakah hanya Candi Borobudur yang perlu perawatan dan pelestarian? Tentunya candi-candi Buddhis di Indonesia perlu dirawat dan dilestarikan. Simaklah cara perawatan candi berikut ini Perawatan dan pemugaran candi pun dilakukan secara rutin dan teliti. Oleh karena itu, kita perlu melakukan perawatan dan pelestarian Candi Borobudur agar keberadaan Borobudur tetap terjaga dengan baik di mata internasional. Cara-cara perawatan Candi Borobudur didasarkan pada setiap faktor yang meme- ngaruhi kerusakan. Berdasarkan faktor tekanan setiap batuan dan faktor suhu, cara perawatan yang dapat dilakukan memperbaiki batuan yang retak dan mengganti batuan yang pecah. Hanya cara ini yang dapat dilakukan agar tidak menjadikan setiap batuan yang ada di Candi Borobudur lebih ringan. Akibatnya, tekanan antar batuan berkurang atau mengahalangi sinar matahari yang menerpa Candi Borobudur. Cara memperbaiki batuan yang retak adalah dengan menambal batuan menggunakan campuran pasir dan semen. Untuk mengganti batuan yang pecah, digunakan batu andesit yang telah disesuaikan bentuk dan ukurannya dengan batu yang asli. Pihak pengelola telah memiliki cara untuk membasmi lumut, ganggang, dan jamur kerak yang menempel di batuan candi. Selama ini, metode pembersihan lumut yang dilakukan di Candi Borobudur adalah pembersihan secara kimiawi dan mekanis. Metode ini menggunakan cairan kimia tertentu. yang digosok pada setiap permukaan batuan andesit yang ditumbuhi lumut, ganggang, maupun jamur kerak. Tumbuhan itu akan mati saat digosok cairan kimia. Pembersihan dilakukan secara mekanis digosok dengan sikat baik secara kering maupun basah. Penggosokan dengan sikat menyebabkan lumut dan jamur kerak yang tumbuh pada batuan rontok. Pembersihan dengan cara disikat dapat mengakibatkan kerontokan pada permukaan batuan. Metode lain yang digunakan Gb. 7. 4 Membersihkan Candi dengan disemprotkan air Sumber: handokotantra.net