1
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan salah suatu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Wahyudin 2007:3.1 menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak
variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Pendidikan yang terjadi dalam
lingkungan sekolah sering disebut pendidikan formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis,
jelas, dan rinci.
Proses pendidikan tidak dapat terlepas dari proses pembelajaran. Pendidikan yang berkualitas dapat diciptakan dengan pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Pembelajaran merupakan salah satu komponen yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan karena dengan
pembelajaran individu dapat belajar banyak hal yang akan berguna sepanjang hidupnya. Menurut Hamalik 2008:57 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan bidang studi yang mempelajari tentang ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini Samatowa, 2011. Tujuan pengajaran IPA yaitu untuk memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan
pengetahuan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan alam sekitar, mempunyai minat untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapkan berbagai konsep IPA, mampu menggunakan
teknologi sederhana, mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar Awan, 2012.
Proses pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar SD harus diperhatikan secara serius. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Selain sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pendidik. Namun pada kenyataannya peran itu sering dilupakan. Terkadang guru hanya asal
mengajar saja, tidak memperhatikan siswanya. Siswa hanya sebatas menghafal tanpa dihadapkan masalah untuk lebih banyak berpikir dan bertindak. Penguasaan
dan pemahaman konsep pada pelajaran IPA menjadi dangkal. Pembelajaran di kelas diibaratkan seperti mengisi botol kosong. Dalam arti guru sebagai agen
pengisi informasi atau pengetahuan sedangkan siswa sebagai penerima informasi atau pengetahuan yang diberikan guru. Jadi siswa dianggap belum mempunyai
pengetahuan sama sekali. Untuk itu guru hendaknya berupaya mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita yang mendorong terjadinya kegiatan belajar Dimyati dan
Mudjiono, 2006:80. Motivasi sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Apabila siswa sudah memiliki motivasi yang tinggi, maka akan
mempermudah siswa dalam menyelesaikan tugas dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di sekolah. Sebaliknya, jika
seorang siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar maka akan berakibat buruk pada prestasinya.
Prestasi belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif Angkowo dan Kosasih, 2007. Namun, dalam kenyataan sekarang penguasaan konsep IPA pada siswa SD terkadang menjadi
permasalahan besar. Permasalahan tersebut ialah nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa yang rendah. Nilai rata-rata siswa yang rendah ini dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Sehingga menjadikan motivasi belajar IPA menjadi rendah juga. Rendahnya motivasi dan nilai hasil belajar siswa karena kurangnya
kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di kelas IVB SD Kanisius Sengkan. Berdasarkan
hasil pengamatan di kelas IVB SD Kanisius Sengkan pada tanggal 24 Agustus 2015 saat pelajaran IPA guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan
siswa hanya diminta untuk mencatat dan mendengar, sehingga siswa lebih asyik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengobrol dengan temannya. Saat pelajaran IPA jika ada gambar yang berkaitan dengan materi, guru hanya meminta siswa untuk mengamati yang ada pada buku
paket dan LKS saja. Guru jarang sekali menggunakan media yang dapat mendukung pembelajaran di kelas. Guru tidak membiasakan siswa untuk
memahami informasi dan menghubungkan pelajaran IPA dengan kehidupan sehari-hari. Hal itulah yang membuat siswa merasa bosan dan tidak bersemangat,
sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik. Hasil pengamatan yang diperoleh oleh peneliti pada saat proses pembelajaran
diperoleh hasil motivasi belajar kondisi awal di kelas IVB yaitu 54,73 rendah. Data tersebut dapat diperoleh melalui: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2 adanya dororngan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita- cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar, 5 adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Diperoleh juga data
kondisi awal prestasi belajar siswa tahun pelajaran 20142015, terdapat suatu permasalahan bahwa hasil prestasi belajar mata pelajaran IPA belum mencapai
KKM 65, seperti pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA
Tahun Pelajaran 20142015 No.
Ketuntasan Jumlah
Persentase
1. Tuntas KKM
≥ 65 13
43,33 2.
Belum Tuntas KKM 65 17
56,67 Total
30 100
Ketidakberhasilan siswa kelas IVB Tahun Pelajaran 20142015 SD Kanisius Sengkan pada mata pelajaran IPA ini dikarenakan oleh cara mengajar guru yang
kurang menarik padahal di kelas sudah tersedia media yang mendukung. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang ada secara tepat, efektif,
menarik, dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu terjadi kejenuhan dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran dan berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dirancang pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK yang dapat berupa powerpoint, video, dan gambar guna membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran pada materi yang sulit diterima oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar serta dapat memotivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran IPA di kelas. Prestasi belajar siswa sendiri dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam waktu tertentu.
Kelebihan dari media pembelajaran berbasis TIK ini adalah selain membuat siswa minat belajar, media ini juga dapat membangkitkan motivasi dan keinginan
siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan, melatih siswa untuk berpikir kritis dalam menyusun pertanyaan, melatih kesiapan siswa untuk menerima
materi, melatih keberanian siswa untuk mengemukakan jawabannya dan menggali potensi kepemimpinan siswa. Diharapkan media pembelajaran berbasis TIK ini
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA kelas IV B SD Kanisius Sengkan dengan mencapai target antara 65-100.
Oleh karena itu untuk mengetahui peningkatan tersebut maka dilakukan pe
nelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK pada Siswa Kelas IV B SD Kanisius Sengkan Tahun Pelajaran
20152016
”.
1.2 Batasan Masalah