9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses politik dibawah Orde Baru bukanlah demokrasi, terbukti dengan pelaksanaan beberapa pemilihan umum sebelumnya yang kerap sekali terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga azas langsung, bebas dan rahasia luber tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga boleh disebut tidak memenuhi
syarat demokrasi.
1
Salah satu produk reformasi yang dapat dilihat sebagai peningkatan kualitas demokrasi adalah Pemilihan Umum Kepala Daerah Pemilukada.
Pemilukada mempunyai tujuan agar setiap warga daerah dapat memilih kepala daerah secara langsung. Pemilihan kepala daerah yang dimaksud adalah pemilihan
kepala daerah tingkat I Gubernur dan kepala daerah tingkat II BupatiWalikota. Azas langsung yang terdapat dalam Pemilukada merupakan semangat baru dalam
Bergulirnya Era Reformasi yang menggantikan rezim otoriter Orde Baru telah menjadi sebuah batu lompatan bagi perjalanan demokrasi di
Indonesia. Terbukti pasca Reformasi praktek-praktek demokrasi yang sebelumnya menghadapi jalan buntu di Orde Baru secara perlahan mulai
dijalankan. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan Pemilu yang lebih demokratis.
1
Adman Nursal, Political Marketing:Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2004, hal. 78.
Universitas Sumatera Utara
10
demokrasi di Indonesia. Karena dalam pelaksanaan pemilu sebelumnya, warga daerah tidak dapat memilih kepala daerah secara langsung melainkan melalui
wakil-wakil rakyat di tingkat daerah DPRD. Dalam pelaksanaan Pemilu partai politik menjadi salah satu instrumen
yang paling penting. Partai politik berperan sebagai peserta Pemilu yang saling berkompetisi untuk memenangkan Pemilu tersebut. Berbeda halnya dengan
Pemilu Presiden yang mengharuskan calon berasal partai politik atau gabungan partai politik, Pemilu kepala daerah tidak hanya diikuti oleh calon dari wakil
partai politik melainkan juga calon dari perseorangan independen. Diperbolehkannya calon perseorangan dalam Pemilukada membuat kompetisi
Pemilu semakin menarik. Karena dengan demikian calon kepala daerah tidak hanya berasal dari partai politik melainkan juga dapat berasal dari perorangan
ataupun sekelompok orang yang berada diluar partai politik. Namun walaupun jalur perorangan di Pemilukada telah dibuka, kemenangan dalam Pemilukada
selalu didominasi oleh calon-calon dari partai politik. Hal ini membuktikan bahwa partai politik menjadi faktor yang sangat penting dalam memenangkan sebuah
Pemilukada. Sekalipun faktor partai politik merupakan faktor penting dalam
memenangkan sebuah Pemilukada, faktor individu juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Yang dimaksud dengan faktor partai politik adalah meliputi
faktor ideologi partai hingga mesin politik partaitim pemenangan Pemilu. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor individu adalah karakteristik ataupun
Universitas Sumatera Utara
11
kepribadian calon yang diusung oleh partai politik tersebut. Jadi adalah sebuah hal penting bagaimana sebuah partai politik mengambil sebuah kebijakan yang tepat
dalam menentukan calon yang akan diusung tentunya harus menentukan faktor kesamaan visi-misi terhadap partai politik hingga faktor kepribadian calom dimata
masyarakat. Namun dalam era politik modren seperti sekarang ini faktor perorangan lebih dominan dibandingkan dengan faktor partai politik yang
mengusungnya sebagai bahan pertimbangannya dalam menentukan pilihan. Dengan demikian calon yang lebih familiar dimata masyarakat memiliki peluang
yang lebih besar untuk memenangkan Pemilukada. Ini lah yang terkadang membuat partai politik lebih memilih calon yang berada diluar partainyabukan
kader untuk diusung dalam Pemilukada dan memilih calon lain yang bukan kader yang dianggap lebih familiar dan dianggap lebih menjual secara politis di mata
masyarakat. Setiap partai politik tentunya memiliki cara yang berbeda dalam
mengambil kebijakan untuk menentukan calon yang diusung dalam Pemilukada. Namun pada umumnya setiap partai politik memilih rekrutmen politik dengan
tahapan yang sama yaitu dengan membuka pendaftaran secara umum bagi kandidat-kandidat yang mau bertarung dalam Pemilukada. Selanjutnya nama-
nama yang mendaftar tersebut digodokdikelola di jajaran pengurus partai untuk kemudian ditentukan siapa kandidat yang dinilai paling layak dan mempunyai
peluang paling besar untuk mendapat respon positif dari masyarakat pemilih. Tentunya setiap partai politik mempunyai indikator tersendiri dalam proses
Universitas Sumatera Utara
12
penggodokan nama-nama calon yang mendaftar. Untuk menguji tingkat kelayakan para calon, setiap partai politik pada dasarnya akan melakukan evaluasi terhadap
nama-nama calon tersebut. Pentingnya sosok calon dalam menarik perhatian masyarakatpemilh
membuat partai politik menjadi sangat selektif dalam menentukan calon yang akan diusungnya. Sehingga tidak heran apabila nama kandidat calon yang akan
diusung oleh partai politik baru diumumkan menjelang batas akhir pendaftaran yang diselenggarakan oleh lembaga penyelenggara Pemilu KPU. Ini
menunjukkan bahwa penentuan calon yang akan diusung memiliki serangkaian kebijakan politik yang kompleks yang sebelumnya telah dielaborasi di tingkat
jajaran pengurus partai politik. Kebijakan penentuan calon yang akan diusung adalah sebuah hal serius bagi partai politik. Karena apabila calon yang diusung
telah terbukti familiar dimata masyarakat dan mendapat respon posiif dari pemilih maka kemungkinan untuk memenangkan pemilu menjadi lebih terbuka.
Menjadi pemenang dalam setiap Pemilukada merupakan salah satu tujuan utama setiap partai politik. Hal ini tentu berkaitan tentang keinginan setiap partai
politik yang ingin berkuasa dalam pemerintahan. Persaingan dalam merebut kekuasaan inilah kemudian yang menjelma menjadi sebuah kompetisi.
Kemenangan dalam Pemilukada berarti membuka peluang untuk meraih kekuasaan di tingkat pusat. Karena kekuasaan di tingkat pusat sangat ditentukan
oleh akumulasi dari kekuasaan yang dipegang ditiap daerah. Oleh sebab itu ajang Pemilukada selalu mendapat perhatian serius bagi setiap partai politik. Bahkan
Universitas Sumatera Utara
13
hampir setiap calon yang diusung oleh partai politik dalam Pemilukada tidak hanya sekedar melibatkan pengurus partai ditingkat daerah melainkan juga
melibatkan kebijakan pengurus partai ditingkat pusat. Pada tahun 2013 Sumatera Utara Sumut sebagai salah satu daerah tingkat
I Provinsi di Indonesia telah melaksanakan Pemilukada. Seperti halnya dalam Pemilukada-Pemilukada terdahulu setiap partai politik sibuk menjaring calon-
calon yang layak diusung untuk bertarung dalam Pemilukada tersebut. Tujuannya jelas untuk mencari calon terbaik yang dianggap mempunyai nilai yang paling
menjual dalam kesempatan memenangkan Pemilukada. Indikator yang biasanya digunakan mulai dari tingkat popularitas calon, tingkat kapasitas dan kapabilitas
calon, hingga mengikutsertakan faktor finansial yang dimiliki oleh calon tersebut. Faktor-faktor tersebut jelas sangat berhubungan dalam mendukung strategi yang
akan digunakan partai politik dalam memenangkan Pemilukada. Partai Golongan Karya Golkar sebenarnya dapat dikategorikan sebagai
partai lama dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Partai bernuansa kuning ini mengikuti Pemilu pertamanya ditahun 1971. Dengan ada 9 komperitor, pada
awalnya munculnya partai Golkar, Golkar tidak disebut sebagai partai politik namun dalam kenyataannya Golkar adalah golongan yang ikut dalam pemilihan
umum. Seiring dengan berkembangnya perpolitikan Indonesia, Golkar sekarang sudah menjadi sebuah partai politik. Pada masa Orde Baru Golkar selalu
memenangkan setiap Pemilu dengan calon tunggal yaitu Soeharto.
Universitas Sumatera Utara
14
Partai ini juga mempunyai kesempatan besar untuk memenangkan Pemilukada Sumut karena mengingat partai Golkar memiliki kursi terbanyak
kedua setelah partai Demokrat. Partai Golkar memiliki basis masa yang lumayan besar. Oleh sebab itu partai ini menjadi begitu selektif dalam menentukan calon
yang akan diusung dalam Pemilukada Sumut agar mampu meraup suara terbanyak.
Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas adalah menjadi hal menarik bagi penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
politik partai Golkar dalam menentukan pasangan Calon Gubernur Cagub dan Calon Wakil Gubernur Cawagub yang akan diusung dalam Pemilukada
Sumatera Utara.
I.2 Perumusan Masalah