Latar Belakang Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

9 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses politik dibawah Orde Baru bukanlah demokrasi, terbukti dengan pelaksanaan beberapa pemilihan umum sebelumnya yang kerap sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga azas langsung, bebas dan rahasia luber tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga boleh disebut tidak memenuhi syarat demokrasi. 1 Salah satu produk reformasi yang dapat dilihat sebagai peningkatan kualitas demokrasi adalah Pemilihan Umum Kepala Daerah Pemilukada. Pemilukada mempunyai tujuan agar setiap warga daerah dapat memilih kepala daerah secara langsung. Pemilihan kepala daerah yang dimaksud adalah pemilihan kepala daerah tingkat I Gubernur dan kepala daerah tingkat II BupatiWalikota. Azas langsung yang terdapat dalam Pemilukada merupakan semangat baru dalam Bergulirnya Era Reformasi yang menggantikan rezim otoriter Orde Baru telah menjadi sebuah batu lompatan bagi perjalanan demokrasi di Indonesia. Terbukti pasca Reformasi praktek-praktek demokrasi yang sebelumnya menghadapi jalan buntu di Orde Baru secara perlahan mulai dijalankan. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan Pemilu yang lebih demokratis. 1 Adman Nursal, Political Marketing:Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2004, hal. 78. Universitas Sumatera Utara 10 demokrasi di Indonesia. Karena dalam pelaksanaan pemilu sebelumnya, warga daerah tidak dapat memilih kepala daerah secara langsung melainkan melalui wakil-wakil rakyat di tingkat daerah DPRD. Dalam pelaksanaan Pemilu partai politik menjadi salah satu instrumen yang paling penting. Partai politik berperan sebagai peserta Pemilu yang saling berkompetisi untuk memenangkan Pemilu tersebut. Berbeda halnya dengan Pemilu Presiden yang mengharuskan calon berasal partai politik atau gabungan partai politik, Pemilu kepala daerah tidak hanya diikuti oleh calon dari wakil partai politik melainkan juga calon dari perseorangan independen. Diperbolehkannya calon perseorangan dalam Pemilukada membuat kompetisi Pemilu semakin menarik. Karena dengan demikian calon kepala daerah tidak hanya berasal dari partai politik melainkan juga dapat berasal dari perorangan ataupun sekelompok orang yang berada diluar partai politik. Namun walaupun jalur perorangan di Pemilukada telah dibuka, kemenangan dalam Pemilukada selalu didominasi oleh calon-calon dari partai politik. Hal ini membuktikan bahwa partai politik menjadi faktor yang sangat penting dalam memenangkan sebuah Pemilukada. Sekalipun faktor partai politik merupakan faktor penting dalam memenangkan sebuah Pemilukada, faktor individu juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Yang dimaksud dengan faktor partai politik adalah meliputi faktor ideologi partai hingga mesin politik partaitim pemenangan Pemilu. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor individu adalah karakteristik ataupun Universitas Sumatera Utara 11 kepribadian calon yang diusung oleh partai politik tersebut. Jadi adalah sebuah hal penting bagaimana sebuah partai politik mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam menentukan calon yang akan diusung tentunya harus menentukan faktor kesamaan visi-misi terhadap partai politik hingga faktor kepribadian calom dimata masyarakat. Namun dalam era politik modren seperti sekarang ini faktor perorangan lebih dominan dibandingkan dengan faktor partai politik yang mengusungnya sebagai bahan pertimbangannya dalam menentukan pilihan. Dengan demikian calon yang lebih familiar dimata masyarakat memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan Pemilukada. Ini lah yang terkadang membuat partai politik lebih memilih calon yang berada diluar partainyabukan kader untuk diusung dalam Pemilukada dan memilih calon lain yang bukan kader yang dianggap lebih familiar dan dianggap lebih menjual secara politis di mata masyarakat. Setiap partai politik tentunya memiliki cara yang berbeda dalam mengambil kebijakan untuk menentukan calon yang diusung dalam Pemilukada. Namun pada umumnya setiap partai politik memilih rekrutmen politik dengan tahapan yang sama yaitu dengan membuka pendaftaran secara umum bagi kandidat-kandidat yang mau bertarung dalam Pemilukada. Selanjutnya nama- nama yang mendaftar tersebut digodokdikelola di jajaran pengurus partai untuk kemudian ditentukan siapa kandidat yang dinilai paling layak dan mempunyai peluang paling besar untuk mendapat respon positif dari masyarakat pemilih. Tentunya setiap partai politik mempunyai indikator tersendiri dalam proses Universitas Sumatera Utara 12 penggodokan nama-nama calon yang mendaftar. Untuk menguji tingkat kelayakan para calon, setiap partai politik pada dasarnya akan melakukan evaluasi terhadap nama-nama calon tersebut. Pentingnya sosok calon dalam menarik perhatian masyarakatpemilh membuat partai politik menjadi sangat selektif dalam menentukan calon yang akan diusungnya. Sehingga tidak heran apabila nama kandidat calon yang akan diusung oleh partai politik baru diumumkan menjelang batas akhir pendaftaran yang diselenggarakan oleh lembaga penyelenggara Pemilu KPU. Ini menunjukkan bahwa penentuan calon yang akan diusung memiliki serangkaian kebijakan politik yang kompleks yang sebelumnya telah dielaborasi di tingkat jajaran pengurus partai politik. Kebijakan penentuan calon yang akan diusung adalah sebuah hal serius bagi partai politik. Karena apabila calon yang diusung telah terbukti familiar dimata masyarakat dan mendapat respon posiif dari pemilih maka kemungkinan untuk memenangkan pemilu menjadi lebih terbuka. Menjadi pemenang dalam setiap Pemilukada merupakan salah satu tujuan utama setiap partai politik. Hal ini tentu berkaitan tentang keinginan setiap partai politik yang ingin berkuasa dalam pemerintahan. Persaingan dalam merebut kekuasaan inilah kemudian yang menjelma menjadi sebuah kompetisi. Kemenangan dalam Pemilukada berarti membuka peluang untuk meraih kekuasaan di tingkat pusat. Karena kekuasaan di tingkat pusat sangat ditentukan oleh akumulasi dari kekuasaan yang dipegang ditiap daerah. Oleh sebab itu ajang Pemilukada selalu mendapat perhatian serius bagi setiap partai politik. Bahkan Universitas Sumatera Utara 13 hampir setiap calon yang diusung oleh partai politik dalam Pemilukada tidak hanya sekedar melibatkan pengurus partai ditingkat daerah melainkan juga melibatkan kebijakan pengurus partai ditingkat pusat. Pada tahun 2013 Sumatera Utara Sumut sebagai salah satu daerah tingkat I Provinsi di Indonesia telah melaksanakan Pemilukada. Seperti halnya dalam Pemilukada-Pemilukada terdahulu setiap partai politik sibuk menjaring calon- calon yang layak diusung untuk bertarung dalam Pemilukada tersebut. Tujuannya jelas untuk mencari calon terbaik yang dianggap mempunyai nilai yang paling menjual dalam kesempatan memenangkan Pemilukada. Indikator yang biasanya digunakan mulai dari tingkat popularitas calon, tingkat kapasitas dan kapabilitas calon, hingga mengikutsertakan faktor finansial yang dimiliki oleh calon tersebut. Faktor-faktor tersebut jelas sangat berhubungan dalam mendukung strategi yang akan digunakan partai politik dalam memenangkan Pemilukada. Partai Golongan Karya Golkar sebenarnya dapat dikategorikan sebagai partai lama dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Partai bernuansa kuning ini mengikuti Pemilu pertamanya ditahun 1971. Dengan ada 9 komperitor, pada awalnya munculnya partai Golkar, Golkar tidak disebut sebagai partai politik namun dalam kenyataannya Golkar adalah golongan yang ikut dalam pemilihan umum. Seiring dengan berkembangnya perpolitikan Indonesia, Golkar sekarang sudah menjadi sebuah partai politik. Pada masa Orde Baru Golkar selalu memenangkan setiap Pemilu dengan calon tunggal yaitu Soeharto. Universitas Sumatera Utara 14 Partai ini juga mempunyai kesempatan besar untuk memenangkan Pemilukada Sumut karena mengingat partai Golkar memiliki kursi terbanyak kedua setelah partai Demokrat. Partai Golkar memiliki basis masa yang lumayan besar. Oleh sebab itu partai ini menjadi begitu selektif dalam menentukan calon yang akan diusung dalam Pemilukada Sumut agar mampu meraup suara terbanyak. Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas adalah menjadi hal menarik bagi penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik partai Golkar dalam menentukan pasangan Calon Gubernur Cagub dan Calon Wakil Gubernur Cawagub yang akan diusung dalam Pemilukada Sumatera Utara.

I.2 Perumusan Masalah