Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Sebagai Sarana Pengatur Konflik

29 menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab terhadap kepentingan sendiri dan nasional. 14 Rekrutmen politik berhubungan kepada upaya partai politik untuk mencari dan mengajak orang-orang tertentu bergabung kedalam partai. Partai politik juga berperan untuk menyeleksi para anggotanya kemudian untuk diusulkan menjadi calon pemimpin partai. Tentunya kader-kader yang diproyeksikan menjadi pemimpin partai adalah kader-kader yang berkualitas karena bertujuan untuk mengembangkan partai menjadi lebih besar. Untuk merekrut calon anggota, cara yang digunakan mungkin dengan cara melakukan pengkaderan yang sebelumnya diawali dengan kontak pribadi, persuasi dan lain-lain. Sedangkan dalam hal perekrutan untuk calon pemimpin partai, biasanya setiap partai membentuk sebuah tim untuk membuat kualifikasi calon pemimpin yang ideal. Kemudian Jika kita mengamati sisi lain dari fungsi sosialisasi politik yang dilakukan partai politik adalah untuk menciptakan imagecitra bahwa partai benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat. Ini merupakan suatu hal yang sangat penting agar partai mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menguasai kekuasaan pemerintah yang merupakan tujuan dari partai politik. Untuk itu setiap partai berusaha untuk mendapatkan dukungan seluas mungkin dan mengkader anggotanya agar mempunyai solidaritas terhadap pertainya.

I.6.2.2.3. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

14 Winarno, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara 30 barulah kemudian pemilihan untuk menentukan calon pemimpin partai politik tersebut. Namun fungsi rekrutmen politik yang dijalankan oleh partai politik tidak hanya terbatas pada fungsi internal saja. Partai politik juga mempunyai peran rekrutmen politik terhadap calon pemimpin nasional. Namun biasanya calon yang akan direkrut untuk diusung menjadi pemimpin nasional merupakan calon yang berada dalam partai politik tersebut. Alasannya jelas agar calon tersebut dapat memperjuangkan apa yang selama ini diperjuangkan oleh partai politik. Sedangkan untuk merekrut calon yang berada di luar partai harus memperhatikan beberapa hal terutama masalah ideologi partai, garis perjuangan partai, dan kesempatan partai untuk berkuasa dalam pemerintahan. Rekrutmen partai politik meliputi perekrutan untuk diusulkan menjadi wakil-wakil rakyat dari pusat hingga daerah dan pimpinan pemerintahan pusat hingga daerah. Fokus penelitian inin adalah mengenai perekrutan yang dilakukan oleh partai politik dalam menentukan calon yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah. Yaitu mengenai kebijakan partai Golkar dalam menentukan pasangan calon yang akan diusung dalam pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2013. Universitas Sumatera Utara 31

I.6.2.2.4. Sebagai Sarana Pengatur Konflik

Dalam negara yang komposisi masyarakatnya heterogen seperti Indonesia, potensi untuk terjadinya konflik mempunyai peluang yang cukup besar. Di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan golongan maka sangat rentan untuk terjadi konflik horizontal. Dalam negara demokrasi yang menganut azas kebebasan maka akan sangat mungkin terjadi benturan-benturan pemikiran ataupun kepentingan yang dapat menyulut terjadinya konflik atas perbedaan-perbedaan tersebut. Potensi konflik seperti ini jelas harus dihindari agar terhindar dari masalah disintegrasi bangsa. Dalam hal ini partai politik diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut atau paling tidak dapat membantu untuk menekan potensi konflik yang dapat timbul dari perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat. Elit partai dapat menumbuhkan pengertian diantara mereka dan bersamaan dengan itu juga meyakinkan pendukungnya. 15 Pada umumnya sistem kepartaian dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi partai dan sistem multi partai. Penggunaan atas sistem kepartaian ini disesuaikan terhadap negara yang menerapkannya. Negara yang Dengan kata lain partai politik dapat dijadikan sebagai penghubung psikologis diantara warga negara sehingga dapat menciptaka keakraban diantara masyarakat.

I.6.2.3. Sistem Kepartaian