Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

dilakukan secara aktif dan kedua, tiap orang berbeda cara belajarnya. Oleh karena itu, sistem belajar aktif dapat dilihat jika dalam sistem yang diterapkan, siswa terlibat lebih aktif daripada hanya sekedar mendengarkan. Bonwell dan Elison Wibisono, 2014: 2 menyatakan bahwa keterlibatan secara aktif dapat berupa dalam dialog, dalam perdebatan masalah yang sedang dikaji, menulis dan memecahkan permasalahan yang dipecahkan, serta berpikir dalam level yang lebih tinggi. Hal ini dipicu dengan pertimbangan bahwa berdasarkan pengalaman yang lama diketahui, tipe aktivitas yang membuat seorang mahasiswa dapat belajar lebih efektif diantaranya melalui bekerja dalam kelompok kecil, melakukan presentasi dan debat, melaksanakan permainan peran role playing , mempelajari permainan games , pengalaman praktik di lapangan, studi kasus, diskusi kelas, dan mengerjakan simulasi. 4. Alasan diperlukannya sistem pembelajaran aktif Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dale Wibisono, 2014: 4, dikemukakan bahwa dalam cone of learning atau kerucut pembelajaran, 10 orang akan mengerti apa yang dibacanya, dengan mendengar, seseorang akan 20 mengerti apa yang didengarnya, dengan melihat, orang akan mengerti 30 yang dilihatnya, dengan melihat dan mendengar suatu objek, maka seseorang akan 50 mengerti apa yang didengar dan dilihatnya, dengan berpartisipasi dalam diskusi, seseorang akan mengerti 70 yang diucapkannya, dan dengan mengerjakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kondisi nyata, seseorang akan mengerti 90 apa yang dikatakan dan dikerjakannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mc Keachie dan Silberman Wibisono, 2014: 5, dengan sistem belajar aktif, maka tingkat perulangan retention level yang dilakukan akan meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, sistem belajar aktif menurut penelitian dari Johnson dan kawan-kawan Wibisono, 2014: 5 akan menghasilkan pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi, membina hubungan yang lebih positif, dan menyebabkan proses penyesuaian yang secara psikologis lebih sehat. Lebih jauh, Dawey Wibisono, 2014: 5 menyatakan bahwa pengalaman individual dan proses kolaborasi yang dilakukan dengan pihak lain merupakan hal yang penting dalam proses belajar. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa sekolah pada dasarnya adalah sebuah institusi sosial. Pendidikan adalah sebuah proses sosial. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses hidup, bukan proses persiapan untuk hidup. Dengan nada yang sama, Benjamin Bloom Wibisono, 2014: 5 melihat pendidikan sebagai suatu hal mencapai tujuan, bukan untuk saling berkompetisi. Oleh karena itu, mengakui keberagaman individu dan lingkungan dalam proses belajar adalah krusial. Terdapat beberapa aktivitas sebagai bentuk dari proses belajar aktif, diantaranya pemetaan pola pikir mind maps , role playing , belajar dengan menggunakan games , memecahkan masalah atau studi kasus, belajar kelompok secara kolaboratif, sesi mengkaji ulang, goal-setting and attainment , belajar dari jurnal, melakukan presentasi materi yang telah dipelajari, menciptakan

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158

Hubungan Efikasi Diri dengan Tingkat Kontrol Asma.

0 1 4