Keterlaksanaan Pembelajaran Aktif KAJIAN TEORETIK

kondisi nyata, seseorang akan mengerti 90 apa yang dikatakan dan dikerjakannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mc Keachie dan Silberman Wibisono, 2014: 5, dengan sistem belajar aktif, maka tingkat perulangan retention level yang dilakukan akan meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, sistem belajar aktif menurut penelitian dari Johnson dan kawan-kawan Wibisono, 2014: 5 akan menghasilkan pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi, membina hubungan yang lebih positif, dan menyebabkan proses penyesuaian yang secara psikologis lebih sehat. Lebih jauh, Dawey Wibisono, 2014: 5 menyatakan bahwa pengalaman individual dan proses kolaborasi yang dilakukan dengan pihak lain merupakan hal yang penting dalam proses belajar. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa sekolah pada dasarnya adalah sebuah institusi sosial. Pendidikan adalah sebuah proses sosial. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses hidup, bukan proses persiapan untuk hidup. Dengan nada yang sama, Benjamin Bloom Wibisono, 2014: 5 melihat pendidikan sebagai suatu hal mencapai tujuan, bukan untuk saling berkompetisi. Oleh karena itu, mengakui keberagaman individu dan lingkungan dalam proses belajar adalah krusial. Terdapat beberapa aktivitas sebagai bentuk dari proses belajar aktif, diantaranya pemetaan pola pikir mind maps , role playing , belajar dengan menggunakan games , memecahkan masalah atau studi kasus, belajar kelompok secara kolaboratif, sesi mengkaji ulang, goal-setting and attainment , belajar dari jurnal, melakukan presentasi materi yang telah dipelajari, menciptakan lagu, puisi, program iklan radio atau televisi, dan menggunakan konsep kunci yang telah dipelajari dalam aktivitas sehari-hari. Sliberman Wibisono, 2014: 7 menyatakan bahwa untuk belajar sesuatu dengan baik, akan sangat membantu untuk mendengarkan materi, melihat materi, menanyakan materi tersebut, dan mendiskusikan materi, dan „mengerjakannya‟, yaitu memahami sesuatu berdasarkan pemahaman mereka sendiri, menumbuhkan dengan contoh, mencoba dengan keterampilan mereka, menggunakan pengetahuan yang telah mereka miliki atau telah mereka peroleh. Untuk dapat belajar secara aktif diperlukan variasi cara proses pemberian materi, sehingga materi lebih mampu terserap dan pengajaran di dalam kelas tidak lagi menjadi monopoli. Maka dari itu, perlu diperkaya dengan perjalanan ke lapangan field trip , diskusi dalam kelompok, observasi yang sesuai, penggunaan laboratorium simulasi, internship ke perusahaan, dan studi kasus. 5. Model pembelajaran Terdapat dua model pembelajaran yang saat ini dianut oleh sistem pendidikan, yaitu guru dosen sebagai pusat teacher-centered dan murid mahasiswa sebagai pusat student-centered . Perbandingan kedua sistem pembelajaran tersebut dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini Wibisono, 2014: 15-16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 2.1 Perbandingan Model Pembelajaran Teacher-centered dan Student-centered No Aspek Dosen sebagai Pusat Mahasiswa sebagai Pusat 1. Proses belajar Cara Mengajar adalah bercerita teaching is telling . Mahasiswa secara aktif dilibatkan dalam diskusi dan pemikiran yang dilakukan. Tujuan Mentransfer informasi. Proses belajar merupakan pertukaran aktivitas learning as shared activities . Saling berbagi informasi, mengaktifkan semua peserta untuk berpikir. Subjek Dari seorang ahli kepada orang yang baru di bidang tersebut from expert to novices . Pengetahuan merupakan akumulasi dari milik semua peserta dan pengajar. Merupakan hasil akhir dari sebuah proses pendidikan true ends of education . Interaksi pengajar dan yang diajar Sedikit sekali. Sangat intens. Interaksi antar mahasiswa Tidak ada sama sekali. Terjadi interaksi aktif, diskusi, dan debat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI No Aspek Dosen sebagai Pusat Mahasiswa sebagai Pusat 2. Kekura -ngan Kognitif Tidak dapat menggabungkan isu yang sedang dibahas dengan isu lain. Sangat miskin dalam perulangan yang dilakukan. Jadi, informasi hanya sekali dengar setelah itu lewat, karena tidak ada perulangan. Dapat menggabungkan antara fenomena yang sedang dibahas dengan pengalaman yang terjadi di lapangan saat ini. Filosofi Pengetahuan adalah inti dari proses pembelajaran knowledge is core of learning . Di samping pengetahuan, proses belajar dan interaksi aktif antar peserta dan instruktur merupakan inti dari proses pembelajaran. Pragmatis Mahasiswa bisnis tidak menyukainya. Mahasiswa menyukainya. 3. Peruba- han Keseimba- ngan kekuatan balance of power . Dari pengajar ke mahasiswa. Tempat perhatian attention locus . Dari isi content ke arah proses process . Keteram- pilan instruksio- nal. Pernyataan declaration atau penjelasan explanation ke arah mempertanyakan questioning: why, so what , mendengarkan listening dan merespons responding . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari tabel di atas dikemukakan perbedaan yang signifikan terjadi karena pergeseran dan perubahan fokus pusat pembelajaran yang semula ada di tangan dosen, di mana dosen berdiri di depan kelas membawakan monolog dari teori maupun pengalamannya, sedangkan mahasiswa hanya menjadi pendengar yang baik pasif, membuat dosen harus mengorkestrasi sehingga kelas menjadi hidup. Dalam sistem pembelajaran aktif tidak ada lagi mahasiswa yang menyerahkan teman lain untuk berpendapat. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk ditunjuk mengemukakan argumentasinya. Bahkan dalam sistem kasus ekstrem yang dibangun, jika dalam tiga kali pertemuan mahasiswa tersebut hanya berdiam diri dan tidak mempersiapkan diri, maka sang mahasiswa diminta keluar ruangan untuk meng -upgrade dahulu pengetahuannya dengan membaca kasus yang sudah dibagikan, atau bahkan mungkin membaca teori dalam buku-buku teks yang sudah dinyatakan di awal kuliah. Tampak bahwa segala aspek memiliki perbedaan dan menuntut perubahan sikap, pola pikir, dan tindakan demi suksesnya pembelajaran aktif yang diharapkan. Selama proses pembelajaran aktif, seseorang akan tergembleng mentalnya karena selalu beradu argumentasi dengan kawan sekelasnya, mampu mengendalikan emosi, dan mampu membangkitkan emosi kawan debatnya untuk memperkaya pemikiran, serta secara lingkungan dapat mengerti dan menyelami kawan sekelompok, aspek perilakunya dapat diperbaiki dengan kerja sama kelompok, bahkan secara fisik pun mampu melaksanakan tugas secara terlatih karena harus membaca, menulis laporan, dan sebagainya dalam batas waktu yang tersedia. Dengan proses pembelajaran aktif, diharapkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik semakin berkembang. Melalui strategi pembelajaran yang aktif ini, diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki dan pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar. 6. Ciri dari pembelajaran aktif Beberapa ciri dari pembelajaran yang aktif sebagaimana dikemukakan dalam panduan pembelajaran model ALIS Hamzah, 2015: 75 adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran berpusat pada siswa. Suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam belajar. b. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata. Dalam hal ini diperlukan kemampuan untuk mengaitkan pelajaran dengan nila-nilai kehidupan. c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi. Keanekaragaman kegiatan dalam proses pembelajaran seperti diskusi, debat, dan presentasi dapat mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi. d. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda. Model- model pembelajaran yang beraneka ragam digunakan sebagai sarana untuk mengatasi gaya belajar anak yang berbeda-beda. e. Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah siswa- guru. Dalam hal ini, diharapkan terjadi dialog yang interaktif antara siswa dan siswa, siswa dan guru, atau siswa dan sumber belajar lainnya. f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar. Dalam hal ini, siswa perlu lingkungan belajar yang aman dan penuh perhatian supaya mereka bisa berpikir dan belajar Hollingsworth dan Lewis, 2008: vii. g. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Lingkungan dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kreatif, efektif, dan menarik. h. Guru memantau proses belajar siswa. Guru hanya sebagai fasilitator selama proses pembelajaran berlangsung. i. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak. Guru memberikan penguatan maupun kritik yang membangun apabila terjadi miskonsepsi. Untuk menciptakan pembelajaran aktif, beberapa penelitian Hamzah, 2015: 76 menemukan salah satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa di sekitar mereka. Mereka belajar dari pengalaman langsung dan pengalaman nyata menulis surat untuk temannya, menanam bunga, mengukur benda-benda di sekitar, dan sebagainya maupun juga belajar dari bentuk-bentuk pengalaman yang menyentuh perasaan mereka seperti membaca buku, melihat lukisan, menonton TV atau mendengarkan radio. Keterlibatan yang aktif dengan objek-objek ataupaun gagasan- gagasan, menganalisa, menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Anak-anak juga belajar dengan baik dan memahami bila apa yang dipelajari terkait dengan apa yang sudah diketahui dan metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan gaya belajar mereka gaya belajar mendengarkan, melihat, dan bergerak atau melakukan dan kecerdasan yang mereka miliki seperti bahasa, musik, gerak, logika, antar pribadi, dan interpribadi. Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif menerima layaknya gelas kosong yang menunggu untuk diisi. Siswa bukanlah gelas kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang pengetahuan atau informasi sebagaimana yang digambarkan di atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Indikator-indikator keterlaksanaan pembelajaran aktif Zulfahmi, 2013: 278-284 a. Berpusat pada siswa Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang berpusat pada siswa students center dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui berbagai kegiatan, seperti diskusi, debat, dan presentasi. Oleh karena itu peran guru selama proses pembelajaran aktif berlangsung perlu diminimalisir. Guru hanya sebagai fasilitator siswa selama proses pembelajaran aktif berlangsung, dengan artian guru tidak mendominasi, melainkan para siswa yang mendominasi proses pembelajaran aktif tersebut. b. Didasarkan atas tujuan yang jelas Tujuan dalam pembelajaran aktif wajib disampaikan oleh guru kepada seluruh siswa sebelum pelajaran dimulai. Tujuan pembelajaran tersebut juga tertulis dalam RPP yang dibuat oleh guru sebagai tuntunan melaksanakan proses mengajar. Tujuan dibuat berdasarkan hal apa yang ingin dicapai atau harus dikuasai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan tersebut harus jelas. c. Bersifat pemecahan masalah Dalam proses pembelajaran aktif terdapat berbagai macam kegiatan yang bersifat pemecahan masalah. Salah satu diantaranya adalah diskusi kelompok untuk menyelesaikan suatu kasus. Dalam diskusi kelompok tersebut siswa secara bersama-sama dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompoknya bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Maka dari itu keterampilan berpikir siswa dalam rangka penyelesaian masalah dapat diasah salah satunya dengan melalui kegiatan tersebut. d. Mengoptimalkan kegiatan penemuan Dalam proses pembelajaran aktif siswa memiliki kesempatan untuk menemukan materi pelajaran sendiri maupun bersama-sama. Kesempatan tersebut dapat diperoleh misalnya melalui kegiatan membaca berbagai macam sumber belajar maupun melalui kegiatan survei yang dilakukan dengan cara terjun langsung di lapangan. Dengan kegiatan tersebut siswa mengalami sendiri kegiatan penemuan tersebut. Apabila dilakukan secara optimal, maka kegiatan penemuan tersebut sangat bermanfaat bagi para siswa, karena biasanya siswa yang menemukan bekal pelajaran dengan sendirinya akan lebih mudah diingat oleh siswa. e. Memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru Dalam proses pembelajaran aktif, para siswa mengikuti berbagai kegiatan yang telah ditentukan oleh guru. Berbagai kegiatan tersebut bisa jadi merupakan kegiatan yang belum pernah dialami oleh para siswa. Setelah kegiatan berlangsung biasanya guru mengadakan refleksi singkat. Melalui refleksi tersebut para siswa diajak untuk mengaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru selama proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran aktif tadi. Dari situlah para siswa memperoleh pengalaman dan dapat pula mengaitkan pengalaman mereka sehari-hari yang sesuai dengan materi pelajaran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupannya. f. Memungkinkan adanya perspektif baru pada diri siswa tentang apa yang dipelajari Para siswa memiliki kesempatan untuk menanyakan berbagai hal yang belum dipahaminya. Para siswa dapat juga megemukakan pendapatnya yang berbeda selama proses pembelajaran aktif bilamana ia memperoleh pemahaman yang berbeda pada waktu mempelajari sumber belajar yang lain. Perspektif yang baru tersebut juga dapat berfungsi untuk menambah pengetahuan para siswa. g. Memungkinkan berkembangnya konstelasi nilai dan asumsi dari berbagai disiplin ilmu dalam diri siswa Melalui berbagai kegiatan dalam pembelajaran aktif, para siswa dapat menyadari bahwa nilai-nilai yang dapat dipetik selama proses pembelajaran aktif berlangsung berhubungan dengan keadaan dalam masyarakat. Para siswa menyadari bahwa pelajaran yang sedang dipelajari dapat pula menumbuhkan tanggung jawab dalam dirinya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran. h. Memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajarannya Melalui proses pembelajaran aktif, para siswa secara tidak langsung terlatih memiliki sikap terbuka. Sikap terbuka tersebut dapat diwujudkan apabila para siswa memiliki rasa percaya diri. Sikap terbuka tersebut dapat dilihat melalui keberanian para siswa untuk mengungkapkan hasil pembelajaran mereka dengan tidak malu-malu. Pengungkapan hasil pembelajaran tersebut dapat menjembatani adanya kegiatan perbaikan apabila hasil yang diraih belum sesuai dengan yang diharapkan. i. Menggunakan media pembelajaranyang layak Dalam pembelajaran aktif sebaiknya digunakan media pembelajaran. Media pembelajaran tersebut berguna sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada para siswa dengan cara yang lebih mudah, efisien, dan efektif. Media pembelajaran dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kondisi ruang kelas. Melalui penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan para siswa dapat memahami materi pelajaran dari yang mudah hingga yang sulit untuk dipahami. j. Hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan subjek yang bertanggung jawab secara mandiri Para siswa menyadari dan kemudian diharapkan tumbuh rasa tanggung jawab dalam dirinya untuk melaksanakan tugas-tugas yang membantu para siswa untuk mampu memahami materi pelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Beberapa kegiatan yang dapat membantu para siswa tersebut diantaranya seperti aktivitas membaca, berdiskusi, mencoba mengerjakan soal-soal, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok tergantung pada jenis kegiatan yang dipilih. Para siswa diharapkan memiliki tanggung jawab akan kegiatan-kegiatan tersebut. k. Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indera Berbagai macam kegiatan dalam proses pembelajaran aktif melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indera. Kegiatan- kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dipilih dan telah disesuaikan dengan kebutuhan para siswa dan materi pelajaran yang ingin disampaikan. Dengan melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indera tersebut diharapkan para siswa lebih bersemangat selama proses pembelajaran aktif berlangsung, sehingga terdapat energi yang positif selama proses pembelajaran. l. Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan namun juga sebelah kiri Aktivitas kedua belahan otak saling menyatu dan membangun. Dalam metode pembelajaran yang umumnya digunakan dalam pembelajaran aktif cenderung menekankan pada pola kerja otak kiri, misalnya berupa latihan-latihan dan pengulangan. Sementara itu, proses pembelajaran aktif juga menggunakan teknologi terkini. Para siswa yang mengikuti perkembangan teknologi dan menjadikan teknologi sebagai sumber belajar lebih banyak melakukan aktivitas dengan belahan otak kanan. m. Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis Dalam proses pembelajaran aktif terjadi interaksi antara guru dengan para siswa maupun interaksi antar siswa. Para siswa tidak hanya menerima ceramah dari guru saja. Tidak hanya itu, dalam berbagai kesempatan, para siswa juga dapat berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut mencegah adanya siswa yang pasif selama proses pembelajaran aktif berlangsung. n. Adanya umpan balik Dalam proses pembelajaran aktif terdapat adanya umpan balik. Berbagai cara dilakukan oleh guru untuk memperoleh umpan balik dari para siswa. Umpan balik tersebut dapat diperoleh dengan cara memancing apersepsi para siswa di awal pembelajaran. Umpan balik berbeda dengan penilaian karena umpan balik hanya dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana para siswa memahami materi yang dibahas.

B. Keterampilan Berpikir Kreatif

1. Definisi berpikir Berpikir menurut pemahaman umum manusia Hamzah, 2014: 110 adalah hal esensi menyangkut kemanusiaannya. Esensi, karena berpikir inilah membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan berpikir, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI manusia dapat menemukan hal-hal baru sehingga secara ekologi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berpikir menjadi hal utama penyebab manusia terhindar dari kepunahan sampai saat ini. Setiap situasi, setiap perubahan dan setiap keadaan manusia senantiasa berada pada posisi pengendali. Manusia menjadi penentu arah perubahan dan pengendali lingkungannya. 2. Berpikir kreatif Pengertian berpikir kreatif, terkait dengan kreativitas, berpikir kreatif menghasilkan pemikiran kreatif, dan pemikiran kreatif inilah yang disebut kreativitas. Hilgard dalam Hamzah dkk., 2014, 113 melihat bahwa “berpikir kreatif” sebagai suatu bentuk pemikiran, berusaha menemukan hubungan-hubungan baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menanggapi suatu masalah, atau menghasilkan bentuk-bentuk artistik baru. Schwartz mendefinisikan berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu. Berpikir kreatif adalah proses yang digunakan ketika mengajukan suatu gagasan baru. Kriteria baru itu bergantung pada pandangan individu, kelompok ataupun masyarakat di sekitarnya. MacKinnon Hamzah, 2014: 113 menyatakan tiga syarat penting dari berpikir kreatif, yaitu melibatkan respon atau gagasan yang baru, dapat memecahkan persoalan secara realistis, dan mempertahankan insight yang orisinil. Kebaruan, realistis, dan orisinalitas menjadi syarat penting dalam berpikir kreatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebagai bentuk pemikiran, berpikir kreatif berusaha menghasilkan sesuatu yang baru melalui penggabungan baru dari unsur-unsur yang telah ada dalam pikiran seseorang melalui sebuah proses. Proses berpikir ini menurut teori Walls Hamzah, 2014; 113 terdiri dari empat tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. a. Tahap persiapan Tahap persiapan yaitu tahap berpikir kreatif dengan mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar bepikir, mencari jawaban, bertanya, atau berdiskusi dengan orang lain. b. Tahap inkubasi Tahap inkubasi atau pengeraman adalah tahap berpikir kreatif dengan seakan-akan melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapi. c. Tahap iluminasi Tahap iluminasi adalah tahap berpikir kreatif degan munculnya gagasan baru sebagai pemecah masalah. Dalam tahap ini muncul pikiran atau gagasan yang dapat digunakan sebagai dasar pemecah masalah atau suatu pandangan baru yang dibutuhkan untuk membuka wawasan. d. Tahap verifikasi Tahap verifikasi adalah tahap berpikir kreatif berupa pengujian atau pengembangan atas ide atau kreasi baru. Pada tahap ini akan diperoleh apakah gagasan dapat dilaksanakan atau tidak. Guilford Hamzah, 2014: 114 berdasarkan penelitian-penelitiannya yang luas dalam bidang kreativitas, menekankan bahwa keberhasilan dalam performance kreatif ditentukan oleh aspek-aspek intelektual ataupun aspek-aspek kepribadian individu. Menurutnya ciri-ciri kognitif intelektual yang perlu dimiliki atau dikembangkan adalah: a. Kepekaan atau sensitivitas dalam pengamatan, kemampuan untuk melihat masalah, yaitu dapat melihat kekurangan, kelemahan, dan kesalahan pada suatu objek. b. Kelancaran dalam berpikir yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan atau ide yang mengarah pada pencapaian tujuan atau penyelesaian masalah. c. Fleksibilitas dalam berpikir yaitu kemampuan memberikan banyak ide- ide yang mencerminkan fleksibilitas dalam pemikiran bebas dari kekakuan. d. Originalitas yaitu kemampuan memberikan jawaban atau gagasan yang luar biasa, yang jarang diberikan oleh orang lain. e. Redefinition yaitu kemampuan memberi arti atau perumusan baru pada objek untuk dapat menggunakannya atau bagian-bagiannya dengan cara-cara yang baru. f. Elaborasi yaitu kemampuan mengembangkan suatu ide, konsep, atau objek. Akbar dkk., Hamzah, 2014: 112 menyebutkan lima ciri berpikir kreatif yang terdiri dari: a. Berpikir lancar 1 Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah. 2 Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. 3 Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. b. Berpikir luwes 1 Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. 2 Melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. 3 Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda. 4 Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. c. Berpikir rasional 1 Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. 2 Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. 3 Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian- bagian atau unsur-unsur. d. Merinci atau mengelaborasi 1 Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. 2 Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158

Hubungan Efikasi Diri dengan Tingkat Kontrol Asma.

0 1 4